Geger Lubang Raksasa 60 Kali Bumi Muncul di Matahari, Kiamat Makin Dekat?

Ditulis oleh Jaka Gledek - Tuesday, 12 December 2023, 09:31
Lubang raksasa sebesar 60 kali Bumi muncul di Matahari, menciptakan kehebohan di kalangan para ahli. Apakah ini tanda kiamat?

Kamu pasti tidak akan percaya dengan apa yang baru saja terjadi di dekat ekuator Matahari! Sebuah lubang gelap dengan lebar 60 kali bumi tiba-tiba muncul di tengah matahari. Fenonema alam ini pun sukses menggemparkan kalangan ahli astronomi. Ada apa sebenarnya?

Menurut ilmu astronomis, lubang raksasa yang muncul ini dikenal sebagai lubang koronal. Lubang tersebut mampu melepaskan sejumlah aliran radiasi yang sangat cepat dan langsung menuju bumi. Aliran tersebut dikenal juga dengan nama "angin matahari".

Menurut laporan dari Live Science pada Rabu (6/12/2023), lubang koronal baru ini terbentuk di dekat ekuator Matahari pada 2 Desember dan dengan cepat mencapai lebar maksimum sekitar 800.000 kilometer dalam waktu hanya 24 jam.

Lubang koronal tampak sebagai bercak gelap karena lebih dingin dan kurang padat dibandingkan plasma di sekitarnya. Hal ini serupa dengan penyebab bintik matahari tampak berwarna hitam, hanya saja, lubang koronal tidak terlihat kecuali dalam sinar ultraviolet.

Lebih lanjut para ahli mengungkap bahwa angin matahari lah yang sepatutnya perlu diwaspadai. Aliran radiasi yang cepat ini seringkali memicu gangguan pada perisai magnet bumi yang dikenal sebagai badan geomagnetik. Belum lama ini, lubang koronal sebelumnya yang muncul pada Maret lalu memuntahkan badai geomagnetik paling kuat yang menghantam bumi dalam lebih dari enam tahun terakhir.

Para ahli awalnya memperkirakan lubang raksasa terbaru dapat memicu badai geomagnetik moderat (G2) yang dapat memicu pemadaman radio dan tampilan aurora yang kuat selama beberapa saat. Namun, untungnya, intensitas angin Matahari ternyata kurang dari yang diperkirakan sehingga badai yang dihasilkan sejauh ini bersifat lemah (G1).

Lalu berapa lama lubang koronal ini akan bertahan di matahari? Lubang koronal sebelumnya telah bertahan lebih dari satu kali rotasi matahari (27 hari) di masa lalu. Fenomena ini tentu saja akan terus dipantau dengan seksama oleh para ilmuwan, karena dampaknya bisa sangat signifikan bagi bumi.

Kembali Keatas