Salah satu keluarga terkaya di Eropa, keluarga Hermes, memiliki salah satu merek pakaian mewah dunia. Menurut Investopedia (4/1/2024), kekayaan keluarga Hermes mencapai 150,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 2.362 triliun. Kekayaan ini berasal dari rumah mode mewah yang didirikan oleh Thierry Herm s di Paris, Perancis pada 1837. Namun, seorang keturunan Hermes tidak ingin menyimpan kekayaannya untuk dirinya sendiri. Dia ingin mewariskan sebagian besar kekayaannya kepada mantan tukang kebunnya.
Nicolas Puech (80) adalah keturunan Hermes generasi kelima. Dia masih lajang dan tidak memiliki anak. Dia memiliki 5,7 persen saham Hermes, yang menjadikannya salah satu pemegang saham individu terbesar di perusahaan. Kekayaan bersih Puech diperkirakan oleh Forbes sebesar 14,6 miliar dollar AS atau Rp 228 triliun.
Dia berada di peringkat ke-183 orang terkaya di dunia pada 2023. CNN Business (20/12/2023) melaporkan bahwa Puech ingin mewariskan setidaknya setengah dari kekayaannya kepada mantan tukang kebunnya. Puech juga berencana mengadopsi mantan pekerjanya itu.
Baca juga: 20+ Game Penghasil Saldo DANA Tercepat 2024, Terbukti Membayar!
Mantan pekerja Puech adalah seorang pria Maroko berusia 51 tahun. Dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga untuk Puech selama beberapa dekade. Dia juga bertanggung jawab sebagai tukang kebun, tukang, dan manajer tempat tinggal Puech. Pria Maroko itu sudah menikah dan memiliki dua anak.
Puech menganggap mereka sebagai keluarga satu-satunya. Dia bahkan menyebut mereka sebagai "anak-anak" dan "putra angkatnya". Puech memberi mereka lebih dari 1,5 juta euro (Rp 23,5 miliar) pada 2015 untuk membeli vila di Marrakesh, Maroko. Mereka juga memiliki banyak aset, seperti 50 lahan pertanian di Spanyol dan Portugal, dan vila di Montreux, Swiss yang bernilai lebih dari Rp 70,5 miliar. Puech sudah meminta pengacaranya untuk memulai proses adopsi dan menunggu keputusan dari pihak berwenang.
Baca juga: Game Penghasil Uang Langsung ke DANA Tanpa Iklan Terbaik 2024, Dijamin Cepat Cair!
Namun, rencana Puech mendapat tentangan dari organisasi amal Yayasan Isocrates. Puech mendirikan yayasan ini pada 2011 untuk mendanai jurnalisme investigasi untuk kepentingan publik. Puech saat ini menjabat sebagai presidennya. Yayasan ini seharusnya menerima sumbangan kekayaan Puech setelah dia meninggal. Namun, yayasan ini tidak tahu rencana Puech sejak awal dan baru mengetahuinya beberapa waktu lalu.
"Dari sudut pandang hukum, pembatalan kontrak warisan secara sepihak tampaknya tidak sah dan tidak berdasar," kata yayasan ini.
Baca juga: 30+ Aplikasi Penghasil Saldo DANA Tercepat 2024, Anti Tipu-tipu & Auto Cuan!
"Oleh karena itu, yayasan menentang pembatalan kontrak, sambil membiarkan pintu terbuka untuk berdiskusi dengan pendirinya," kata Yayasan Isocrates, dilansir CBS News (22/12/2023).
Meski demikian, yayasan ini tidak mau menilai atau berkomentar tentang rencana Puech mengadopsi mantan pegawainya. Mereka hanya akan menyerahkan hal itu ke otoritas terkait untuk mengambil keputusannya.
Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News
Bacaan Menarik Lainnya: