7 Kontroversi Terbesar yang Menyerang Studio Game, Karyawannya Menderita Semua?

Ditulis oleh Ayu Pratiwi - Wednesday, 13 November 2019, 14:00
Game yang berkualitas nggak bisa jadi jaminan kalau perusahaan yang membuatnya juga berkualitas. Buktinya, ketujuh studio game ini sempat tersandung kontroversi yang menghebohkan

Video game merupakan industri paling menjanjikan di masa kini. Perkembangan game yang semakin masif membuat perusahaan game berlomba-lomba menghasilkan game.

Dalam satu tahun, sebuah perusahaan game bisa membuat lebih dari 1 judul game. Karyawan perusahaan game pun menjadi korban keserakahan perusahaan.

Bekerja di perusahaan game memang nggak seenak yang kamu pikirkan selama ini. Banyak banget hak karyawan yang dirampas demi menyenangkan konsumen.

7 Kontroversi Terbesar yang Menyerang Studio Game

Nggak cuma game saja yang menghasilkan kontroversi, perusahaan game juga nggak jarang terserang kontroversi bahkan hingga merambah ke ranah hukum.

Dari mulai lingkungan kerja yang nggak kondusif, lembur tanpa dibayar, hingga PHK massal pernah menyerang perusahaan game.

Dalam artikel ini, Jaka bakal membahas mengenai 7 kontroversi terbesar yang pernah menyerang studio game terkenal. Check it out!

1. Konami vs Hideo Kojima

Tahun 2015 merupakan tahun yang sangat buruk untuk Konami. Pada tahun ini, reputasi Konami hancur seketika setelah beragam masalah menimpa perusahaan tersebut.

ADVERTISEMENT

Mulai dari bocornya informasi mengenai karyawan Konami yang bekerja dengan diawasi kamera pengintai, akses internet yang dibatasi, dan banyak hal lainnya.

Kasus yang paling terkenal adalah pemecatan Hideo Kojima, director franchise terbesar Konami, Metal Gear Series. Perselisihan Konami dan Kojima membuat Konami berusaha menghilangkan semua jejak Kojima.

Puncaknya ketika Kojima dilarang menghadiri penghargaan game terbaik 2015 yang dimenangkan oleh Metal Gear Solid 5, yang notabene adalah darah dan keringat Kojima.

Untungnya, saat ini Kojima sudah mendirikan perusahaannya sendiri, Kojima Productions, dan menciptakan game yang sudah lama kita nanti, yakni Death Stranding.

2. Kebangkrutan Mendadak Telltale Games

Telltale Games merupakan studio game yang berfokus menciptakan game episodik dengan fokus naratif yang kuat. Meskipun banyak game-nya yang sukses, sayangnya perusahaan ini mengalami kebangkrutan.

Telltale yang cuma mengandalkan investor dan manajemen yang buruk membuat perusahaan ini bangkrut seketika ketika 2 investor pergi secara mendadak dari Telltale.

Hasilnya, 250 karyawan Telltale Games dipecat, beberapa bahkan nggak mendapatkan pesangon. Meskipun Telltale kini sudah bangkit kembali, namun kontroversi ini nggak bisa dilupakan.

3. PHK Massal Activision Blizzard

Dalam teorinya, kesuksesan perusahaan juga adalah kesuksesan bagi karyawannya. Namun, hal tersebut nggak berlaku untuk karyawan di Activision Blizzard.

Pada rapat pemegang saham Februari 2019 lalu, Activision Blizzard berhasil mencetak rekor penjualan pada kuartal tersebut.

Namun, di hari yang sama, Activision Blizzard juga mem-PHK 800 orang atau sekitar 8% karyawan mereka. Hal ini tentu membuat semua orang menjadi marah.

Banyak orang yang menganggap bahwa Blizzard adalah perusahaan yang serakah dan nggak tahu terima kasih. Blizzard memang nggak jauh dari kontroversi, sih.

4. Riot Games yang Seksis

Riot Games adalah pembuat game MOBA, League of Legends yang terkenal dengan pemainnya yang toxic. Nggak cuma pemainnya, ternyata lingkungan kerjanya juga toxic.

Salah satu hal yang paling umum terjadi adalah perlakuan seksis kepada karyawan-karyawan wanita. Banyak karyawan yang melaporkan tindakan ini ke pengadilan.

Sekitar 150 karyawan lain juga ikut aksi solidaritas dengan melakukan walkout dari perusahaan. Untungnya, hal ini sedikit demi sedikit sudah dibereskan oleh Riot Games.

5. Surat Istri Developer EA

Crunch merupakan istilah yang digunakan dalam industri game untuk lembur berhari-hari tanpa dibayar dan tanpa istirahat. Hal ini sering banget terjadi, apalagi ketika menjelang masa rilis game.

Sebuah surat yang dikirimkan oleh istri seorang developer di EA kepada situs LiveJournal tahun 2004 mengatakan bahwa developer EA dipaksa bekerja 12 jam sehari dan 7 hari seminggu tanpa dibayar.

Mereka hanya boleh beristirahat apabila memiliki "kelakuan baik". Surat tulisan Erin Hoffman ini menjadi viral dan berubah menjadi tuntutan hukum.

Si penggugat akhirnya memenangkan uang sebesar US$ 15 juta sebagai ganti rugi lembur dari perusahaan EA. Wah, kaya mendadak, geng!

6. Mass Effect Andromeda Gagal Total

Kalau kamu adalah penggemar setia Mass Effect series kreasi Bioware, pasti kamu kecewa banget dengan Mass Effect Andromeda.

Pasalnya, sekuel yang sudah dinanti-nanti selama ini malah flop. Banyaknya bug dan gameplay yang buruk bikin game ini rugi besar.

Meskipun masa pengembangan game memakan waktu hingga 5 tahun, namun proses produksi hanya berjalan selama 18 bulan. Kurangnya tenaga membuat karyawan anak perusahaan EA ini terpaksa lembur.

Saking kepengennya EA dan Bioware menghasilkan uang, mereka merilis game yang belum selesai kepada publik. Keserakahan merupakan salah satu alasan terbesar kenapa EA dibenci.

7. Lingkungan Kerja Quantic Dream yang Toxic

Salah satu alasan kenapa bekerja di perusahaan game itu nggak enak adalah lingkungan kerjanya yang toxic banget. Seenggaknya, begitulah yang terjadi di Quantic Dream.

Meskipun studio ini menghasilkan game berkualitas tinggi seperti Detroit: Become Human dan Heavy Rain. Sayangnya perusahaan ini nggak bisa menciptakan lingkungan kerja yang berkualias.

Menurut laporan investigasi, tindakan seksis dan rasis kepada sesama karyawan serta lembur tanpa bayaran sudah seperti hal biasa di sana. Kacau banget, deh!

Akhir Kata

Demikian artikel Jaka mengenai 7 kontroversi terbesar yang pernah menyerang studio game terkenal. Membacanya saja sudah bikin kesal ya, geng.

Sampai jumpa di artikel Jaka selanjutnya, yah! Ciao!

Baca juga artikel seputar Perusahaan Game atau artikel menarik lainnya dari Prameswara Padmanaba

ARTIKEL TERKAIT
Kembali Keatas