Meski infrared masih banyak digunakan untuk remote control, namun teknologi ini secara pasti mulai tergantikan oleh Bluetooth. Kebayang kan kalo transfer file masih harus menempelkan smartphone seperti eranya infrared dulu? Ribet.
Di balik kecanggihan Bluetooth yang menawarkan keberagaman fungsi, ada yang bertanya-tanya soal keamanannya. Benarkah Bluetoooth aman bagi kesehatan manusia? Berikut penjelasan bahaya Bluetooth bagi kesehatan.
Apakah Bluetooth Berbahaya Bagi Kesehatan?

Seperti halnya teknologi nirkabel lainnya, Bluetooth bekerja dengan memancarkan paparan gelombang atau istilah kerennya radiasi. Sebut saja headset Bluetooth yang terhubung dengan smartphone lewat teknologi Bluetooth. Apaah radiasi dari headset Bluetooth ini akan memicu kanker?
Bluetooth Aman Bagi Kesehatan
Pada tanggal 31 Mei 2011, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa pengguna smartphone secara berlebihan bisa memicu masalah kesehatan. Bahaya ini dipacu oleh cara kerja smartphone yang menangkap gelombang sinyal dari yang jaraknya puluhan mil. Berbeda dengan cara kerja Bluetooth yang hanya bisa bekerja di jarak 100 kaki.

Ada perhitungan Specific Absorption Rate (SAR) yang menolelir berapa banyak radiasi aman diterima bagi tubuh pada frekuensi tertentu. Di Amerika Serikat, batas aman SAR dari smartphone adalah 1,6 watt (energi) per kilogram (berat tubuh pengguna).

Dan tahukah kamu, sebuah studi yang dilakukan oleh William G. Scanlon dari Universitas Queen di Belfast mengungkapkan bahwa besaran SAR yang dihasilkan modul Bluetooth Ericsson hanya 0,001 saja? Jadi jelas Bluetooth aman bagi kesehatan manusia.

Bahkan kita sangat disarankan untuk berkendara menggunakan headset Bluetooth lho. Tujuannya agar jika ada telepon masuk, kita bisa mengangkatnya tanpa harus memainkan smartphone terlebih dahulu. Itulah penjelasan mengenai bahaya Bluetooth bagi kesehatan, bagaimana pendapat kamu?
Baca juga artikel seputar Bluetooth atau artikel dari Epi Kusnara lainnya.