Planet Mars menyimpan banyak keajaiban, salah satunya adalah fenomena "laba-laba" yang muncul di permukaan planetnya. Meskipun bukan makhluk hidup sungguhan, formasi ini telah lama memancing rasa ingin tahu para ilmuwan.
Fenomena yang dikenal sebagai "araneiforms" ini hanya muncul di wilayah kutub selatan Mars setiap musim semi planet merah tersebut. Bentuknya menyerupai laba-laba dengan kaki-kaki panjang yang seolah-olah merayap di antara bukit-bukit pasir kemerahan.
Sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Lauren Mc Keown dari NASA's Jet Propulsion Laboratory berhasil memecahkan misteri ini. Mereka berhasil mereproduksi fenomena tersebut dalam skala laboratorium, memberikan wawasan baru tentang proses pembentukan lanskap asing Mars.
Kunci dari fenomena ini terletak pada perilaku unik karbon dioksida di Mars. Berbeda dengan di Bumi, suhu Mars yang sangat dingin menyebabkan CO2 membeku menjadi es kering. Yang menarik, CO2 tidak memiliki bentuk cair dan langsung berubah dari padat ke gas melalui proses sublimasi.
Proses pembentukan "laba-laba Mars" dijelaskan dalam model Kieffer, dinamai sesuai nama geofisikawan Hugh Kieffer. Selama musim dingin Mars, CO2 dari atmosfer membeku di permukaan. Ketika musim semi tiba, es CO2 mulai menyublim dari bagian bawah.
Gas yang terbentuk terperangkap di bawah lapisan es, menciptakan tekanan yang terus meningkat hingga akhirnya memecahkan es. Gas CO2 kemudian menyembur keluar, membawa material debu Mars. Setelah semua es menghilang, tersisa "bekas luka" berbentuk laba-laba di permukaan.
Untuk membuktikan teori ini, tim peneliti menggunakan alat simulasi khusus bernama DUSTIE (Dirty Under-vacuum Simulation Testbed for Icy Environments). Alat ini mampu mereplikasi suhu dan tekanan atmosfer Mars. Setelah berbagai percobaan, tim akhirnya berhasil menciptakan bentuk menyerupai laba-laba dalam skala mini. Namun, ada sedikit kejutan: es CO2 ternyata terbentuk di dalam lapisan debu, bukan di atasnya seperti yang diduga sebelumnya.
Penemuan ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut tentang berbagai fitur musiman di permukaan Mars. Mc Keown dan timnya berharap dapat menyempurnakan eksperimen mereka untuk memahami lebih detail proses pembentukan fenomena unik ini.