Siapa sih yang nggak suka game? Industri video game saat ini telah menjadi fenomena global bahkan tersedia lebih dari 1.2 miliar gamer di dunia yang membuat penjualan video game diperkirakan mencapai 100 milyar dolar pertahun. Nggak usah diganti ke rupiah deh karena 0-nya bakal banyak banget. Ya kalo kamu maksa hasilnya sekitar 1.449.200.000.000.000.000 rupiah. Tapi tahu nggak sih main game bikin kamu pintar? Ini buktinya!
Game sering dijadikan kambing hitam penyebab kekerasan dan kecanduan yang berlebih, namun penelitian selama tiga puluh tahun ini gagal membuktikan hal ini di antara para peneliti. Bahkan beberapa peneliti menemukan kenaikan kecerdasan otak 4% pada gamer setelah memainkan game dengan genre violent atau kekerasan.
Terdapat bukti-bukti yang menunjukkan video game dapat memengaruhi perkembangan otak. Kelompok penelitian lain menyebutkan bahwa ada faktor lain seperti latar belakang keluarga, kesehatan mental, atau lebih simpelnya berjenis kelamin laki-laki membuatnya lebih signifikan dalam menentukan tingkat agresi.
Hingga saat ini science masih gagal untuk menemukan hubungan sebab akibat antara video game dan tindakan kekerasan di dunia nyata. Dalam artikel ini dijelaskan dengan bermain game, gamer pun bisa mendapatkan keuntungan seperti:
- Kemampuan Motorik
- Kemampuan Visual
- Pertumbuhan Otak
- Tetap Tajam dan Cerdik
4 Game yang Terbukti Membuat Pemainnya Lebih Pintar
1. Underground
Dr Henk ten Cate Hoedemaker adalah orang yang menciptakan Underground. Ia menjelaskan bagaimana game ini dapat membantu melatih ahli bedah keyhole (bedah operasi yang membuat sebuah lubang yang sangat kecil di tubuh pasien untuk meraih organ di dalamnya). Game Underground dirancang untuk mengasah keterampilah profesi ahli bedah keyhole.
Dalam permainan, pemain harus membimbing anak dan robot hewan peliharaan keluar dari tambang. Pemain harus bisa menggunakan pengendali yang meniru alat yang digunakan dalam operasi. Kenyataannya, mereka yang terampil dalam game ini juga melakukan hasil yang lebih baik dalam tes keterampilan bedah mereka.
2. Super Mario 64 DS
Profesor Simone Kuhn juga meneliti efek dari video game pada otak. Dalam satu studi di Max-Planck Institute of Human Development, Ia menggunakan teknologi fMRI (functional MRI) untuk mempelajari otak dari subjek relawan saat mereka bermain Super Mario 64 DS selama dua bulan. Yang paling mengagumkan adalah Ia menemukan bahwa tiga area otak telah tumbuh, yakni prefrontal cortex, right hippocampus, dan cerebellum (otak kecil).
Semua bagian otak tersebut terlibat dalam navigasi dan kontrol motorik halus. Visual layout game ini memiliki khas pada tampilan 3D di bagian atas dan tampilan 2D di bagian bawah. Prof Kuhn percaya bahwa mengarahkan secara bersamaan dengan cara yang berbeda bisa merangsang pertumbuhan otak.
3. Neuroracer
Profesor Adam Gazzaley dan tim desainer video game telah menciptakan sebuah game yang berbeda dengan game lainnya, Neuroracer. Game ini ditujukan untuk lansia dan pensiunan. Prof Gazzaley percaya pensiunan dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk multitasking jika mereka bermain video game yang tepat.
Profesor Gazzaley menemukan lansia telah meningkatkan kinerja mereka begitu banyak. Bahkan mereka mengalahkan remaja berumur 20 tahun yang bermain untuk pertama kalinya. Gazzaley juga mengukur perbaikan dalam memori dan rentang perhatian mereka bekerja. Pemain Neuroracer harus mengarahkan kendaraan dan bereaksi terhadap tanda-tanda yang berbeda pada saat yang sama.
Profesor Gazzaley pun percaya bahwa umat manusia baru saja mulai memanfaatkan potensi game. "Saya tertarik dengan gagasan bahwa di masa depan psikiater atau ahli saraf mungkin mengeluarkan gadget ketimbang meresepkan obat untuk menuliskan berapa kali tablet game diperlukan dalam jangka waktu dua bulan, serta menggunakan sebagai terapi dan obat digital," ujarnya.
4. Sonic the Hedgehog
Untuk menguji apakah mungkin game off-the-shelf membawa manfaat yang sama dengan pemain yang susah berumur, Horizon BBC merekrut sekelompok kecil relawan berumur tua dari kompleks perumahan pensiunan di Glasgow. Mereka belajar untuk memainkan karting game populer, Sonic the Hedgehog dengan jangka waktu sampai sekitar 15 jam setiap hari selama lima minggu.
Working memory dan attention spans dari masing-masing relawan diuji sebelum dan sesudah penelitian ini. Rata-rata, kedua nilai tersebut meningkat sekitar 30%. Meskipun ini hanya sebuah tes kecil, diyakini studi ilmiah yang lebih besar akan terus ada untuk mengeksplorasi efek dari bermain video game.
Selain 4 game di atas, Profesor University of Geneva, Daphne Bavelier telah membandingkan kemampuan visual gamer dan non-gamer. Dalam satu tes, subyek harus mencoba untuk melacak posisi beberapa objek bergerak. Dia menemukan bukti bahwa orang yang bermain video game dengan genre Action mendapat hasil lebih baik daripada mereka yang tidak.
Jadi, menurut para gamer sendiri penelitian ini terbukti di diri kalian nggak sih? Tolong tulis komentar kalian tentang pentingnya aktifitas bermain game di kehidupan kalian masing-masing pada kolom komentar di bawah ini ya.
[gamesterkait]super-mario-3-mario-forever,sonic-3d-robo-blast-ii,harvest-moon-back-to-nature,living-after-war-online[/gamesterkait]