Presiden Joko Widodo mengungkapkan kekhawatiran tentang hilangnya 85 juta lapangan pekerjaan pada tahun 2025 akibat perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan otomasi. Pernyataan ini disampaikan dalam pembukaan Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XXII dan Seminar Nasional 2024 di Surakarta.
"Kalau kita baca, 2025 pekerjaan yang akan hilang itu ada 85 juta. Sebuah jumlah yang tidak kecil," ungkap Jokowi, merujuk pada prediksi Forum Ekonomi Dunia (WEF) tahun 2020.
Presiden menekankan bahwa otomasi yang semakin berkembang menjadi tantangan besar dalam penciptaan lapangan kerja, terutama di tengah pelemahan ekonomi global.
Meski demikian, laporan terbaru WEF untuk tahun 2023-2027 mengidentifikasi 15 profesi yang dinilai "aman" dari ancaman AI setidaknya hingga tahun 2027. Beberapa di antaranya bahkan diprediksi akan mengalami peningkatan permintaan:
- Operator bidang pertanian
- Sopir kendaraan berat (truk dan bus)
- Guru pendidikan kejuruan
- Mekanik atau teknisi
- Pengembang bisnis
- Pekerja konstruksi bangunan
- Dosen perguruan tinggi
- Teknisi elektro teknologi
- Tukang las, percetakan, dan pandai besi
- Guru pendidikan luar biasa
- Pengantar logistik atau paket
- Spesialis transformasi digital
- Spesialis keberlanjutan (sustainability)
- Pemasaran digital
Informasi ini dapat menjadi panduan berharga bagi siswa, mahasiswa, dan lulusan baru dalam memilih jurusan kuliah atau merencanakan karir masa depan yang lebih tahan terhadap disrupsi AI.
Meskipun tantangan otomasi semakin nyata, masih ada peluang karir yang menjanjikan. Kunci utamanya adalah beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan mengembangkan keterampilan yang sulit digantikan mesin, seperti kreativitas, empati, dan pemecahan masalah kompleks.
Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News