Teknologi di dunia semakin berkembang, termasuk teknologi terbarukan dan ramah lingkungan. Langkah inilah yang diambil salah satu maskapai penerbangan, Alaska Air. Maskapai ini mengambil sebuah peluang menggunakan bahan bakar terbarukan dari limbah kayu!
Bukan kayu seutuhnya melainkan biofuel. Biofuel atau bahan bakar hayati adalah bahan bakar yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biasanya langsung berasal dari tanaman, limbah industri, dan pertanian.
Alaska Air Maskapai Komersial Pertama dengan Biofuel
Maskapai Alaska Air melakukan penerbangan komersial pertama dengan menggunakan biofuel yang dihasilkan dari sisa-sisa penebangan hutan di Barat Laut Pasifik. Limbah yang digunakan antara lain cabang, ranting, dan akar yang tersisa.
Penerbangan dari Seattle menuju Washington DC yang dilakukan ditenagai dengan 20 persen biofuel. Penerbangan dengan pesawat Boeing 737-800 tersebut membawa 163 penumpang, termasuk 3 delegasi kongres negara bagian. Bahan bakar terbarukan ini dikembangkan oleh Northwest Advanced Renewables Alliance (NARA).
Menggunakan limbah hutan untuk bahan baku biofuel sangat menarik karena tidak bersaing dengan produksi pangan, mengurangi polusi udara, menghilangkan limbah, mempersiapkan hutan untuk ditanam kembali, dan tentunya mempersiapkan lapangan kerja di pedesaan, ujar manajemen Alaska Air.
Ini bukan kali pertama Alaska Air menggunakan biofuel. Juni lalu, perusahaan ini telah menerbangkan dua pesawat dengan bahan bakar dari limbah jagung. Alaska Air mengatakan bahwa penerbangan dengan biofuel mengurangi sekitar 70 persen emisi gas karbondioksida dibanding menggunakan bahan bakar biasa.