Sudah Tahu Macet Terus, Mengapa Masyarakat Tetap Berbondong-bondong Liburan ke Puncak?

Ditulis oleh Ayu Kusumaning Dewi - Tuesday, 17 September 2024, 10:15
Hebat banget orang-orang yang masih pada 'ngeyel' ke Puncak walau udah tau bakal kejebak macet. Semangat ya hari ini kerjanya! Wkwkwk 🫠

Puncak, kawasan wisata populer di Bogor, Jawa Barat, terus menjadi magnet bagi wisatawan meski terkenal dengan kemacetan parahnya. Fenomena ini memunculkan pertanyaan: Mengapa orang-orang tetap nekat berlibur ke Puncak?

BACA JUGA
  • Fakta Menarik Moo Deng: Bayi Kuda Nil Viral dari Thailand, Ternyata Hobi Gigit?
  • Hari Tanpa Bayangan Bakal Datangi Indonesia Lagi, Apakah Berbahaya?
  • Studi: 45% Wanita Diprediksi Pilih Melajang dan Tak Punya Anak di Tahun 2030

Jawabannya ternyata sederhana namun beragam. Pesona alam Puncak yang memikat menjadi alasan utama. Udara sejuk dan pemandangan indah menawarkan 'healing' bagi warga Jabodetabek yang penat dengan hiruk-pikuk kota. Di musim hujan, kabut yang menyelimuti kawasan ini menambah suasana syahdu yang sulit ditolak.

Jarak yang terjangkau juga menjadi daya tarik tersendiri. Dengan waktu tempuh sekitar 2 jam dari Jabodetabek, Puncak menjadi pilihan praktis dibandingkan Bandung yang membutuhkan waktu lebih lama. Kedekatan geografis ini membuat Puncak tetap menjadi primadona bagi mereka yang ingin kabur sejenak dari rutinitas.

Perkara Bau Ketiak Bikin Kantong Bolong, Wanita Ini Terpaksa Bayar Rp4 Juta Untuk Gaun Pengantin Yang Ia Coba
Kalo mau fitting baju, pastiin udah pake deodorant dan nggak bau ketek ya, biar nggak tiba-tiba ditagih kayak gini!
LIHAT ARTIKEL

Beragamnya destinasi wisata di Puncak semakin menambah daya pikatnya. Dari arung jeram, pemandian air panas, air terjun, hingga hiking, Puncak menawarkan aktivitas untuk berbagai selera. Belum lagi kuliner khas dan penginapan estetik dengan harga bervariasi yang membuat pengunjung betah berlama-lama.

Namun, di balik pesona ini, kemacetan tetap menjadi momok yang menghantui. Ironisnya, banyak wisatawan yang sudah mengantisipasi kemacetan ini namun tetap nekad berangkat. Kurangnya alternatif wisata yang sebanding menjadi alasan utama. Bagi sebagian orang, Puncak tetap menjadi pilihan terbaik meski harus berhadapan dengan kemacetan.

Heboh Gigi Kucing Peliharaan Dipasang Behel Demi Kesehatan Mulut, Emang Boleh??
Duh ... lama-lama biaya miara kucing sama aja kayak ngerawat diri sendiri. Sehat-sehat ya, para babu 😇
LIHAT ARTIKEL

Sayangnya, kemacetan ini tidak selalu berakhir baik. Pada libur panjang 14-16 September 2024, seorang wisatawan bernama Nimih (56) dari Cipayung, Jakarta Timur, meninggal dunia setelah terjebak macet selama 9 jam di Jalur Puncak. Kejadian ini menjadi pengingat keras akan bahaya yang mengintai di balik kemacetan.

Menyikapi situasi ini, pihak kepolisian telah mengimbau masyarakat untuk mencari alternatif lokasi wisata lain. Pada momen libur panjang tersebut, Puncak bahkan ditutup untuk mengurai kemacetan. Namun, imbauan ini tampaknya belum cukup untuk menghalau niat wisatawan yang sudah terlanjur jatuh hati pada pesona Puncak.

Kawanan Laba-Laba Hitam Sering Nongol Di Permukaan Mars, NASA Jelaskan Alasannya
Ini serius kita keduluan laba-laba buat pindah ke Mars, geng?? Bener-bener di luar nurul! 🕷️🕸️
LIHAT ARTIKEL

Fenomena ini menunjukkan bahwa daya tarik Puncak masih sangat kuat di mata wisatawan. Kombinasi keindahan alam, kedekatan geografis, dan beragamnya aktivitas wisata membuat orang-orang rela berkorban waktu dan kenyamanan demi menikmati liburan di sana.

ADVERTISEMENT

Meski kemacetan tetap menjadi tantangan besar, tampaknya Puncak akan terus menjadi primadona wisata bagi warga Jabodetabek untuk waktu yang cukup lama.

BACA JUGA
  • Apa Itu Awan Tsunami, Fenomena yang Biasanya Terjadi saat Musim Pancaroba
  • Viral Wanita Kamboja 21 Tahun Nikahi Bocah 14 Tahun, Malah Dapat Dukungan Penuh dari Keluarga
  • Bukannya Takut, Nenek 84 Tahun Malah Tinju Buaya Gegara Diserang saat Jalan-jalan: Ending-nya Lolos dari Maut
Kembali Keatas