Baru Ketahuan oleh NASA sesaat sebelum Jatuh ke Bumi, Asteroid Bakar Langit Filipina Utara

Ditulis oleh Ayu Kusumaning Dewi - Thursday, 05 September 2024, 14:45
Bisa-bisanya NASA kecolongan ada asteroid yang mau menghantam Bumi, untungnya bukan jatuh di Indonesia. Bikin deg-degan aja! 😮‍💨

Sebuah asteroid kecil, yang baru terdeteksi oleh NASA sesaat sebelum memasuki orbit Bumi, menghantam atmosfer dan menciptakan pemandangan langit terang di atas Cagayan, Filipina. NASA, melalui sistem pemantauan Catalina Sky Survey, berhasil mendeteksi asteroid berdiameter sekitar 1 meter ini dan menamainya 2024 RW1. Meskipun terlihat mengesankan, NASA memastikan bahwa asteroid ini tidak berbahaya karena ukurannya yang kecil.

BACA JUGA
  • Mengejutkan! Fenomena Jutaan Ikan Muncul ke Permukaan Air: Pertanda Bencana atau Rejeki?
  • Diduga Frustasi Gegara Kelaman Jomblo, Lumba-lumba Ini Tantrum dan Lecehkan 50 Pengunjung Pantai
  • Keasikan Bercinta sampai Tuas Persneling Ketendang, Mobil Pasutri Ini Nyemplung ke Sungai lalu Tenggelam

Dalam waktu hanya satu jam setelah terdeteksi, asteroid tersebut terbakar saat memasuki atmosfer Bumi dan menghasilkan kilatan cahaya yang terlihat dari Filipina. Fenomena ini ditangkap dalam sebuah video yang diunggah di media sosial X, memperlihatkan bola api besar dengan ekor bercahaya, meskipun kilatannya hanya berlangsung singkat.

Fenomena Rutin di Atmosfer Bumi

Badan Antariksa Eropa (ESA) mengungkapkan bahwa asteroid berukuran kecil seperti 2024 RW1 menghantam atmosfer Bumi setidaknya sekali setiap dua pekan. Meskipun fenomena ini sering terjadi, deteksi asteroid ini tetap penting untuk memastikan keamanan penduduk Bumi. Keberhasilan NASA mendeteksi asteroid tersebut hanya satu jam sebelum memasuki atmosfer menunjukkan keandalan teknologi pemantauan antariksa saat ini.

Namun, para ahli meyakinkan bahwa asteroid berukuran besar, yang berpotensi menyebabkan kerusakan signifikan, biasanya terdeteksi lebih awal, jauh sebelum mencapai atmosfer Bumi. Teknologi deteksi ini sangat penting, mengingat potensi bahaya yang bisa terjadi jika asteroid besar tidak terdeteksi.

Disebut Pope Di Luar Negeri, Kenapa Di Indonesia Disebut Paus?
Paus Fransiskus tiba di Indonesia untuk serangkaian kegiatan penting, termasuk Misa Suci di Stadion GBK. Ketahui alasan istilah Pope menjadi Paus di Indonesia
LIHAT ARTIKEL

Pentingnya Peningkatan Teknologi Pemantauan Asteroid

Sejarah mencatat beberapa insiden serius akibat tumbukan asteroid. Salah satu yang paling dikenal adalah peristiwa ledakan asteroid Chelyabinsk pada tahun 2013 di Rusia. Asteroid seberat 18 ton itu meledak di atas permukaan Bumi, menyebabkan kerusakan parah dan melukai lebih dari 1.500 orang. Selain itu, bencana asteroid terbesar yang diketahui adalah peristiwa Chicxulub, yang memicu kepunahan dinosaurus jutaan tahun lalu.

Ukuran bukan satu-satunya faktor yang menentukan bahaya dari asteroid. Kecepatan juga memainkan peran penting. Asteroid 2024 RW1, misalnya, melesat dengan kecepatan 63.360 km per jam saat memasuki atmosfer Bumi. Kecepatan tinggi ini dapat meningkatkan dampak dari benturan, meskipun ukuran asteroid relatif kecil.

Untuk mengurangi risiko di masa depan, badan antariksa seperti NASA dan ESA terus mengembangkan teknologi pemantauan asteroid. Mereka bekerja untuk mengidentifikasi objek-objek baru di dekat Bumi, terutama yang belum terpetakan, guna menjaga keamanan global dari potensi ancaman asteroid.

BACA JUGA
  • Ilmuwan Temukan 1700 Virus Purba Berusia 41 Ribu Tahun, Berpotensi Menginfeksi Manusia di Seluruh Dunia
  • Mengungkap Urusan Ranjang Firaun, Arkeolog Temukan Kondom 3.000 Tahun di Makam Tutankhamun
  • Bak Dongeng! Putri Martha Louise dari Norwegia Resmi Jadi Istri Dukun Asal Amerika, Kontroversi Tak Jadi Soal
Kembali Keatas