Cinta Kuya, putri presenter terkenal Uya Kuya, belakangan ini menjadi sorotan publik setelah menanggapi komentar nyeleneh dari netizen saat melakukan siaran langsung di media sosial. Dalam sebuah sesi live bersama ibundanya, Astrid Kuya, Cinta mendapat julukan "Aura Maghrib" dari beberapa penonton.
Rekaman video yang tersebar di berbagai platform media sosial menunjukkan reaksi santai Cinta dan ibunya terhadap komentar tersebut. Mereka terlihat tertawa-tawa menanggapi celotehan netizen yang sebelumnya juga pernah menyematkan julukan serupa kepada selebriti lain, Fuji.
Yang menarik perhatian publik adalah sikap dewasa Cinta dalam merespon komentar-komentar tersebut.
"Ada yang bilang aku auranya maghrib. Terus ada yang minta aku mandi," ujar Cinta dengan santai, diiringi tawa ibundanya. Ia bahkan menanggapi dengan jenaka desakan netizen yang memintanya untuk lebih rajin mandi dan merapikan rambutnya.
"Mandi enggak mandi, tetap sama saja. Disuruh catokan, disuruh nyisir," celetuk Cinta, menunjukkan bahwa ia tidak terlalu mempermasalahkan komentar-komentar tersebut.
Namun, yang paling mencuri perhatian adalah kalimat bijaksana yang diucapkannya, "Yang penting hatinya baik."
Sikap dan tanggapan Cinta ini mendapatkan apresiasi luas dari warganet. Banyak netizen yang memuji kematangan berpikir Cinta dan cara didik orang tuanya. Beberapa komentar positif yang muncul antara lain, "Good answer cin!" dan "Keren didikannya orang tuanya! No one can bring us down."
Peristiwa ini menunjukkan bahwa di tengah maraknya fenomena cyberbullying dan komentar negatif di media sosial, masih ada figur publik muda yang mampu merespon dengan bijak dan positif. Sikap Cinta Kuya ini bisa menjadi contoh bagaimana menghadapi komentar negatif di dunia maya tanpa terprovokasi atau terbawa emosi.
Meskipun masih muda, Cinta telah menunjukkan kemampuannya dalam mengelola citra diri dan berinteraksi dengan publik. Hal ini tidak lepas dari peran orang tuanya, Uya Kuya dan Astrid Kuya, yang telah mendidik putrinya dengan baik.
Kisah Cinta Kuya ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya bersikap bijak dalam bermedia sosial, baik sebagai content creator maupun sebagai pengguna. Di era digital ini, kemampuan untuk merespon kritik dan komentar negatif dengan cara yang positif menjadi keterampilan yang sangat berharga.