Di jaman sekarang, mungkin nggak ada komoditi yang lebih 'panas' dibandingkan budaya startup, terutama yang fokusnya di bidang teknologi.
Pencari kerja pasti banyak banget yang mau kerja di startup dan yang sudah bekerja sering kelewat bangga memasukkan posisi mereka di startup di akun LinkedIn mereka.
Padahal, kerja di startup itu ibaratnya berada di bawah bom waktu karena mayoritas dari mereka nggak memiliki prospek jangka panjang yang menjajikan, geng!
7 Starup Besar yang Masih Bakar Duit
Mereka nggak secara harfiah bakar duit ala Joker versi Heath Ledger, tapi istilah tersebut digunakan untuk perusahaan yang sampai sekarang belum menghasilkan keuntungan.
Intinya, banyak startup sekarang yang bisa beroperasi hanya berkat sumbangan dari para investor dengan iming-iming bisa balik keuntungan di waktu dekat.
Dunia startup sendiri biasa bersilat lidah dengan mengutamakan growth di atas profitability tapi ini seringkali cuma taktik berdalih doang, geng!
Nah, di sini Jaka akan membahas perusahaan seperti itu di daftar 7 startup besar yang masih bakar duit. Apakah mereka akan bangkrut, geng?
1. Uber

Sejak didirikan di tahun 2009, aplikasi taksi online Uber sudah berhasil merombak cara kita berpergian, terutama di daerah dengan infrastruktur buruk seperti di Indonesia.
Meskipun sudah dihargai sekitar 69 milyar dolar Amerika atau sekitar Rp944 triliun, Uber sampai sekarang masih belum bisa menghasilkan keuntungan loh.
Dikutip dari CNET, Uber menerima kerugian total sebesar 8,5 milyar dolar Amerika atau sekitar Rp116 triliun di tahun 2019 saja, geng!
CEO Dara Khosrowshahi menyatakan kalau dia menargetkan Uber akan mulai mendapat keuntungan di akhir tahun 2020 tapi masih nggak jelas bagaimana caranya.
2. WeWork

Satu lagi tren yang sekarang banyak muncul di dunia profesional adalah tren coworking space yang diawali oleh perusahaan WeWork di 2010.
Sayangnya, model bisnis ini juga sudah terbukti nggak masuk akal karena sampai sekarang, WeWork juga masih belum bisa menghasilkan keuntungan sepeserpun, geng!
Dikutip dari Stasista, WeWork menerima kerugian total sebesar 1,94 milyar dolar Amerika atau sekitar Rp26 triliun di 9 bulan pertama di tahun 2019.
Bahkan, startup yang satu ini hampir saja bangkrut sebelum akhirnya diselamatkan oleh investor utama mereka, perusahaan konglomerat Jepang, SoftBank.
3. Sea Group

Mungkin banyak dari kalian yang nggak kenal dengan nama startup yang satu ini tapi Sea Group adalah perusahaan utama dari Garena dan Shopee, geng!
Sea Group ini sendiri berada dalam situasi unik karena meskipun Garena sudah mulai mengambil keuntungan, situs jual beli Shopee masih kebanyakan bakar duit.
Dikutip dari Business Wire, Sea Group menerima kerugian total sebesar 1,17 milyar dolar Amerika atau sekitar Rp16 triliun di 9 bulan pertama di tahun 2019.
Meskipun game battle royale Free Fire sudah berhasil menuai sukses, keuntungan game tersebut masih nggak bisa menutup kerugian dari Shopee, geng.
4. AirBnB

Jaka pribadi sudah pernah beberapa kali menggunakan AirBnB karena membuat Jaka bisa merasakan punya rumah sendiri saat sedang bertamasya, geng.
Uniknya, meskipun AirBnB memiliki model bisnis dengan modal yang relatif kecil, mereka juga sampai saat ini masih belum bisa menghasilkan keuntungan.
Dikutip dari The Information, AirBnB menerima kerugian total sebesar 306 juta dolar Amerika atau sekitar Rp4,1 triliun di 3 bulan pertama di tahun 2019.
Dikarenakan status AirBnB sebagai perusahaan tertutup, informasi keuangan mereka nggak tersedia secara detail tapi laporan di atas tetap mengkhawatirkan, geng.
5. OVO

Promo cashback dari aplikasi dompet digital OVO sudah menjadi favorit konsumen tapi memang nggak masuk akal dalam jangka panjang, geng!
Masalah ini akhirnya terkuak di ranah publik setelah Lippo Group memutuskan melepas mayoritas saham mereka dari perusahaan startup yang satu ini.
Dilansir dari CNBC Indonesia, pendiri Lippo Group, Mochtar Riady menyatakan kalau mereka tidak kuat menopang model bisnis OVO yang nggak masuk akal.
Disinyalir bahwa OVO menghabiskan 50 juta dolar Amerika atau sekitar Rp684 miliar tiap bulannya untuk promo seperti cashback dalam usaha mereka menggaet konsumen.
6. Go-Jek

Mengikuti kesuksesan Uber di Amerika, Nadiem Makarim yang saat ini sudah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mendirikan Go-Jek di tahun 2011.
Dikarenakan sistem transportasi umum Indonesia yang waktu itu masih bobrok, aplikasi ojek online ini langsung menjadi langganan kaum kelas menengah ke bawah, geng.
Sayangnya, dilansir dari Reuters, Nadiem sendiri sudah menyatakan kalau Go-Jek sampai sekarang juga masih dalam tahap bakar duit.
Tapi, mereka sudah belajar dari Uber dan mulai menyediakan layanan lain seperti layanan antar makanan Go-Food yang kabarnya sudah hampir menghasilkan keuntungan, geng.
Kompetitor utama mereka, Grab, juga memiliki strategi yang sama di mana layanan GrabFood sudah mulai menutup kerugian yang dihasilkan oleh layanan ojek online mereka.
7. Traveloka

Kehadiran aplikasi pesan tiket pesawat seperti Traveloka memang sudah seperti bingkisan bagi kita yang memiliki budget sangat terbatas untuk liburan, geng.
Tapi, seperti yang dapat ditebak, frekuensi dan besarnya promo seperti ini juga bukan strategi yang sehat untuk keberlangsungan bisnis Traveloka.
Di wawancara dengan Nikkei Asian Review, manajamen senior Henry Hendrawan menyatakan kalau mereka masih berada di growth mode, kode lain untuk bakar duit.
Mereka juga nggak tanggung-tanggung dalam bakar duit karena di akhir tahun 2018, Traveloka menghabiskan ratusan miliar untuk mencaplok kompetitor mereka, Pegipegi.
Akhir Kata
Itulah, geng, daftar 7 startup besar yang masih bakar duit sampai sekarang. Sebenarnya, banyak startup lain yang nggak sempat Jaka masukkan di sini.
Sebagai contoh, situs jual beli online Tokopedia dan Bukalapak juga sekarang masih berada di situasi yang sama tanpa adanya titik terang di masa depan.
Makanya, kalian jangan terlalu tergiur dengan startup seperti ini karena prospek mereka juga nggak semuanya menjajikan, geng!
Apakah kalian ada yang memiliki impian bekerja di startup? Bagaimana pendapat kalian setelah membaca artikel ini? Share di kolom komentar ya!
Baca juga artikel seputar Startup atau artikel menarik lainnya dari Fikri Harish