Kushal Kumar, peramal asal India yang dijuluki 'New Nostradamus', kembali menjadi sorotan publik setelah meramalkan kiamat akan terjadi pada 10 Agustus 2024. Ramalan ini muncul setelah prediksi sebelumnya yang menyebutkan kiamat akan terjadi pada 29 Juni 2024 tidak terbukti.
Kumar, yang dikenal karena ramalan-ramalannya tentang peningkatan ketegangan di berbagai wilayah seperti konflik Hamas-Israel, NATO-Rusia, China-Taiwan, serta Korea Utara-Korea Selatan, menggunakan bagan astrologi Veda yang berakar pada budaya Hindu untuk membuat prediksinya. Metode ini melibatkan pengamatan penyelarasan planet dan bintang untuk menentukan tanggal pasti terjadinya konflik global.
Meskipun mengklaim menggunakan metode astrologi, ramalan Kumar tidak banyak dipercaya dan justru menjadi bahan candaan di kalangan netizen. Kegagalan prediksi sebelumnya, di mana dunia hanya mengalami cuaca hujan dan cerah berawan pada tanggal yang diramalkan, semakin menurunkan kredibilitas peramal ini.
Reaksi warganet terhadap ramalan terbaru Kumar pun beragam dan cenderung jenaka. Beberapa komentar di media sosial mencerminkan sikap skeptis dan humoris masyarakat:
"Ngga 17 Agustus aja, sekalian karnaval?" celetuk seorang netizen.
"Jangan dong, nanti ga sempat 17-an," tambah yang lain.
"Bisa diundur lagi ga itu ultah gua njirr ya kali dirayakan bareng kiamat," tutur netizen lainnya.
Sementara itu, ada juga yang menganalisis tanggal ramalan, "10 AGUSTUS GA HARI JUM'AT.. POSITIF MLESET LAGI."
Fenomena ramalan kiamat Kushal Kumar ini mengingatkan kita akan pentingnya sikap kritis terhadap informasi yang beredar. Meski menarik perhatian publik, ramalan-ramalan semacam ini seringkali tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat dan sebaiknya disikapi dengan bijak.
Terlepas dari keakuratan ramalannya, kasus Kushal Kumar menunjukkan bagaimana media sosial dapat memperluas jangkauan informasi sekaligus menjadi wadah bagi masyarakat untuk mengekspresikan pandangan mereka, baik serius maupun humoris, terhadap isu-isu kontroversial.