Siapa yang bilang semakin besar keluarga tak ada yang rukun? Buktikan sendiri dengan melongok kehidupan Umar Kei. Sebuah cerita epik tentang pria asal Maluku Utara ini, bukan hanya memiliki tiga istri, tapi juga merawat 24 buah hati, dan tetap menjaga keharmonisan hidup bersama.
Dalam lingkungan masyarakat yang seringkali skeptis terhadap poligami, Umar Kei tampil mengejutkan. Dengan tiga istri dan dua puluh empat anak, dia berhasil membina rumah tangga yang adil dan bahagia. Tidak ada drama, tidak ada pertengkaran; hanya cinta dan perhatian yang tulus dari seorang ayah dan suami.
Hidup di komunitas mewah, Kei menyediakan masing-masing istrinya dengan rumah sendiri untuk tinggal. Dia tidak hanya menjaga keadilan di antara istrinya, tetapi juga selalu berusaha untuk memperlakukan anak-anaknya secara adil, terutama dalam hal pendidikan.
Anak-anak Kei diberi kebebasan untuk memilih sekolah mereka sendiri. Kebebasan ini telah menciptakan anak-anak yang mandiri dan berinisiatif, yang seringkali tak ingin membebani ayah mereka, termasuk dalam hal menerima rapor sekolah.
"Mereka saling paham, jadi ada terima rapot bersamaan, tapi mereka atur sendiri. Mereka tidak mau membuat saya repot, mereka tidak mau saya jadi timbang-menimbang, atau beban," kata Kei.
"Tidak pernah ada keluh datang mereka berantem. Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada keluhan," ujarnya.
Tak hanya itu, Kei juga berusaha untuk memperlakukan anak-anaknya dengan adil ketika membeli barang. Jika salah satu anaknya meminta sesuatu, dia akan membeli untuk semua anaknya, bahkan ketika anaknya tidak meminta.
Jika ada yang ingin makan pizza, dia akan membelikan pizza untuk semua anaknya. Jika ada yang ingin membeli sepatu, dia akan membelikan sepatu untuk semua anaknya.
Pada akhirnya, kisah Umar Kei bukan hanya tentang seorang pria dengan tiga istri dan dua puluh empat anak. Ini adalah tentang bagaimana seseorang bisa menjadi ayah dan suami yang adil dan penyayang, terutama saat memilih untuk berpoligami.