Mobil dan Motor Listrik Dapat Keringanan Pajak Luar Biasa di Indonesia, Bagaimana dengan Negara Lain?

Ditulis oleh Tanri Haidi - Tuesday, 18 November 2025, 14:00
Pajak kendaraan listrik Indonesia vs negara lain. Cek perbandingan insentif PKB, PPN, & bea masuk dengan China, AS, Jerman, dan Norwegia.

Q: Bagaimana perbandingan pajak kendaraan listrik di Indonesia dengan negara lain?

A: Indonesia menawarkan bebas pajak tahunan (PKB) & BBNKB permanen, salah satu yang paling menarik di dunia untuk biaya kepemilikan jangka panjang. Berbeda dengan negara lain seperti China & AS yang insentif pembeliannya bersifat sementara, kebijakan jangka panjang RI sangat menguntungkan.

Gengs, kita semua tahu kalau pajak motor dan mobil listrik di Indonesia itu super murah, bahkan bisa dibilang gratis untuk biaya tahunannya! Kebijakan ini jelas bikin banyak orang makin tertarik untuk beralih ke kendaraan ramah lingkungan. Rasanya seperti dapat "karpet merah" dari pemerintah, kan?

Tapi, pernah nggak kamu bertanya-tanya, seberapa hebat sih kebijakan kita ini kalau dibandingin sama negara-negara lain yang lebih dulu populerin EV, kayak China, Amerika, atau bahkan "surga"-nya mobil listrik, Norwegia? Nah, di artikel ini Jaka akan ajak kamu buat membandingkan langsung insentif pajak kendaraan listrik di Indonesia dengan negara-negara lain. Yuk, kita bedah bareng!

Insentif Pajak Kendaraan Listrik di Indonesia (Recap Cepat)

Sebelum membandingkan, kita ingat-ingat lagi "karpet merah" yang diberikan pemerintah Indonesia untuk pemilik EV per tahun 2025:

Kunci utamanya ada pada PKB dan BBNKB 0% yang bersifat permanen. Ini membuat biaya kepemilikan jangka panjang jadi sangat-sangat murah.

Apakah Motor Listrik Bayar Pajak? Ini Jawaban Lengkap & Terbaru 2025!
Penasaran apakah motor listrik bayar pajak tahunan? Jawabannya bebas pajak! Cek aturan lengkap PKB, BBNKB, dan PPN untuk motor listrik di 2025.
LIHAT ARTIKEL

Perbandingan Pajak EV: Indonesia vs. Negara Lain

Sekarang, mari kita lihat bagaimana negara-negara lain memberikan insentif untuk warganya.

China: Fokus pada Pajak Pembelian

China adalah pasar EV terbesar di dunia, dan pemerintahnya sangat agresif memberikan insentif. Insentif utamanya adalah pembebasan penuh purchase tax (pajak pembelian) sebesar 10% yang berlaku hingga akhir 2025. Setelah itu, insentifnya akan dikurangi secara bertahap hingga 2027. Jadi, fokus mereka adalah membuat harga beli mobil jadi lebih murah di awal, namun insentifnya bersifat sementara.

Amerika Serikat: Kredit Pajak dengan Syarat Ketat

Di AS, insentif utamanya adalah Federal Tax Credit hingga US$7.500 (sekitar Rp117 juta) untuk pembelian mobil listrik baru. Terdengar besar, kan? Tapi syaratnya sangat ketat, Gengs! Mobil dan baterainya harus dirakit di Amerika Utara, dan ada batasan harga mobil serta pendapatan pembeli. Insentif ini juga bersifat sementara.

Jerman: Bebas Pajak Tahunan Jangka Panjang

Mirip seperti Indonesia, Jerman juga fokus pada keringanan biaya kepemilikan. Mereka memberikan pembebasan pajak kendaraan tahunan (Kfz-Steuer) selama 10 tahun bagi mobil listrik yang diregistrasi pertama kali hingga tahun 2035. Ini adalah insentif jangka panjang yang sangat menarik.

Norwegia: "Surga" Mobil Listrik

Norwegia adalah contoh paling ekstrem. Selama bertahun-tahun, negara ini membebaskan EV dari berbagai pajak berat, termasuk PPN 25% dan pajak pembelian yang sangat tinggi untuk mobil bensin. Hasilnya? Mayoritas mobil baru yang terjual di sana adalah mobil listrik! Namun, karena adopsinya sudah sangat tinggi, pemerintah Norwegia mulai mengurangi insentif ini secara bertahap.

Negara Tetangga (Thailand & Malaysia)

Negara tetangga kita juga nggak mau ketinggalan. Thailand menawarkan diskon bea masuk dan pengurangan cukai, sementara Malaysia memberikan pembebasan cukai impor dan road tax (pajak jalan). Namun, sebagian besar insentif ini juga bersifat sementara, biasanya berlaku hingga akhir 2025 atau 2027.

Tabel Perbandingan: Siapa Paling Royal?

Biar lebih gampang lihatnya, Jaka sudah siapkan tabel perbandingan sederhana.

Negara Pajak Pembelian Utama Pajak Tahunan Utama Sifat Insentif
Indonesia PPN ~2%, PPnBM 0% 0% (Permanen) Campuran (Jangka Panjang & Sementara)
China Bebas Pajak Beli 10% Sebagian besar bebas Sementara (hingga 2027)
Amerika Serikat Kredit Pajak s/d $7.500 Tergantung negara bagian Sementara
Jerman PPN normal Bebas 10 tahun Jangka Panjang
Norwegia Bebas PPN 25% (dulu) Bebas Pajak Jalan Mulai dikurangi (fase keluar)

FAQ

Kenapa insentif di setiap negara berbeda-beda?

Setiap negara punya target yang berbeda. China ingin mendominasi produksi EV domestik. AS ingin mendorong manufaktur di dalam negeri. Norwegia ingin mengurangi emisi secepat mungkin. Sementara Indonesia, selain mengurangi emisi, juga ingin membuat biaya kepemilikan jangka panjang menjadi sangat terjangkau bagi masyarakat luas.

Jadi, apakah kebijakan pajak EV Indonesia termasuk yang terbaik di dunia?

Bisa dibilang begitu, terutama untuk biaya kepemilikan jangka panjang. Kebijakan PKB/BBNKB 0% yang bersifat permanen adalah keunggulan besar yang tidak dimiliki banyak negara lain. Walaupun insentif pembelian di negara lain mungkin terlihat lebih besar, sifatnya yang sementara membuat kebijakan Indonesia lebih menarik untuk pemakaian bertahun-tahun.

Apa yang akan terjadi jika insentif PPN & Bea Masuk di Indonesia berakhir?

Harga beli mobil listrik impor (CBU) kemungkinan besar akan naik setelah 2025. Namun, karena pajak tahunannya tetap 0%, biaya operasional dan kepemilikan tahunan kendaraan listrik akan tetap jauh lebih murah dibandingkan kendaraan bensin.

Setelah melihat perbandingan ini, kita patut berbangga, Gengs! Kebijakan pajak kendaraan listrik di Indonesia ternyata sangat kompetitif dan visioner, terutama dengan fokusnya pada keringanan biaya jangka panjang. Ini adalah langkah besar yang membuat kita semua makin optimis dengan masa depan elektrifikasi di Tanah Air.

Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News

Kembali Keatas