Pernahkah Anda berpikir bahwa setiap kali kita memotong, mencabut, menggigit, atau memakan tumbuhan, mereka mungkin merasakan sakit? Meskipun tumbuhan tampak diam dan tidak bereaksi seperti manusia atau hewan, apakah benar mereka benar-benar tidak merasakan apa-apa?
Tumbuhan adalah organisme yang kompleks, dan para ilmuwan terus meneliti apakah tumbuhan bisa merasakan sakit seperti makhluk hidup lainnya. Untuk merasakan sakit, umumnya makhluk hidup membutuhkan otak dan reseptor nyeri sesuatu yang tidak dimiliki oleh tumbuhan.
Namun, apakah ini berarti tumbuhan sama sekali tidak bisa merasakan sakit? Ataukah mereka mungkin memiliki cara yang berbeda dalam merespons kerusakan? Simak penjelasan dari para ahli berikut ini untuk mengetahui lebih lanjut.
Bagaimana Tumbuhan Merespons Rasa Sakit?
Melansir dari National Library of Medicine, tumbuhan ternyata lebih peka dari yang kita kira. Mereka bisa merasakan hal-hal di sekitarnya, seperti angin yang berhembus, hujan, atau bahkan saat kita menyentuhnya.
Peneliti mempelajari respons tumbuhan terhadap rangsangan luar. Berbeda dengan manusia dan hewan yang memiliki otak, nociceptor, dan sistem saraf untuk mendeteksi bahaya dan merasakan nyeri, dimana tumbuhan tidak memiliki sistem tersebut.
Untuk menanggapi rangsangan luar, tubuh mereka akan berubah bentuk dengan melalui proses metabolisme dan morfogenesis. Ini mirip dengan reaksi kita terhadap perubahan di sekitar.
Proses tumbuhan menanggapi rasa sakitnya terjadi dengan diferensiasi sel yang mengubah bentuk organ atau struktur tumbuhan. Misalnya, batang pohon akan tumbuh menebal bila terus tertiup oleh angin yang kencang untuk menghindari kerusakan.
Kata Ahli, Tumbuhan Tidak Bisa Merasakan Sakit
Peneliti mengajukan berbagai klaim tentang kemungkinan kesadaran tumbuhan. Sebagian besar studi menunjukkan tumbuhan tidak merasakan sakit atau emosi seperti layaknya manusia dan hewan.
Dr. Elizabeth Van Volkenburgh, seorang ahli biologi tumbuhan, mengatakan bahwa tumbuhan memang dapat merasakan dan merespons sentuhan serta perubahan suhu, tetapi saya enggan mengatakan mereka merasakan ."
Ia menambahkan, "Seluruh konsep perasaan bergantung pada keberadaan otak, dan tumbuhan tidak memiliki otak. Hal ini menunjukkan bahwa tumbuhan tidak merasakan sakit ketika dipotong, dicabut, atau dimakan oleh manusia dan hewan. Respons tumbuhan lebih kepada reaksi terhadap rangsangan, bukan rasa sakit.
Studi juga menunjukkan bahwa tumbuhan tidak menunjukkan perilaku proaktif atau antisipatif yang biasanya terkait dengan kesadaran, melainkan hanya merespons rangsangan secara reaktif seperti cahaya, sentuhan, atau bahkan getaran.
Layaknya tumbuhan Venus flytrap (Mimosa pudica) atau disebut sebagai tumbuhan sensitif , menunjukkan respons terhadap rangsangan dan kesadaran dengan menangkap lalat yang hendak hinggap atau berada di sekitarnya.
Tak terkecuali, para peneliti di Universitas Missouri juga menemukan bahwa tumbuhan dapat "mendengar" getaran dari ulat yang memakan daun mereka, dan merespons dengan memicu pertahanan kimia untuk mengusir binatang yang berpotensi merusak.
Oleh karena itu, respons tumbuhan lebih reaktif dan tidak menunjukkan kesadaran atau perasaan. Meskipun tumbuhan merespons lingkungannya dengan kompleks, bukti saat ini tidak mendukung bahwa tumbuhan memiliki kesadaran atau merasakan sakit seperti manusia atau hewan.