Gak Nyangka! Kiamat Ketahuan dari Batang Pohon, Ini Cara Tahunya

Ditulis oleh Aurelia Lois - Tuesday, 17 September 2024, 10:23
Alam udah teriak-teriak, tapi kita budeg. Yuk intip sinyal kiamat dari batang pohon yang bikin merinding!

Kiamat ketahuan dari batang pohon mungkin terdengar asing, tetapi penelitian terbaru menunjukkan betapa pentingnya batang pohon dalam mengungkapkan perubahan iklim. Pemanasan global yang semakin parah kini terdeteksi melalui analisis batang pohon. Jika kamu penasaran mengenai faktanya, simak penjelasan ilmiah dari Jaka tentang waktu kiamat ketahuan dari batang pohon berikut ini.

Penemuan Terbaru: Tahun 2023 Terpanas dalam 2.000 Tahun

Penelitian yang dipimpin oleh Ulf Buntgen dari University of Cambridge mengungkap bahwa tahun 2023 merupakan periode terpanas dalam 2.000 tahun terakhir. Analisis dilakukan dengan memeriksa cincin pada batang pohon untuk mengukur suhu Bumi di masa lalu.

Hasil penelitian menunjukkan tren pemanasan yang signifikan. Buntgen memperingatkan bahwa jika tidak ada pengurangan besar-besaran dalam emisi gas rumah kaca, tren pemanasan ini akan terus berlanjut.

"Melihat sejarah dengan sangat panjang, kamu bisa menyaksikan betapa ekstremnya pemanasan global di periode sekarang. Tahun 2023 adalah tahun yang sangat panas dan tren ini akan terus berlanjut jika gas rumah kaca tidak dikurangi secara besar-besaran," ujar Buntgen, sebagaimana dikutip pada 13 September 2024.

Jadwal Kiamat Ketahuan dari Lingkar Pohon

Menurut IFL Science, ukuran lingkar pohon dapat menggambarkan kondisi lingkungan yang dialami pohon pada periode tertentu. Pohon di area dengan sumber air berlimpah menunjukkan perbedaan suhu tahunan dengan jelas, memberikan indikasi yang lebih akurat mengenai perubahan suhu dari tahun ke tahun.

Periode Ekstrem dan Ketidaksesuaian dengan Perjanjian Paris

Penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa periode ekstrem dalam 2.000 tahun terakhir. Salah satunya adalah cuaca paling dingin yang terjadi pada tahun 536, di mana suhu musim panas tercatat 3,93 derajat Celsius lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, kenaikan temperatur awal revolusi industri juga jauh lebih rendah dibandingkan saat ini.

Musim panas 2023 tercatat 2,07 derajat Celsius lebih panas dibandingkan periode 1850 hingga 1900. Temuan ini menunjukkan bahwa target kenaikan suhu yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris 2015 tidak lagi akurat. Perjanjian Paris menetapkan bahwa suhu global pada 2023 seharusnya hanya lebih panas 1,52 derajat Celsius dibandingkan periode 1850-1900, namun analisis Buntgen dan timnya menunjukkan suhu yang lebih tinggi, yaitu mencapai 2,2 derajat Celsius.

Tindakan Mendesak untuk Mengatasi Krisis Iklim

Jan Esper dari Johannes Gutenberg University Mainz menekankan bahwa pemanasan pada 2023, yang diperburuk oleh gas rumah kaca dan El Nino, menyebabkan gelombang panas dan periode kekeringan yang lebih panjang. Ia menggarisbawahi pentingnya tindakan segera untuk mengurangi emisi gas rumah kaca guna menghadapi krisis iklim ini.

ADVERTISEMENT

Dengan semua informasi ini, jelas bahwa kiamat ketahuan dari batang pohon bukan sekadar menakut-nakuti. Data dari batang pohon bisa memberikan gambaran yang jelas mengenai perubahan iklim yang harus segera kita atasi.

Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News

Kembali Keatas