Seorang tukang sampah asal London, Inggris, bernama Wilbur Ramirez dibuat terkejut ketika mencoba bekerja sebagai tukang sampah di Jakarta, Indonesia.
Pengalaman ini ia dapatkan saat mengikuti sebuah program dokumenter BBC berjudul Toughest Place to be a Binman pada 2012.
Selama 10 hari, Wilbur merasakan perbedaan yang sangat mencolok antara menjadi tukang sampah di London dan di Jakarta, yang membuatnya terharu dan syok.
Di London, pekerjaan Wilbur sebagai tukang sampah tergolong nyaman. Ia menggunakan truk sampah untuk mengangkut limbah dari 1.600 rumah setiap hari.
Selain itu, warga di London juga sudah terbiasa memisahkan sampah rumah tangga mereka, sehingga pekerjaan Wilbur lebih mudah.
Upah yang diterima Wilbur juga tergolong tinggi, setara dengan pekerja kantoran, dan kehidupannya terjamin.
Namun, situasi ini berbeda jauh dari kondisi Imam Syafi, seorang tukang sampah di Jakarta. Imam hanya menggunakan gerobak untuk mengangkut sampah dan harus bekerja di tengah keterbatasan fasilitas.
Truk pengangkut sampah di Jakarta tidak selalu datang setiap hari, sehingga sampah seringkali menumpuk di sekitar area tempat tinggal.
Selama 10 hari bekerja bersama Imam, Wilbur menyaksikan langsung betapa beratnya pekerjaan ini.
Kehidupan Imam juga penuh dengan keterbatasan, yang membuat Wilbur terenyuh dan menangis saat melihatnya.
Pengalaman bekerja sebagai tukang sampah di Jakarta membuat Wilbur sadar akan kondisi pekerja kebersihan di Indonesia yang jauh dari kata layak.
Ketika kembali ke London, Wilbur bahkan berinisiatif menggalang dana untuk membantu para tukang sampah di Jakarta.
Kisah ini tidak hanya viral di Indonesia, tetapi juga menarik perhatian masyarakat internasional, termasuk dari Inggris, Brussel, dan Amerika Serikat, yang menonton dokumenter tersebut melalui platform BBC iPlayer.
Tayangan ini kemudian menjadi topik perbincangan di media sosial, dengan banyak warganet Indonesia yang merasa prihatin terhadap nasib tukang sampah di tanah air.
Mereka mempertanyakan peran pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja kebersihan.
Komentar warganet seperti, "Diluar negeri pekerjaan apapun dihargai, di Indonesia pekerjaan receh selalu diremehkan".
"Di sini yang dijadikan prestasi itu korupsi, bukan kesejahteraan masyarakat," mencerminkan ketidakpuasan mereka terhadap kondisi sosial dan ekonomi yang terjadi di Indonesia.