Apakah Hajar Aswad Benar-benar Batu yang Jatuh dari Surga? Ini Kata Ilmuwan

Ditulis oleh Muhammad Reza - Tuesday, 15 October 2024, 17:58
Misteri asal-usul Hajar Aswad terus menarik perhatian ilmuwan. Benarkah Hajar Aswad menghitam karena menyerap dosa-dosa manusia?

Hajar Aswad adalah salah satu objek suci yang terletak di Ka'bah, dan menjadi pusat perhatian bagi jutaan umat Muslim yang berziarah ke Tanah Suci. Sebagian besar umat Muslim berhasrat menyentuh atau mencium batu hitam ini sebagai bagian dari ibadah mereka.

Namun, di balik kemuliaan spiritualnya, Hajar Aswad menyimpan sejarah panjang, keutamaan, dan misteri yang memikat perhatian, tidak hanya dari sisi agama, tetapi juga dari pandangan ilmiah.

Sejarah dan Asal Usul Hajar Aswad

Hajar Aswad bukanlah batu sembarangan. Batu ini dikisahkan telah ada sejak zaman Nabi Ibrahim dan berasal dari surga. Awalnya, Hajar Aswad berwarna putih dan diyakini memancarkan cahaya, tetapi warnanya berubah menjadi hitam karena "menyerap dosa-dosa manusia", sebagaimana dijelaskan dalam sejumlah sumber Islam tradisional.

Kisah ini telah memicu keingintahuan banyak ilmuwan. Mereka tertarik meneliti apakah benar batu tersebut mengalami perubahan warna, serta apakah ada penjelasan ilmiah tentang asal-usulnya. Salah satu teori yang paling populer adalah bahwa Hajar Aswad berasal dari batu meteor yang jatuh ke bumi ribuan tahun lalu.

Teori Hajar Aswad sebagai Batu Meteor

Beberapa ilmuwan telah menyelidiki kemungkinan bahwa Hajar Aswad adalah batu meteor. Salah satu teori terkenal adalah yang diajukan oleh E. Thomsen dalam studi berjudul "New Light on the Origin of the Holy Black Stone of the Ka'ba" (1980).

Ia merujuk pada penemuan kawah meteor di Al-Hadidah oleh Philby pada tahun 1932, yang dikenal sebagai Kawah Wabar. Di sekitar kawah tersebut ditemukan pecahan-pecahan meteor yang terbentuk dari campuran pasir, silika, dan nikel, dengan karakteristik serupa Hajar Aswad.

Menurut Thomsen, pecahan meteor ini terbentuk dari ledakan di luar angkasa yang menghasilkan campuran nikel dan besi, menciptakan lapisan hitam di bagian luar dan lapisan putih rapuh di bagian dalam. Hal ini, katanya, sesuai dengan kisah perubahan warna Hajar Aswad dari putih ke hitam, yang diyakini sebagian disebabkan oleh paparan kimiawi dan proses alamiah, bukan karena penyerapan dosa.

Meskipun teori bahwa Hajar Aswad adalah batu meteor dianggap paling mendekati, masih ada beberapa kelemahan dalam teori ini. Misalnya, batu meteor biasanya tidak mudah pecah, tidak dapat mengapung, dan cenderung lebih tahan terhadap erosi dibandingkan dengan batu biasa. Meski demikian, teori meteor tetap menjadi salah satu yang paling diterima dalam menjelaskan asal-usul Hajar Aswad.

ADVERTISEMENT

Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News

Kembali Keatas