Di balik penampakannya yang serupa dengan kotoran, muntahan paus ternyata menyimpan kekayaan tak terduga. Seorang nelayan di Thailand pada awal tahun ini menemukan gumpalan ambergris, muntahan paus, yang hampir setara dengan Rp 21 miliar. Apa yang membuat ambergris begitu istimewa sehingga dijuluki "floating gold"?
Ambergris, yang juga dikenal sebagai "whale poop" atau kotoran paus, mungkin terdengar kurang menggoda, namun nilainya fantastis. Selain disebut dengan julukannya yang terkesan jorok, ambergris dijuluki "floating gold" karena keistimewaannya.
Secara etimologis, ambergris berasal dari bahasa Latin, yaitu gabungan dari "ambra" dan "grisea," yang berarti batu ambar berwarna abu-abu. Meskipun berwarna abu-abu kehitaman, ambergris dapat menjadi batu padat setelah mengalami proses kimia akibat terkena air laut.
Baca Juga: Cara Nonton Video Bokeh Kualitas Tinggi 2023 Film Jepang Full Museum No Sensor
Ambergris berasal dari paus sperma, yang memiliki kebiasaan makan rakus. Penuh dengan komponen yang tidak dapat dicerna dari mangsa mereka, perut paus sperma membentuk struktur padat yang kemudian mereka muntahkan setiap beberapa minggu. Ambergris, dengan kata lain, adalah hasil dari muntahan paus sperma sebelum proses pencernaan dimulai.
Keberadaan ambergris sangat langka, ditemukan hanya pada 1-5% dari seluruh populasi paus sperma, menjadikan paus sperma sebagai satu-satunya penghasil ambergris.
Baca Juga: 10+ APK VCS Barbar Gratis Paling Bebas Tanpa Koin 2024
Pemanfaatan Sejak Ribuan Tahun Lalu
Para peneliti menemukan bahwa manusia telah memanfaatkan ambergris sejak ribuan tahun lalu. Orang Mesir kuno membakar ambergris sebagai dupa, sedangkan di Mesir modern, ambergris digunakan untuk mengharumkan rokok. Selama Abad Pertengahan, ambergris digunakan sebagai obat untuk berbagai penyakit.
Saat ini, ambergris menjadi bahan baku mahal untuk industri parfum. Merek-merek ternama seperti Chanel mengandalkan ambergris untuk menciptakan aroma musk yang tahan lama. Permintaan tinggi terutama di negara produsen parfum seperti Uni Emirat Arab, membuat ambergris semakin langka.
Baca Juga: 12+ Aplikasi Nakal Menurut Play Store, Awas Jangan Sampe Ke-Download!
Meski demikian, peran ambergris yang alami terus tergeser oleh produk sintetis. Ambergris juga memiliki peran dalam bidang lain, seperti obat, serta dicampurkan dalam makanan dan minuman. Pada abad ke-18, Raja Charles II dari Inggris bahkan menyantapnya bersama telur.
Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News