Setiap tahun, Indonesia menghadapi berbagai peristiwa bencana alam, terutama gempabumi, baik dalam skala kecil maupun besar. Bencana ini sering kali mengakibatkan kerugian yang signifikan, termasuk kehilangan nyawa dan kerusakan lainnya.
Baru-baru ini saja, Gunungkidul diguncang oleh gempa dengan kekuatan M5,8 (sebelumnya tercatat M5,5) pada Senin (26/8) pukul 19:57:42 WIB. Gempa tersebut berpusat di laut, sekitar 95 km barat daya Gunungkidul, dan memiliki kedalaman 30 km.
Getaran gempa terasa di 22 wilayah di Yogyakarta dan sekitarnya, termasuk Karangkates, Nganjuk, Malang, Sleman, dan Bantul. Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa ini tergolong gempa dangkal dan terkait dengan aktivitas kontak antar-lempeng atau megathrust.
Penasaran apa yang menyebabkan Indonesia sangat rentan terhadap gempa? Mari kita pelajari lebih dalam untuk memahami faktor-faktor yang membuat Indonesia begitu rawan terhadap bencana ini.
Penyebab Indonesia Rawan Gempa
Gempabumi terjadi ketika energi di dalam Bumi dilepaskan secara mendadak. Hal ini menyebabkan getaran karena patahnya lapisan batuan di kerak Bumi.
Energi yang terkumpul ini berasal dari pergerakan lempeng tektonik yang ada di bawah permukaan. Saat energi tersebut dilepaskan, ia menyebar dalam bentuk gelombang yang membuat efeknya terasa hingga ke permukaan Bumi.
Mengutip laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Indonesia rawan gempa karena beberapa alasan utama:
1. Lokasi di Pertemuan Tiga Lempeng Tektonik:
Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia: Eurasia, Hindia-Australia (Indo-Australia), dan Pasifik. Pergerakan terus-menerus dari lempeng-lempeng ini menyebabkan gempabumi karena energi yang dihasilkan dari interaksi dan pergerakan lempeng-lempeng tersebut.
2. Aktivitas Gunung Berapi:
Aktivitas gunung berapi juga dapat memicu gempabumi. Pergerakan magma di bawah gunung berapi dapat menyebabkan retakan pada sekitarnya, memicu munculnya gempa kecil.
3. Batuan Lunak dan Zona Lemah:
Tanah lunak yang tebal dapat memicu amplifikasi guncangan gempa karena terjadi resonansi lapisan tanah. Zona lemah atau tanah lunak ini dapat dipetakan dengan mikrozonasi seismik, yang dapat memperbesar dampak gempa.
4. Kekuatan Alam dan Aktivitas Manusia:
Selain interaksi lempeng, beberapa gempa juga dipicu oleh aktivitas manusia seperti kegiatan pertambangan dan pengeboran minyak dan gas alam. Kegiatan ini dapat merusak kontur alami kerak Bumi, membuatnya tidak stabil dan rentan terhadap gesekan.
Baca artikel dan berita menarik lainnya dari JalanTikus di Google News