Paus Fransiskus telah tiba di Indonesia dan akan menghadiri sejumlah kegiatan penting, termasuk Misa Suci di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada Kamis (5/09/2024). Kedatangan ini menjadi perhatian banyak pihak, tidak hanya karena statusnya sebagai pemimpin Gereja Katolik, tetapi juga karena sosoknya yang dikenal bersahaja.
Salah satu hal menarik yang sering dipertanyakan adalah perbedaan istilah yang digunakan untuk menyebut Paus di berbagai negara. Dalam bahasa Inggris, pemimpin Gereja Katolik Roma dikenal sebagai "Pope". Namun, di Indonesia, gelar tersebut diterjemahkan menjadi "Paus".
Kali ini, Jaka akan membahas kegiatan Paus Fransiskus selama berada di Indonesia, termasuk alasan mengapa gelar "Pope" diubah menjadi "Paus" dalam bahasa Indonesia.
Mari kita simak.
Kegiatan Paus Fransiskus di Indonesia
Paus Fransiskus telah tiba di Indonesia dan akan menghadiri sejumlah kegiatan penting, termasuk Misa Suci di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada Kamis, 5 September 2024. Kedatangan ini menarik perhatian banyak pihak, tidak hanya karena statusnya sebagai pemimpin Gereja Katolik, tetapi juga karena sosoknya yang dikenal bersahaja.
Setelah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada pukul 11.25 WIB, Paus Fransiskus langsung menuju Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta Pusat. Diketahui, ia akan menginap selama berada di Indonesia. Uniknya, Paus Fransiskus memilih untuk menggunakan mobil Innova yang lebih sederhana, menolak penggunaan mobil mewah. Sesampainya di kedutaan pada pukul 12.25 WIB, ia disambut dengan antusiasme oleh warga setempat.
Pada Rabu, 4 September 2024, Paus Fransiskus akan mengadakan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, diikuti dengan pertemuan di Gereja Katedral Jakarta bersama para uskup, imam, diakon, biarawan-biarawati, seminaris, dan katekis. Di hari yang sama, ia ju ga dijadwalkan bertemu dengan kaum muda dari Scholas Occurantes di Youth Center Graha Pemuda Senayan.
Pada Kamis, 5 September 2024, Paus akan mengunjungi Masjid Istiqlal untuk bertemu dengan para tokoh antaragama. Setelahnya, ia akan menghadiri pertemuan dengan penerima manfaat organisasi amal di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), sebelum akhirnya memimpin Misa Akbar di Stadion Gelora Bung Karno pada sore hari.
Latar Belakang Pope Disebut Paus di Indonesia
Paus dianggap sebagai penerus Santo Petrus, kepala para Rasul, yang memiliki peran penting dalam kepemimpinan spiritual umat Katolik di seluruh dunia. Ia memegang otoritas tertinggi dalam hal iman, moral, dan pemerintahan gereja. Di Indonesia, gelar ini dikenal dengan sebutan "Paus", mencerminkan peranannya sebagai 'ayah rohani' bagi umat Katolik.
Dalam bahasa Inggris, pemimpin Gereja Katolik Roma dikenal dengan sebutan "Pope". Istilah ini berasal dari bahasa Latin Papa dan bahasa Yunani Kuno Pappas, yang berarti 'bapak'. Sejak abad ke-9, gelar tersebut digunakan untuk Uskup Roma, yang memimpin Gereja Katolik di seluruh dunia.
Penyebutan "Paus" dalam bahasa Indonesia memiliki kemiripan dengan istilah Belanda de Paus. Pengaruh kolonial Belanda yang mendominasi Nusantara setelah kedatangan Portugis pada akhir abad ke-16 berperan besar dalam pengenalan istilah ini.
Ajaran Katolik pertama kali masuk ke Nusantara pada tahun 1512 di Maluku melalui misi Portugis. Pada masa itu, Portugis membawa misi penyebaran agama Katolik yang signifikan. Meskipun Portugis merupakan yang pertama kali memperkenalkan ajaran Katolik di Maluku, pengaruh Belanda yang lebih kuat dalam penyebaran agama ini menyebabkan adopsi istilah de Paus, yang kemudian diserap menjadi "Paus" dalam bahasa Indonesia.
Paus Fransiskus Bukan yang Pertama Datang ke Indonesia
Paus Fransiskus tercatat sebagai paus ketiga yang berkunjung ke Indonesia. Sebelumnya, Paus Santo Paulus VI melakukan kunjungan apostolik ke Indonesia pada 3-4 Desember 1970, Dia menjadi paus pertama yang datang ke tanah air. Kunjungan ini kemudian diikuti oleh Paus Santo Yohanes Paulus II, yang berkunjung ke Indonesia pada 9-14 Oktober 1989.
Setelah 35 tahun, Paus Fransiskus pun melakukan perjalanan apostolik ke Indonesia pada tahun 2024. Kunjungan ini kembali mempertegas hubungan yang erat antara Indonesia dan Vatikan, serta menunjukkan kepedulian Paus terhadap umat Katolik di Indonesia.