Dunia sains kembali dikejutkan oleh pencapaian mengagumkan dari Colossal Biosciences, perusahaan bioteknologi yang bertekad menghidupkan kembali spesies punah. Mereka baru saja mengumumkan keberhasilan menciptakan sel induk pluripoten yang diidamkan untuk gajah Asia, kerabat terdekat mammoth berbulu.
George Church, pakar genetika ternama dari Universitas Harvard dan MIT, sekaligus salah satu pendiri Colossal Biosciences, menyebut pencapaian ini sebagai langkah signifikan dalam proyek ambisius mereka. Mammoth berbulu, gajah raksasa penghuni tundra ribuan tahun silam, telah lama menghilang dari muka bumi.
Namun, Colossal bertekad menghidupkannya kembali bersama burung dodo dan spesies punah lainnya menggunakan teknik kloning dan rekayasa genetika mutakhir.
Meski makalah ilmiah yang merinci pencapaian ini masih dalam proses peninjauan sejawat, Colossal optimis dengan hasil yang telah dicapai. Church mengibaratkan pencapaian ini seperti pendaratan Neil Armstrong di bulan - sebuah langkah besar yang membuka jalan menuju eksplorasi lebih lanjut.
Dengan sel-sel induk ini, para ilmuwan dapat mengeksplorasi teknik kloning dan pengeditan gen untuk menciptakan gajah dengan karakteristik khas mammoth. Mereka berharap bisa menghasilkan gajah berbulu tebal dengan lapisan lemak yang mampu bertahan di iklim dingin. Selain itu, tim peneliti juga berambisi mengembangkan spesies yang lebih tahan terhadap virus herpes, penyebab utama kematian anak gajah.
Namun, proyek ini tak lepas dari kontroversi. Karl Flessa, profesor geosains di Universitas Arizona, mempertanyakan tujuan dan dampak dari upaya menghidupkan kembali spesies punah. Ia mengkhawatirkan bahwa hasil akhirnya hanya akan menjadi "pertunjukan aneh" di kebun binatang atau, lebih buruk lagi, mengirim kawanan tersebut ke kepunahan kedua di tundra Arktik yang kian menghangat.
Menanggapi kritik, Church dan timnya teguh membela proyek ini. Mereka berpendapat bahwa penelitian ini bisa membuka jalan baru dalam upaya konservasi spesies terancam punah, seperti gajah Asia. Dengan memperluas habitat potensial dan memperdalam pemahaman ilmiah tentang hewan-hewan ini, mereka berharap bisa memberikan kontribusi signifikan bagi upaya pelestarian.
Terlepas dari pro dan kontra, pencapaian Colossal Biosciences ini menandai babak baru dalam penelitian genetika dan konservasi. Sambil dunia menanti hasil lebih lanjut, perdebatan etis dan ilmiah tentang menghidupkan kembali spesies punah dipastikan akan terus bergulir, menantang batas-batas ilmu pengetahuan dan etika.