Huawei baru saja meluncurkan produk terbarunya, Huawei Mate XT, yang hadir dengan inovasi layar lipat tiga. Smartphone lipat tiga ini diluncurkan hanya beberapa jam setelah Apple merilis seri iPhone 16.
Produk ini mencuri perhatian karena desain lipat tiga yang membuatnya sangat ramping dengan ketebalan hanya 3,6 mm. Smartphone ini memiliki layar utama berukuran 10,2 inci yang dapat dilipat seperti tirai. Ini menjadikan Huawei Mate XT sebagai salah satu smartphone lipat paling tipis yang pernah ada.
Huawei Mate XT ditawarkan dengan harga yang cukup tinggi, mulai dari US$2.800 atau sekitar Rp43 juta untuk varian penyimpanan 256 GB.
Bagi pengguna yang membutuhkan kapasitas lebih besar, tersedia opsi penyimpanan hingga 512 GB dengan harga yang mencapai Rp52 juta.
Menariknya, Huawei juga menyematkan fitur tambahan berupa keyboard portabel yang bisa dimasukkan ke dalam kantong, meningkatkan fleksibilitas penggunaan.
Baca Juga: Prediksi Harga iPhone 16 di Indonesia, Rilis Oktober 2024?
Pre-Order Fantastis, Tapi Belum Pasti Terjual
Meski baru diluncurkan, Huawei telah menerima pre-order yang mencapai 4 juta unit untuk Mate XT. Angka ini menunjukkan minat yang sangat tinggi terhadap Huawei Mate XT.
Namun, karena pre-order tidak disertai kewajiban membayar uang muka, belum tentu semua pesanan ini akan berujung pada penjualan nyata.
Direktur Pelaksana Huawei, Richard Yu mengungkapkan kebanggaannya pada tim yang telah bekerja keras selama 5 tahun untuk mewujudkan produk revolusioner ini.
"Hari ini kami membawa produk yang sudah banyak dibayangkan orang tetapi tidak bisa dibuat. Tim kami telah bekerja keras selama 5 tahun tanpa menyerah," kata Richard Yu, sebagaimana dihimpun dari CNBC, Rabu (11/09/2024)
"Hari ini kami sekali lagi menulis ulang sejarah, membuat fiksi ilmiah menjadi kenyataan, dan memimpin era baru perangkat lipat," imbuh Richard.
Teknologi Canggih dengan Dukungan AI
Huawei Mate XT hadir dengan asisten AI yang mendukung berbagai fitur, seperti merangkum teks, menerjemahkan, hingga mengedit foto dengan mudah, termasuk menghapus objek yang tidak diinginkan.
Semua fitur tersebut didukung oleh chipset Kylin yang dibuat langsung oleh Huawei. Dengan menggunakan chip buatan sendiri, Huawei berhasil melepaskan diri dari ketergantungan pada teknologi Amerika Serikat.
Hal ini semakin penting setelah pemerintah AS memberlakukan pembatasan terhadap perusahaan tersebut.
Sebagai informasi, pembatasan ini muncul karena alasan keamanan nasional, di mana perusahaan-perusahaan Amerika dilarang untuk menjalin kerja sama bisnis dengan Huawei.
Meski begitu, para analis memperkirakan harga yang tinggi dan tantangan produksi bisa membatasi penjualan Huawei Mate XT di pasar global.
Menurut Will Wong dari IDC, meskipun smartphone ini mungkin tidak akan menjadi andalan utama penjualan Huawei, Mate XT tetap menunjukkan kehebatan teknologi mereka.
Sebab dalam dunia ponsel lipat, Huawei kini bersaing langsung dengan Samsung, memperlihatkan kemajuan pesat dalam inovasi ponsel lipat yang semakin canggih.
Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News