Jensen Huang, CEO Nvidia, mungkin tak pernah membayangkan dirinya akan menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Berawal dari pekerjaan sederhana sebagai tukang cuci piring di restoran, kini Huang telah menempatkan dirinya di jajaran taipan teknologi dunia.
Berkat Nvidia, kekayaan Huang melonjak hingga mencapai $121 miliar atau sekitar Rp 1.900 triliun menurut Forbes. Angka tersebut terkadang membuat Huang tertegun, mengingat perjalanan hidupnya yang penuh kerja keras dan usaha tanpa "keajaiban" instan.
Huang, yang lahir di Taiwan dan pindah ke Amerika Serikat pada usia 9 tahun, memulai kariernya di restoran Denny s sebagai pencuci piring. "Aku mungkin pencuci piring terbaik yang pernah dimiliki Denny s," ujarnya sambil mengenang pekerjaannya di restoran tersebut.
Tak hanya mencuci piring, Huang juga kerap membersihkan toilet di restoran Denny s. Meski bekerja sebagai buruh kasar, Huang mengaku pengalaman tersebut memberinya pemahaman lebih dalam terkait setiap bentuk kerja keras.
Menginjak usia dewasa, Huang memilih jalur teknik dan mulai membangun mimpinya dengan mendirikan Nvidia pada tahun 1993. Awalnya Nvidia berfokus pada pengembangan chip grafis untuk video game.
Namun di bawah kepemimpinan dan visi besarnya, Nvidia berkembang menjadi pemimpin dalam pengembangan chip AI yang kini digunakan di berbagai industri, mulai dari otomotif hingga kesehatan.
Produk-produk AI besutan Nvidia tak hanya sukses mendominasi pasar, tetapi juga membantu perusahaan mencapai valuasi yang menakjubkan.
Kesuksesan besar Nvidia tentu membawa dampak yang signifikan bagi Huang. Dengan 86,76 juta saham Nvidia yang dimilikinya (setara dengan lebih dari 3,5% dari total saham beredar) kekayaan Huang melonjak drastis seiring dengan meningkatnya valuasi perusahaan.
Lonjakan ini didorong oleh tingginya permintaan chip AI yang semakin melambungkan reputasi Nvidia sebagai pemain utama di dunia teknologi.
Meskipun hartanya terus menanjak, Huang tetap menjadi sosok yang rendah hati. Ia menyebut bahwa pencapaiannya adalah hasil dari 61 tahun kerja keras, bukan keajaiban instan.
"Jika kalian ingin melakukan hal-hal yang luar biasa, itu tidak seharusnya mudah," ucap Huang tegas.
Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News