Ternyata Jenggot Meningkatkan Risiko Kena COVID-19! Kenapa?

Sejak kebijakan Work From Home (WFH) diberlakukan, orang-orang jadi bisa bekerja dengan santai dan nggak perlu dandan-dandan, termasuk juga para cowok yang jadi males cukur rambut.

Bukan cuma rambut, banyak juga cowok yang membiarkan brewok atau jenggotnya tumbuh lebat karena nggak harus berangkat kerja ke kantor setiap harinya.

Sebenernya sih itu pilihan pribadi ya, ngab, tapi ternyata para ahli mengatakan bahwa rambut di wajah berpotensi meningkatkan risiko terpapar COVID-19, loh.

Pasalnya, keberadaan jenggot di wajah membuat adanya celah antara kulit dan masker pada wajah.

Dilansir dari Healthline, dokter Anthony M. Rossi, FAAD, seorang dokter kulit bersertifikat dan anggota American Academy of Dermatology mengatakan bahwa janggut yang lebat akan menutupi garis rahang hingga ke leher.

Menurutnya, bagian kulit yang dihiasi oleh rambut lebat ini tidak dapat ditutupi secara sempurna oleh masker sehingga memungkinkan partikel dan aliran udara mengalir di antara kulit wajah dan masker, geng.

Hal itu berarti setiap tetesan yang kamu keluarkan saat berbicara, batuk, atau bersin dapat keluar melalui celah di sekitar masker yang disebabkan oleh jenggot.

Sebaliknya, setiap droplet yang dikeluarkan orang lain juga dapat masuk dengan mudah ke dalam masker kamu.

Siapa yang tahu bahwa tetesan tersebut mengandung virus Corona yang bisa-bisa menginfeksi kamu meski sudah memakai masker, kan?

Jadi Gimana Dong, Kalau Mau Tetap Brewokan?

Seorang dokter kulit bernama Adam Friedmann yang juga adalah rekan dokter Rossi menjelaskan bahwa masalah tersebut memang sering menimbulkan dilema bagi cowok-cowok yang lebih suka tampil brewokan, geng.

Ia kemudian menyarankan solusi lain, yaitu menggunakan masker ganda yang berpotensi mempersempit celah agar menjadi lebih rapat.

Namun, solusi ini dapat menyebabkan tekanan atau ruam di belakang telinga akibat iritasi dan gesekan.

Sementara itu, menurut infografik dari Centers for Disease Control (CDC) Amerika Serikat, ada beberapa model rambut yang memang tidak disarankan karena bisa mengganggu segel respirator atau karena rambut dapat mengganggu katup pernapasan - seperti dimuat Kompas.

Lebih lanjut, CDC juga menghimbau para pria untuk mencukur bersih rambut wajahnya, atau setidaknya memiliki rambut wajah yang tidak melewati garis pemakaian masker sehingga brewok bisa tetap tertutup masker, geng.

Seorang profesor teknik mesin di Purdue University di Indiana, Qingyan Chen mengatakan bahwa jika jenggot masih bisa ditutupi sepenuhnya oleh masker, maka tidak ada masalah memeliharanya.

Namun, jika memang menciptakan celah kecil, Chen menambahkan masker harus dikencangkan dengan erat untuk menutup celah tersebut.

Hmmm, tampaknya kamu harus ikhlas untuk memotong sebagian dari jenggot atau brewokmu demi alasan kesehatan, geng.

Akan tetapi, kamu yang sudah terlanjur cinta dengan rambut di wajah mungkin bisa mencoba membuat masker custom untuk menutupi seluruh jenggotmu dengan rapat seperti foto di bawah ini, geng! Hihihi.