Baru-baru ini, pembahasan seputar wayang tengah ramai diperbincangkan karena adanya kontroversi mengenai ceramah Ustadz Khalid Basalamah yang dianggap menyuruh dalang-dalang Indonesia memusnahkan wayang karena bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Pernyataan tersebut sontak menyulut emosi beberapa pihak terkait, geng. Sang pendakwah pun kemudian memberikan klarifikasi bahwasanya ia tak bermaksud menyuruh memusnahkan wayang di Nusantara. Bagaimanapun, salah satu bentuk kesenian tersebut telah menyertai dakwah Islam di Indonesia, geng.
Di masa lalu, Wali Songo yang menyebarkan ajaran agama Islam di Indonesia menjadi sosok yang dihormati dan dikenal oleh masyarakat luas di Tanah Air.
Dalam berdakwah di Tanah Air, Wali Songo menggunakan media atau kesenian yang dipahami oleh masyarakat agar dakwah menjadi lebih mudah diterima. Nah, salah satu alat yang digunakan oleh Wali Songo ialah wayang.
Itulah mengapa, wayang telah menjadi bagian dari dakwah Wali Songo di Indonesia sejak dahulu. Di antara Wali Songo ada tiga yang menggunakan wayang serta gamelan sebagai media untuk menyebarkan Islam.
Siapa sajakah Wali Songo yang memanfaatkan wayang untuk mendakwahkan Islam di Indonesia? Cek, yuk, geng!
Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga menjadi salah satu Wali Songo terkenal yang memakai wayang untuk dakwah ajaran agama Islam. Sunan Kalijaga dikenal dapat memasukkan pengaruh Islam ke dalam tradisi serta budaya Jawa.
Sunan Kalijaga diperkirakan lahir pada 1450 dengan nama asli Santi Kusumo. Nama lain Sunan Kalijaga ialah Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, serta Raden Abdurrahman.
Sunan Kalijaga wafat dan dimakamkan di Desa Kadilangu, dekat kota Demak (Bintara). Ia dikenal toleran pada budaya lokal dan memahami betul kondisi masyarakat dalam penyebaran dakwah Islam.
Berdasarkan usulan Sunan Kalijaga pada 1443, para wali membuat wayang purwa. Adapun bahan untuk membuat wayang ialah kulit kambing.
Selain memakai wayang dalam mendakwah Islam, ia juga menggunakan seni ukir, gamelan, serta seni suara suluk, geng.
Sunan Giri

Penyebaran Islam di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh Sunan Giri, salah satu Wali Songo yang dikenal sebagai pendiri kerajaan Giri Kedaton.
Sunan Giri yang lahir di Blambangan tahun 1442 mendirikan Giri Kedaton sebagai pusat penyebaran agama Islam di Jawa yang pengaruhnya sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi hingga Maluku.
Sunan Giri yang memiliki nama panggilan Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden 'Ainul Yaqin dan Joko Samudro dimakamkan di desa Giri, Kebomas, Gresik.
Karya seni tradisional Jawa yang sering dianggap berhubungan dengan Sunan Giri salah satunya ialah wayang gedog. Wayang gedog mirip dengan wayang purwa yang dibuatnya pada 1485.
Sunan Bonang

Salah satu Wali Songo yang mendakwah Islam dengan menggunakan wayang ialah Sunan Bonang yang lahir pada tahun 1465. Sunan Bonang dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim merupakan putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila.
Pada tahun 1486, Sunan Bonang menciptakan wayang gedog, menggunakan tabuhan rebab, kendang, terbang, angklung, kenong serta keprak untuk mengumandangkan syiar Islam.
Sunan Bonang merupakan dalang yang piawai membius penontonnya dalam pentas pewayangan. Ia mampu menggubah lakon dan memasukkan tafsir-tafsir khas Islam. Salah satunya, kisah perseteruan Pandawa-Kurawa.
Sunan Bonang menjadi kreator gamelan Jawa seperti saat ini, dengan menambahkan instrumen bonang. Ia wafat pada tahun 1525 M, dan saat ini makam aslinya berada di kota Tuban.
Akhir Kata
Nah, begitulah kisah singkat tiga Wali Songo yang menggunakan wayang sebagai sarana untuk berdakwah. Kreativitas mereka dalam memadukan syiar agama dengan kesenian lokal menjadikan dakwah mereka lebih mudah diterima, geng.
Tentunya penggunaan wayang sudah disesuaikan oleh para Wali agar sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Semoga artikel ini menambah pengetahuanmu, ya!
Baca juga artikel seputar News, atau artikel menarik lainnya dari Ahmad Luthfi.