Dua astronaut NASA, Butch Wilmore dan Suni Williams, yang berangkat ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) menggunakan kapsul Starliner Boeing pada Juni lalu, kini direncanakan kembali ke Bumi dengan SpaceX pada awal tahun depan. Keputusan ini diambil setelah serangkaian masalah teknis ditemukan pada sistem propulsi Starliner.
Misi yang awalnya dijadwalkan hanya delapan hari ini telah berlangsung selama 79 hari akibat kendala teknis yang muncul dalam 24 jam pertama penerbangan. NASA menilai bahwa kondisi sistem pendorong Starliner saat ini terlalu berisiko untuk digunakan dalam perjalanan pulang berawak.
Dalam konferensi pers di Houston, pejabat NASA menegaskan bahwa Wilmore dan Williams tetap aman dan siap untuk tinggal lebih lama di ISS. Mereka akan memanfaatkan waktu tambahan ini untuk melakukan eksperimen sains bersama tujuh astronaut lainnya di stasiun.
Perombakan misi ini mengharuskan NASA menunjuk SpaceX, kompetitor utama Boeing, untuk membawa pulang para astronaut. Keduanya direncanakan kembali pada Februari 2025 menggunakan pesawat ruang angkasa SpaceX Crew Dragon yang akan diluncurkan bulan depan sebagai bagian dari misi rotasi astronaut rutin.
Keputusan ini merupakan pukulan bagi Boeing, yang berharap misi uji Starliner akan memperbaiki program yang telah mengalami berbagai masalah pengembangan dan pembengkakan anggaran lebih dari $1,6 miliar sejak 2016. Selama penerbangan ke ISS, lima dari 28 pendorong Starliner mengalami kegagalan, disertai beberapa kebocoran helium.
NASA menyatakan bahwa Starliner akan kembali ke Bumi tanpa awak pada "awal September", mengabaikan tujuan uji inti untuk menghadirkan awak dan mengendalikan perjalanan pulang. Mark Nappi, kepala Starliner Boeing, menekankan bahwa fokus utama tetap pada keselamatan awak dan wahana antariksa.
Meskipun menghadapi tantangan ini, Administrator NASA Bill Nelson menyatakan keyakinannya bahwa Boeing akan melanjutkan program Starliner. Ia mengungkapkan bahwa CEO baru Boeing, Kelly Ortberg, berkomitmen untuk mengatasi masalah yang ada setelah Starliner kembali dengan selamat.
Starliner, yang dirancang untuk bersaing dengan Crew Dragon SpaceX, telah mengalami serangkaian kendala sejak awal pengembangannya. Kegagalan uji coba tanpa awak pada 2019 dan masalah pendorong pada upaya ulang tahun 2022 telah menambah kompleksitas program ini.
Dengan perubahan rencana ini, jalur sertifikasi Starliner untuk penerbangan rutin menjadi tidak pasti. Boeing telah menghabiskan $125 juta tambahan akibat misi yang berlarut-larut ini, menurut laporan keuangan perusahaan.
Situasi ini menambah tantangan bagi Ortberg yang baru mulai memimpin Boeing bulan ini, dengan tujuan memulihkan reputasi perusahaan setelah insiden panel pintu 737 MAX pada Januari lalu. Meskipun menghadapi berbagai rintangan, NASA tetap optimis bahwa Starliner akan dapat menerbangkan awak di masa depan, namun waktu pastinya masih belum dapat ditentukan.