Teknologi kecerdasan buatan (AI) kini mampu memprediksi titik-titik kritis yang berpotensi memicu bencana di masa depan. Para ilmuwan komputer berencana menggunakan AI untuk memperkirakan berbagai krisis, mulai dari keruntuhan ekologi hingga pandemi.
Sebelumnya, titik kritis ini sulit diprediksi karena kompleksitas data yang harus dianalisis. Titik kritis didefinisikan sebagai perubahan mendadak yang melampaui sistem lokal atau lingkungan ke keadaan yang tidak diinginkan dan sulit untuk dipulihkan.
Profesor Gang Yan dari Tongji University, Tiongkok, menyatakan, "Jika transisi kritis dapat diperkirakan, kita bisa mempersiapkan diri atau bahkan mencegahnya, sehingga mengurangi potensi kerusakan."
Studi yang diterbitkan di jurnal Physical Review X menjelaskan pendekatan baru dalam memprediksi titik kritis, yaitu membagi sistem kompleks menjadi jaringan besar simpul yang saling berinteraksi, melacak hubungan antar simpul, dan memantau perubahan pada setiap simpul seiring waktu.
Yan mencontohkan: "Dalam sistem keuangan, sebuah simpul bisa mewakili perusahaan. Dalam ekosistem, simpul mungkin menunjukkan spesies." Para peneliti melatih model AI menggunakan titik kritis dalam sistem teoritis sederhana. Mereka kemudian menguji model tersebut dengan kasus nyata: transformasi hutan tropis menjadi sabana di Afrika Tengah.
Peneliti menggunakan data satelit selama lebih dari 20 tahun dari tiga wilayah Afrika Tengah untuk memasukkan informasi tentang curah hujan dan tutupan pohon ke dalam algoritma. Hasilnya, AI berhasil memprediksi secara akurat kondisi di wilayah ketiga, bahkan mengetahui 81% simpul sistem yang tidak teramati.
Keberhasilan ini membuka peluang untuk menerapkan model serupa dalam memprediksi berbagai krisis, seperti kebakaran hutan, pandemi, dan krisis keuangan. Namun, tantangan utama adalah mengintegrasikan prediksi AI dengan perilaku manusia yang kompleks.
Dengan kemampuan prediksi yang lebih akurat, para peneliti berharap dapat fokus pada bagian-bagian sistem yang melibatkan manusia dan mencegah konsekuensi yang lebih parah di masa depan. Perkembangan ini menandai era baru dalam penggunaan AI untuk mitigasi bencana dan perencanaan kebijakan jangka panjang.
Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News