Pernah nggak kamu merasa kesal karena film yang kamu nikmati kena sensor? Nggak cuma film, game pun juga harus melewati proses layak sensor supaya dapat dipasarkan ke konsumen.
Hal tersebut dilakukan demi mencegah game yang dirilis menyasar ke segmen usia yang salah. Nggak etis, kan, jika game dengan adegan eksplisit dimainkan oleh anak-anak kecil?
Meskipun begitu, sensor dalam game juga harus dilandaskan atas alasan yang jelas dan nggak boleh sampai mengubah esensi dari game.
7 Game yang Kena Sensor Karena Alasan Gak Masuk Akal
Supaya cepat balik modal, game juga dipasarkan secara internasional. Masalahnya, nggak semua negara punya aturan yang sama mengenai sensor.
Ketujuh game berikut ini adalah korban dari sensor yang nggak masuk akal. Selain itu, alasannya pun lebay dan bikin geleng-geleng kepala.
Game apa saja, yah, yang kena sensor dengan lebay? Simak langsung, yuk!
1. FIFA 17

Aneh nggak, sih, ketika kamu melihat game sepakbola FIFA 17 kena sensor? Padahal nggak ada konten seksual maupun sadis sama sekali, lho.
Rusia melarang peredaran game ini akibat sebuah opsi kustomisasi karakter di mana kamu bisa mengganti tali sepatu pemainmu dengan warna pelangi.
Pelangi sendiri merupakan simbol warna yang sering digunakan kaum LGBT. Hal ini dilakukan EA sebagai bentuk dukungan mereka terhadap atlet-atlet LGBT di seluruh dunia.
Seperti yang kita ketahui, pemerintah Rusia sangat intoleran terhadap kaum LGBT, terutama di negaranya sendiri. Hal yang dilakukan FIFA 17 dianggap melanggar peraturan di negara tersebut.
2. Metal Gear Solid: Peace Walker

Metal Gear Solid: Peace Walker merupakan bagian dari franchise tersukses Konami yang mengusung genre action-stealth.
Game ini mengadopsi banyak elemen orisinal dari versi PS1-nya, nggak terkecuali adegan penyiksaan lewat setruman listrik.
Anehnya, game ini nggak diberi rating Mature (Dewasa) melainkan Teen (Remaja). Adegan penyetruman tersebut disensor dan diganti dengan hukuman gelitikan. Hii.., geli!
3. Half-Life

Half-Life merupakan salah satu franchise game buatan Valve yang hingga kini masih tinggu seri ketiganya. Game ini memiliki genre RPG dan Action.
Dalam game ini, kamu harus mengalahkan dan membunuh musuhmu dengan beragam senjata. Sayangnya, game satu ini disensor habis-habisan di Jerman akibat aturan yang ketat.
Alih-alih mati dan mengeluarkan darah, musuh yang kamu kalahkan malah duduk di lantai dan menggelengkan kepalanya seolah-olah mereka menyesal dengan apa yang mereka lakukan.
4. Mortal Kombat SNES

Berbicara soal kekerasan dalam game, rasanya kurang kalau nggak membahas soal game fighting, Mortal Kombat. Game ini bahkan jadi alasan berdirinya badan sensor game di Amerika Serikat.
Darah, potongan tubuh, dan usus yang berhamburan rasanya bukanlah pemandangan yang asing dalam game ini. Di tahun 1992, game ini pun dilarang terbit.
Supaya bisa dijual ke masyarakat, developer mengubah darah dalam game menjadi keringat khususnya untuk versi yang dirilis pada konsol SNES, di mana pada kala itu Nintendo mengusung konsep family-friendly.
Untungnya, kini Mortal Kombat sudah kembali lagi ke akarnya termasuk untuk versi yang dirilis pada konsol Nintendo Switch, geng.
5. Ice Climbers

Ice Climbers merupakan salah satu game legendaris Nintendo yang pertama kali dirilis untuk konsol NES pada tahun 1985.
Dalam game platformer ini, kamu harus mengontrol 2 anak Eskimo Nana dan Popo yang harus melewati rintangan. Kamu juga harus memukul musuh yang berupa anjing laut.
Ketika dirilis untuk pasar Amerika, Nintendo nggak mau game mereka dianggap mempromosikan kekerasan pada hewan. Mereka pun mengubah anjing laut menjadi monster fiksional, Yeti.
6. Pokemon Go

Pokemon Go sempat menjadi game dengan jumlah pemain terbanyak di dunia meskipun akhirnya sepi pemain dalam beberapa bulan saja.
Game berbasis Augmented Reality ini sayangnya dilarang beredar di Arab Saudi karena dianggap membenarkan teori evolusi Charles Darwin. Para ulama bahkan membuat fatwa yang mengharamkan game ini.
Namun, hal tersebut nggak menghentikan para penggemar Pokemon Go di negara tersebut. Buktinya, banyak warga Saudi yang men-download game ini secara ilegal sebelum game-nya dirilis di pasaran.
7. Super Mario World

Game terakhir yang kena sensor lebay adalah Super Mario World. Meskipun game Super Mario jauh dari kata kekerasan, namun game ini tetap saja kena sensor atas alasan yang lebay.
Dalam sebuah stage di dalam game, Mario yang menunggangi Yoshi harus menghindari segerombol lumba-lumba. Di versi Jepang, kamu bisa mengontrol Yoshi untuk menelan lumba-lumba tersebut.
Supaya aman ketika dipasarkan ke Amerika, Nintendo membuat Yoshi nggak bisa lagi menelan lumba-lumba. Alasannya, sih, mencegah tuduhan kejahatan terhadap hewan.
Akhir Kata
Demikian artikel Jaka mengenai 7 game yang kena sensor karena alasan yang nggak masuk akal. Sensor, sih, boleh-boleh saja, asalkan nggak lebay kayak begitu.
Sampai jumpa lagi di artikel Jaka berikutnya! Jangan lupa tinggalkan jejak berupa komentar di kolom yang telah tersedia ya, geng.
Baca juga artikel seputar Games atau artikel menarik lainnya dari Prameswara Padmanaba.