Tak Selalu Feminin, Pink Pernah Jadi Warna untuk Laki-laki!

Ditulis oleh Kevin RP - Monday, 09 September 2024, 14:30
Kira-kira cowok jaman sekarang pada mau nggak ya, pakai baju pink lagi?

Warna pink atau merah muda kerap diasosiasikan dengan unsur feminin dan perempuan. Mulai dari pakaian, aksesori, hingga produk-produk lain berwarna pink biasanya ditujukan untuk perempuan.

Rona merah lembut ini juga sering dikaitkan dengan cinta dan romansa. Namun, bagaimana awalnya pink diidentikkan dengan perempuan?

Ternyata, ada sejumlah faktor yang memengaruhi kenapa warna pink akhirnya lebih sering dipilih untuk perempuan. Berikut penjelasannya!

Awalnya Diperkenalkan untuk Laki-laki

Dilansir dari Britannica, anak-anak biasanya didandani dengan pakaian putih hingga usia sekitar enam tahun. Saat warna pastel mulai tren, pink dan biru belum memiliki asosiasi spesifik dengan gender.

Warna pink dan biru bersifat unisex alias bisa dikenakan oleh anak laki-laki maupun perempuan. Namun, pada awal abad ke-20, beberapa toko mulai menyarankan warna-warna tertentu untuk masing-masing gender.

Sebagai contoh, pada 1918, publikasi perdagangan Earnshaw's Infants' Department menyebutkan bahwa "aturan yang berlaku adalah warna pink untuk anak laki-laki dan biru untuk anak perempuan."

Alasannya, pink dianggap lebih tegas dan kuat, cocok untuk anak laki-laki, sementara biru pastel yang lebih lembut dinilai lebih cocok untuk anak perempuan.

Bahkan, majalah Time pada 1927 mencatat bahwa department store besar di Boston, Chicago, dan New York merekomendasikan warna merah muda untuk anak laki-laki.

ADVERTISEMENT

Perubahan Tren: Pink Menjadi Warna Perempuan

Menurut Reader's Digest, terjadi perubahan besar dalam pemasaran warna pakaian anak-anak di tahun 1940-an. Produsen mulai mempromosikan pink untuk anak perempuan dan biru untuk anak laki-laki.

Pergeseran ini didorong oleh strategi pemasaran yang cerdik dari para produsen. Mereka menyadari bahwa dengan membedakan pakaian berdasarkan gender, penjualan bisa meningkat dua kali lipat.

Pergeseran ini dimulai di Amerika Serikat pada 1940-an dan semakin kuat pada pertengahan 1980-an. Saat itu, kemunculan teknologi tes prenatal memungkinkan orang tua mengetahui jenis kelamin bayi sebelum lahir.

Hal ini membuka pasar baru bagi produk-produk yang membedakan gender, seperti tren pink untuk perempuan dan biru untuk laki-laki.

Sejak itu, kode warna seperti pink dan biru menjadi simbol visual yang kuat dalam pemasaran, baik untuk anak-anak dan juga orang dewasa.

Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News

Kembali Keatas