Seperti yang kamu tahu, dunia sekarang sedang sibuk menangani pandemi COVID-19 yang sudah memakan banyak sekali korban jiwa sejak akhir 2019.
Di Indonesia sendiri, kasus COVID-19 sudah menembus angka 837 ribu per 13 Januari 2021, dengan total pasien sembuh mencapai 689 ribu jiwa dan korban meninggal dunia sebesar 24.343 jiwa.
Uniknya, kasus persebaran COVID-19 nggak hanya terjadi pada manusia. Baru-baru ini, warga Amerika Serikat digemparkan dengan temuan kasus virus tersebut pada gorila. Bagaimana mungkin? Berikut ulasan selengkapnya!
Gorila di Kebun Binatang AS Positif COVID-19

Dilansir LiveScience, sebanyak 8 gorila yang berdiam di Kebun Binatang San Diego, California, Amerika Serikat, menunjukkan hasil positif setelah dites COVID-19 pada 10 Januari 2020.
Sebelumnya, terdapat 2 gorila yang positif COVID-19 setelah menunjukkan gejala layaknya penderita virus tersebut, yakni batuk-batuk dengan intensitas sering.
Tes dilakukan pada tanggal 6 Januari 2021, yang mana setelah menunjukkan gejala positif, para gorila tersebut langsung diisolasi terpisah dari kawanannya.
Dengan demikian, kasus ini menjadi kasus COVID-19 pertama yang menimpa spesies primata atau kera besar. Jadi nggak hanya manusia seperti selebriti maupun aktor dan aktris saja yang terpapar, geng.
Diduga Ditularkan Manusia

Kasus penularan COVID-19 pada spesies primata di Amerika menimbulkan pertanyaan tersendiri. Bagaimana bisa seekor gorila tertular virus mematikan tersebut?
Seperti yang kita pelajari bersama saat sekolah, primata, khususnya gorila, memiliki kemiripan DNA dengan manusia hingga mencapai 98,4%.
Diduga, para gorila tertular virus COVID-19 dari staf perawatan satwa yang dites positif, tapi tidak menunjukkan gejala apapun. Tercatat staf yang bertugas juga selalu mengenakan masker saat berinteraksi dengan gorila.
Selain itu, Kebun Binatang San Diego sudah ditutup untuk umum sejak tanggal 6 Desember 2020 karena mengikuti aturan lockdown di California. Jadi nggak hanya bioskop saja yang ditutup.
Terancam Punah

Ironisnya, gorila yang terpapar virus di kebun binatang San Diego merupakan spesies primata yang populasinya sudah menurun drastis.
Menurut World Wildlife Fund (WWF), populasi gorila tersebut turun hingga 60 persen selama dua dasawarsa terakhir. Faktor utamanya akibat pencurian, invasi tempat tinggal oleh manusia, hingga penyakit.
Hal tersebut menjadi catatan tersendiri bagi pengelola kebun binatang untuk menyelamatkan spesies yang masih tersisa serta menyembuhkan gorila yang sakit.
Berada dalam Pengawasan Dokter

Hingga saat ini, para gorila yang tertular virus COVID-19 diletakkan dalam ruang terpisah dengan kawanan gorila sehat.
Hal tersebut dilakukan guna mencegah penularan virus yang lebih meluas pada kawanan lainnya, mengingat kawanan spesies ini terbilang rentan.
Dalam pengawasan dokter hewan selama 24/7, mereka pun sudah diberikan vitamin, air, dan makanan khusus yang membantu meningkatkan kekebalan tubuh gorila.
Bisa Menular Ke Hewan Lainnya

Selain gorila, diketahui virus COVID-19 sudah sempat menular ke beberapa hewan lainnya yang bahkan punya kemiripan minim dengan DNA manusia.
Seperti contoh cerpelai dan harimau di sebuah kebun binatang di New York, mereka tertular virus COVID-19 setelah kasus pandemi meningkat drastis di kota metropolitan ini.
Hal ini menjadi catatan bagi otoritas kesehatan, konservasionis, dan ilmuwan untuk merancang sistem kesehatan serta perlindungan terbaik bagi para satwa.
Akhir Kata
Itulah tadi liputan khusus Jaka mengenai kasus gorila di kebun binatang Amerika yang positif COVID-19. Ternyata tidak hanya manusia, hewan juga perlu mendapat perhatian khusus dalam pandemi ini. Gimana menurutmu, geng?
Jangan lupa tuliskan pendapat kamu pada kolom komentar di bawah. Sampai jumpa di artikel Jaka yang selanjutnya!
Baca juga artikel seputar Sains atau artikel menarik lainnya dari Diptya.