BYD, produsen mobil listrik asal China, berhasil mengalahkan Tesla sebagai penjual mobil listrik terbanyak di dunia pada semester pertama tahun 2023. Dengan teknologi baterai unggulan, jaringan penjualan luas, dan harga yang terjangkau, BYD menunjukkan ambisi besarnya untuk mendominasi pasar mobil listrik global.
Menurut data dari China Automotive Technology and Research Center, BYD menjual 1.191.405 unit mobil listrik dan hibrida plug-in di China pada semester pertama tahun 2023, naik 315% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka tersebut jauh melampaui penjualan Tesla, yang hanya mencapai 888.879 unit di seluruh dunia. Tesla masih unggul dalam penjualan mobil listrik murni, tetapi BYD semakin mendekat dengan penjualan mobil listrik sebanyak 320.810 unit dan hibrida plug-in sebanyak 272.935 unit.
Salah satu keunggulan BYD adalah teknologi baterai Blade yang dikembangkan sendiri. Baterai ini menggunakan bahan litium-ferrofosfat (LFP) yang lebih aman, tahan lama, dan hemat biaya daripada baterai litium-ion konvensional. Baterai Blade juga memiliki kepadatan energi tinggi, yang memungkinkan mobil listrik BYD memiliki jangkauan tempuh yang lebih jauh. Misalnya, model sedan Han EV yang diluncurkan BYD pada tahun 2022 dapat menempuh hingga 605 kilometer dengan sekali pengisian daya.
Selain teknologi baterai, BYD juga memiliki kelebihan dalam hal jaringan penjualan dan harga. BYD telah membangun jaringan penjualan Ocean Network yang mencakup lebih dari 1.000 dealer di China. Jaringan ini bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan pelanggan dan memperluas pangsa pasar BYD. Di sisi lain, BYD juga menawarkan harga yang lebih terjangkau daripada pesaingnya. Misalnya, model hatchback Dolphin EV yang baru dirilis BYD dibanderol mulai dari 73.800 yuan (sekitar Rp 166 juta), sementara model Model 3 Tesla dijual mulai dari 250.900 yuan (sekitar Rp 564 juta).
BYD tidak hanya fokus pada pasar domestik, tetapi juga berambisi untuk menembus pasar internasional. Pada bulan Juli 2023 silam, BYD memperkenalkan enam model mobil listrik untuk pasar Eropa di Munich. Perusahaan ini menunjukkan niat seriusnya dalam bisnis di pasar yang baru dimasukinya kurang dari setahun yang lalu. Antara Januari dan Juli 2023 saja, perusahaan ini menjual 92.469 unit mobil listrik di luar negeri, melebihi total penjualan pada tahun 2022.
BYD juga berencana untuk memasuki pasar Amerika Serikat, tetapi menghadapi tantangan besar dalam hal regulasi dan persaingan. Pemerintah AS memberlakukan kebijakan yang tidak memberikan insentif bagi mobil listrik yang diimpor dari China. Hal ini membuat BYD kesulitan bersaing dengan Tesla dan produsen lokal lainnya. Selain itu, BYD juga harus meningkatkan citra mereknya di mata konsumen AS, yang masih menganggap produk-produk China sebagai barang murah dan berkualitas rendah.
Meski demikian, BYD tetap optimis dengan prospek pasar mobil listrik global. Dengan dukungan pemerintah China dan investasi dari Warren Buffett, BYD terus berinovasi dalam mengembangkan teknologi dan produk-produk baru. BYD juga terus berusaha meningkatkan kualitas dan layanannya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Dengan visi untuk membangun mimpi menjadi kenyataan, BYD siap bersaing dengan Tesla dan produsen mobil listrik lainnya di dunia.
Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News
Baca juga artikel seputar Kendaraan Listrik