Peringatan HUT RI ke-79 baru saja usai digelar di Ibu Kota Negara (IKN), mengingatkan kembali pada peran penting Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dalam upacara kenegaraan. Di tengah sorotan terhadap para pemuda pilihan yang bertugas mengibarkan duplikat bendera pusaka, terungkap kisah menarik tentang salah satu tokoh negara yang pernah menjadi bagian dari Paskibraka.
Megawati Soekarnoputri, yang kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia kelima, ternyata pernah bertugas sebagai anggota Paskibraka pada peringatan HUT RI ke-19 tahun 1964. Saat itu, Megawati yang baru berusia 17 tahun, tampil di Istana Merdeka dalam peran yang sangat istimewa.
Dalam upacara tersebut, Megawati tidak hanya menjadi anggota biasa. Ia terpilih sebagai pembawa baki yang mengangkat bendera pusaka asli - bendera yang dijahit oleh ibunya sendiri, Fatmawati. Momen bersejarah ini berlangsung di bawah pimpinan upacara Presiden Soekarno, ayahnya sendiri.
Foto-foto Megawati muda sebagai anggota Paskibraka kembali viral di media sosial, menarik perhatian netizen dengan penampilannya yang natural. Dalam gambar tersebut, Megawati tampak cantik dengan rambut panjang yang dikepang dan alis tipis tanpa riasan berlebihan, mencerminkan gaya kecantikan alami era 1960-an.
Dalam sebuah wawancara yang diunggah di kanal YouTube SCTV, Megawati berbagi cerita menarik tentang pengalamannya. Ia mengungkapkan bahwa saat itu, ayahnya melarangnya untuk memotong rambut.
Menanggapi hal tersebut, Megawati dengan jenaka berkata, "Jadi saya bilang sama beliau, bilang itu sama yang komandan mau diapakan rambut saya."
Kisah Megawati ini menjadi pengingat bahwa Paskibraka bukan hanya sekadar kelompok pembawa bendera, tetapi juga wadah yang telah melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa. Pengalaman Megawati sebagai anggota Paskibraka mungkin menjadi salah satu momen penting yang membentuk jiwa kepemimpinannya di masa depan.
Peran Paskibraka dalam upacara kenegaraan tetap menjadi tradisi yang dihormati hingga saat ini. Setiap tahun, putra-putri terbaik bangsa dari berbagai daerah di Indonesia dipilih dan dilatih intensif untuk mengemban tugas mulia ini. Mereka tidak hanya mewakili daerah asal mereka, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan kebanggaan nasional.