Aplikasi e-commerce asal Tiongkok, Temu, kini telah hadir di Indonesia melalui Google Play Store dan Apple App Store. Kehadirannya menuai kontroversi dan memicu berbagai reaksi dari pemerintah serta pelaku industri.
Temu, yang menawarkan konsep penjualan langsung dari pabrik ke konsumen, menghadirkan harga yang jauh lebih murah dibandingkan platform e-commerce lainnya. Hal ini memunculkan kekhawatiran akan persaingan tidak sehat dan dampaknya terhadap UMKM lokal.
Kontroversi Kehadiran Temu
Beberapa pejabat pemerintah telah menyuarakan keberatan atas kehadiran Temu di Indonesia. Menteri Koperasi UKM Teten Masduki menolak keras masuknya Temu ke Indonesia, sementara Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyatakan akan memblokir aplikasi Temu, mengingat belum adanya pendaftaran sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE).
"Kami dari Kominfo sangat berkepentingan untuk turut menjaga nasib UMKM kita. Karena di situ ada tenaga kerja kan," jelas Budi.
Namun, di sisi lain, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Moga Simatupang, menyatakan bahwa pemerintah tidak menutup kemungkinan memberikan izin jika Temu memenuhi persyaratan sesuai Permendag 31 Tahun 2023.
"Jadi, selama mereka memenuhi persyaratan sesuai dengan Permendag 31 Tahun 2023 terkait perizinan perusahaan, pembinaan, dan pengawasan PPMSE, ya, kita terbitkan," ujarnya.
Rumor Akuisisi Bukalapak
Di tengah kontroversi ini, muncul spekulasi bahwa Temu berencana mengakuisisi Bukalapak. Rumor ini berdampak signifikan pada harga saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), yang mengalami kenaikan hingga 26,96% pada perdagangan 7 Oktober 2024.
Harga saham sempat menguat hingga 30% dan mencapai posisi tertinggi di Rp153 per saham secara intraday.
Spekulasi ini muncul sebagai respons atas penolakan berulang terhadap Temu di Indonesia. Akuisisi Bukalapak dianggap sebagai strategi potensial untuk memuluskan jalan Temu memasuki pasar Indonesia, mirip dengan langkah TikTok yang mengakuisisi Tokopedia.
Namun, hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari pihak Bukalapak mengenai kebenaran rumor tersebut.
Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News