Investasi jangka pendek adalah salah satu jenis investasi yang banyak diminati saat ini. Sebab, investasi ini pada umumnya akan mudah dicairkan.
Investasi merupakan upaya penanaman modal atau uang oleh seseorang maupun perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.
Jika kamu memiliki rencana di masa depan yang akan menghabiskan banyak uang seperti menikah, coba untuk berinvestasi. Nilainya tak berkurang, atau bahkan tambah keuntungan.
Nah, jika kamu tertarik untuk mencoba investasi, kali ini Jaka akan mengulas rekomendasi investasi jangka pendek terbaik di tahun 2021. Simak, yuk!
Apa Itu Investasi Jangka Pendek?
Sebelum mulai ke pembahasan utama, sebaiknya kamu mengetahui terlebih dahulu mengenai investasi jangka pendek dan apa saja jenis di dalamnya.
Ada dua jenis investasi, yakni investasi jangka panjang dan investasi jangka pendek. Investasi jangka panjang biasanya lebih dari 10 tahun. Sedangkan jangka pendek hanya butuh 1 sampai 12 bulan.
Jadi kalau kamu butuh dana untuk beberapa bulan ke depan, pilih investasi jangka pendek. Sebab, kamu bisa lebih cepat mendapatkan uang dan keuntungan dari investasi tersebut.
Karena waktunya yang pendek, kamu harus pintar dalam memilih bidang investasi yang sekiranya tidak terlalu berisiko dan tidak terlalu fluktuatif.
Ada beberapa pilihan terbaik untuk kamu, terkhusus yang punya gaji kecil, jika ingin mencoba investasi jangka pendek. Baca selengkapnya di bawah ini, ya!
1. Deposito

Deposito mirip dengan tabungan biasa, tapi kamu tidak bisa mengambil saldonya semaumu. Uang hanya bisa diambil setelah jangka waktu deposit selesai, mulai dari 1 tahun sampai 5 tahun.
Selama masa deposit, kamu akan mendapat bunga dari bank dan besarannya berbeda tergantung di bank mana kamu berinvestasi. Risiko kerugiannya pun merupakan yang terkecil.
Coba cari tahu program deposito di beberapa bank, lalu pertimbangkan jumlah keuntungan yang ditawarkan. Pastikan juga kamu tahu cara menghitung bunga deposito, ya!
Keuntungan | Kerugian |
---|---|
Kemanan terjamin | Tergerus inflasi |
Risiko yang rendah | Keuntungan tidak tinggi |
Pendapatan per tenor | Kita tak terlibat dalam pengelolaan |
2. Peer to Peer Lending (P2P)

Peer to peer lending sama seperti meminjamkan uang ke orang lain. Tapi transaksi ini harus melalui lembaga kuangan perantara sehingga keamannya terjamin.
Imbal hasil dari transaksi P2P biasanya bisa lebih besar daripada bunga deposito. P2P ini juga memiliki masa tenor seperti deposito, mulai dari 1 hingga 12 bulan.
Tapi, karena P2P tidak memiliki lembaga resminya seperti koperasi, jadi kamu harus pintar memilih lembaga perantara. Kamu juga bisa mencoba aplikasi P2P terpercaya.
Untuk melihat beberapa lembaga P2P yang sudah terdaftar, kamu bisa melihat di situs Resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Keuntungan | Kerugian |
---|---|
Terdaftar di OJK | Tidak bisa tarik dana di tengah masa tenor |
Memberi akses pinjaman dengan mudah | Ada risiko peminjam tidak bisa bayar |
Diversifikasi investasi | |
Membantu pertumbuhan UKM |
3. Reksa Dana Pasar Uang (RDPU)

Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) cocok untuk kamu yang ingin belajar saham. Proses melakukannya mudah, cukup kumpulkan dana lalu serahkan pada perusahaan reksadana.
Perusahaan ini akan berperan sebagai manajer investasi (MI) dana kamu. MI inilah yang kemudian akan mengolah perputaran investasi uang kamu.
Dengan begitu, kamu hanya perlu menunggu laporan dan menerima penghasilan. RDPU ini menjadi investasi reksa dana paling aman dibanding reksa dana yang lain.
Tapi, hasilnya tidak sebesar investasi lain. Sesuai dengan istilah, semakin besar risiko maka semakin besar keuntungan. Tertarik untuk mencoba?
Keuntungan | Kerugian |
---|---|
Lebih menjanjikan ketimbang deposito | Berisiko |
Jumlah minimum investasi rendah | Keuntungan tidak pasti |
Tidak ada jangka waktu | |
Dana bisa diambil kapan saja |
4. Obligasi Negara Ritel (ORI)

Obligasi Negara Ritel (ORI) pada dasarnya merupakan surat utang yang dikeluarkan pemerintah. Pemerintah juga menjamin risiko sangat rendah pada investasi ini.
Meski risikonya rendah, jumlah minimal investasi ORI terbilang cukup besar, loh! Batas minimal pembelian ORI biasanya mulai dari Rp3 juta dengan tenor 3 tahun.
Meski tenor investasi obligasi cukup panjang, kamu bisa memilih untuk memegangnya sampai jatuh tempo (hold to maturity), atau menjualnya ke pasar sekunder dan mendapatkan capital gain.
Keuntungan | Kerugian |
---|---|
Semakin lama waktunya, imbal hasil yang diperoleh semakin besar | Jumlah minimum investasi cukup besar |
Tingkat risiko rendah | Penerbit obligasi memiliki risiko gagal bayar |
Bunga kupon/obligasi lebih tinggi dari bunga deposito | Sulit dijual apalagi ketika dalam tempo obligasi yang masih singkat |
5. Saham

Sebenarnya, saham tidak jauh beda dengan obligasi. Salah satu perbedaan saham dan obligasi terletak pada sisi keuntungan dan sumber keuntungan.
Saham sendiri sebenarnya termasuk investasi jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendek umumnya banyak yang menggunakan trading.
Imbal hasil yang diperoleh juga biasanya lebih besar dibanding instrumen investasi lainnya, tapi tingkat risikonya pun tentu lebih tinggi.
Untuk itu, pilih saham yang tergabung dalam indeks IDX30 atau LQ45 yang sudah terjamin aman dan memiliki reputasi baik. Kamu juga bisa mencari tahu lewat aplikasi saham online.
Keuntungan | Kerugian |
---|---|
Keuntungan dinamis tergantung perkembangan harga saham | Capital loss yang biasa dialami pertama kali oleh pemegang saham |
Mudah dijual kapan pun di pasar saham | Tingkat risiko tinggi |
Dividen diberikan secara tunai untuk pemilik saham | Saham bisa terkena suspend oleh bursa efek |
Nilai saham bisa meningkat seiring bertambahnya laba perusahaan |
Akhir Kata
Nah, itu tadi rekomendasi 5 investasi jangka pendek untuk kamu yang bergaji kecil atau baru mulai belajar cara berinvestasi.
Kalau ingin memulai investasi jangan lupa untuk survey dan cari tahu informasi lebih dulu. Jadi, kamu bisa tahu mana yang sesuai dengan kebutuhan kamu. Semoga bermanfaat!
Baca juga artikel seputar Investasi atau artikel menarik lainnya dari Chaeroni Fitri.