Decentralized Autonomous Organization alias DAO menjadi istilah yang ngetren dalam beberapa waktu terakhir ini. Khususnya setelah tren kripto dan NFT "meledak" sejak awal 2021 lalu.
Istilah ini juga mencuri perhatian para investor kripto. Soalnya, DAO diprediksi akan menjadi tren finansial berikutnya yang bakal viral dan jaminan cuan. Bahkan, investor konvensional juga ikutan penasaran dan coba menerapkan konsep DAO ini.
Jaka juga yakin kamu sebagai penggiat kripto atau yang baru terjun ke dalamnya pasti penasaran tentang apa itu DAO, bagaimana cara kerjanya, dan apa hubungannya dengan NFT.
Untuk menjawab rasa penasaran kamu, yuk simak pembahasan Jaka mengenai Decentralized Autonomous Organization (DAO) di bawah ini!
Apa Itu Decentralized Autonomous Organization (DAO)
Decentralized Autonomous Organization adalah organisasi otonom yang terdesentralisasi dan dijalankan oleh algoritma khusus. DAO bisa terwujud dalam bentuk komunitas, ekosistem, organisasi, hingga perusahaan.
Simpelnya, DAO adalah organisasi/perusahaan (biasanya di internet) yang dijalankan oleh algoritma komputer dan tidak dikendalikan oleh manusia secara langsung. Penggiat kripto biasanya menyebut prinsip ini "in code we trust".
Makanya, DAO tidak dijalankan oleh satu kepemilikan atau kepemimpinan pusat seperti perusahaan atau organisasi konvensional. Semuanya jadi dioperasikan melalui kode/aturan berantai (blockchain) yang dipadatkan dalam kontrak cerdas (smart contract).
Jadi, sebuah DAO tidak akan memiliki komisaris, dewan, komite, atau eksekutifnya. DAO sudah pasti tetap memiliki sosok founder atau CEO. Namun, mereka tidak punya andil dalam penentuan kebijakan atau pengambilan keputusan.
Karena tidak ada kepemimpinan terpusat, pengambilan keputusan terkait aktivitas lembaga dilakukan secara terbuka berdasarkan kode open-source berbasis blockchain. Hal ini pun memungkinkan proses pengambilan keputusan bisa dilakukan melalui voting.
Selain pengambilan keputusan, perbendaharaan perusahaan pun juga diatur berdasarkan kode open-source. Jadi, semuanya tidak dapat diakses atau digunakan tanpa persetujuan grup. Semua harus melalui pengajuan proposal atau voting agar setiap anggota punya hak suara.
Inilah idealisme yang ingin diwujudkan DAO. Jadi, takkan ada CEO atau founder otoriter yang semua harus berdasarkan kemauan mereka. Takkan ada juga CFO/keuangan yang dapat memanipulasi pembukuan seperti perusahaan konvensional.
Cara Kerja Decentralized Autonomous Organization (DAO)
Karena tidak adanya keputusan terpusat, semua yang dijalankan di DAO pun diatur dalam sebuah smart contract. Ibaratnya, smart contract ini jadi "tulang punggung" dari sebuah DAO untuk menentukan aturan organisasi dan perbendaharaan.
Setelah kontrak dijalankan di platform blockchain Ethereum, aturan pun jadi tidak bisa diubah lagi oleh siapapun, terkecuali jika ada voting. Pihak yang berusaha masuk untuk melakukan sesuatu yang dianggap "ilegal" oleh kontrak pun sudah pasti akan gagal.
Keuangan perusahaan yang diatur dalam kontrak pintar DAO juga punya prinsip yang sama. Itu artinya tidak ada yang bisa memakai uang kas perusahaan tanpa persetujuan grup.
Meski semuanya terkesan dijalankan otomatis, manusia tetap memiliki peran penting dalam DAO, khususnya untuk melakukan verifikasi semua aktivitas. Manusia juga dibutuhkan untuk mengeksekusi sebagian tugas yang tidak bisa dilakukan oleh smart contract.
Lalu, siapa grup yang berhak menentukan keputusan DAO? Agar bisa masuk sebagai "pemegang saham" sebuah DAO, seseorang harus mempunyai token Ethereum.
Token ini digunakan oleh organisasi sebagai "pinjaman" yang akan diberikan oleh debitur. Makanya, DAO juga sering disebut sebagai salah satu bentuk crowdfunding alias urun dana.
Di sinilah pemegang saham yang telah memiliki token DAO punya hak suara atas pengambilan kebijakan atau keputusan organisasi. Mereka juga berhak menolak atau memvalidasi segala pembiayaan proyek-proyek yang akan dibiayai organisasi. Semuanya jadi dijalankan berdasarkan asas keputusan bersama.
Pemegang saham juga berhak mengajukan proposal terkait rencana masa depan organisasi. Namun, mereka harus melakukan deposit sejumlah uang guna mencegah proposal yang masuk dalam jumlah banyak. Proposal yang mendapatkan persetujuan terbanyak dari pemegang saham lah yang akan digunakan DAO selanjutnya.
Setelah tahapan smart contract dan pendanaan selesai, DAO pun otomatis menjadi otonom dan independen dari founder atau pembuatnya. Semua aturan dan transaksi keuangan akan dicatat mendetail di blockchain. Makanya, semuanya jadi transparan dan sangat sulit dikorupsi.
Perbedaan DAO dan Perusahaan Konvensional
Setelah membaca penjelasan DAO dan cara kerjanya, mungkin kamu jadi tahu perbedaan mendasarnya dengan perusahaan konvensional. Nah, untuk perbandingan lebih lengkap dan detail, kamu bisa cek tabel di bawah ini:
Perbedaan | DAO | Perusahaan Konvensional |
---|---|---|
Sistem: | Demokratis | Mayoritas hierarkis |
Pengambilan Keputusan: | Wajib voting anggota pemegang saham | Bergantung pada struktur dan bisa diminta oleh satu pihak tertentu |
Sistem Kerja: | Hasil voting langsung diimplementasikan secara otomatis | voting memungkinkan, tapi suara harus dihitung secara manual sehingga rentan terjadi manipulasi data |
Sifat: | Transparan dan terbuka sehingga publik tahu perkembangan perusahaan | Bersifat rahasia atau pribadi, publik tidak perlu tahu |
Kaitan Decentralized Autonomous Organization (DAO) dan NFT
DAO punya prinsip menciptakan suatu organisasi yang transparan dan terbuka untuk semua kalangan. Dari prinsip tersebut, tujuan diciptakannya DAO adalah menjadi platform investasi yang dapat dipercaya.
Sulit rasanya untuk menggelontorkan banyak uang di internet ke pihak atau seseorang yang kita tidak kenal sama sekali. Makanya, adanya DAO pun secara tidak langsung membuat komunitas kripto dan NFT berkembang makin besar saat ini.
Kamu bisa membeli aset NFT untuk dijadikan aset investasi tanpa harus memercayakannya ke seseorang. Semua berkat adanya smart contract yang 100% transparan dan dapat diverifikasi oleh siapa saja.
Hasilnya, kini muncul juga DAO khusus untuk NFT. Contohnya seperti PleasrDAO yang mengumpulkan berbagai jenis aset NFT dan melakukan investasi pada beberapa macam aset lainnya.
Selain itu, prinsip DAO juga digunakan di beberapa judul game NFT yang menerapkan sistem governance, seperti Champion Hunters dan Star Atlas.
Jadi, pemain bisa membeli token governance sebagai "pemegang saham" dari game tersebut. Makanya, pemain pemilik token governance punya hak suara untuk mengarahkan kebijakan pengembangan game serta pengambilan keputusan. Tentu semuanya harus melalui voting.
Keunggulan dan Kekurangan DAO
Sejak meledaknya tren kripto dan NFT, DAO diprediksi akan menjadi sistem governance yang bakal diterapkan untuk masa depan internet, khususnya web3. Karena itulah, DAO pasti punya keunggulan dan keunikan yang menjadi daya tarik.
Berikut adalah beberapa keunggulan dan keunikan DAO sebagai platform kripto menjanjikan:
Keunggulan Decentralized Autonomous Organization
- Model organisasi yang tidak menerapkan sistem hierarkis. Siapa pun bisa mencurahkan ide dan saran untuk masa depan DAO.
- Sistem voting yang terbuka dan adil bagi pemilik saham.
- Peraturan dibuat dalam kode (smart contract) yang sifatnya mengikat sehingga bisa mencegah konflik internal di tubuh DAO.
- Sistem blockchain yang transparan sehingga publik dapat mengetahui perkembangan perusahaan. Masing-masing anggota juga bisa terlibat dalam pengambilan keputusan, baik dari segi perusahaan maupun keuangan.
Meski terlihat sangat ideal, sistem DAO juga punya risiko dan kekurangan. Hal ini wajib banget kamu tahu dan perhatikan, terutama kalau kamu memang ingin berkecimpung di sebuah model DAO.
Kekurangan Decentralized Autonomous Organization
- DAO pernah kecolongan 3,6 juta keping Ethereum yang dirampok hacker setelah sebulan dirilis pada 2016.
- Sistem keamanannya memang sudah diperbaiki, tapi tidak menutup kemungkinan sistemnya akan diretas lagi.
- Tidak ada pihak penjamin investasi dan regulasi khusus untuk mengatur kegiatan jasa keuangan di blockchain.
- Segala keuntungan yang diraih di model bisnis DAO akan dinikmati bersama. Ini juga berarti kerugian juga akan ditanggung secara bersama.
Akhir Kata
Itulah dia sedikit penjelasan mengenai Decentralized Autonomous Organization (DAO). Jika disederhanakan, DAO adalah komunitas di internet yang memiliki akun rekening bersama, tapi dalam wujud kripto.
Melihat keunggulan yang ditawarkannya, DAO berpotensi menjadi platform bisnis di masa depan, khususnya untuk game NFT. Namun, jangan lupakan juga risiko yang akan dihadapi agar kamu tetap cuan tanpa rugi!
Baca juga artikel seputar Crypto Blockchain, DApps, NFT, atau artikel menarik lainnya dari Tanri Raafani Haidi.