Dunia game mengalami evolusi, terlihat dari kualitas grafis dan jalan cerita yang menjadi semakin baik. Kini game yang biasanya dimainkan di konsol bisa dimainkan di layar laptop maupun ponsel kita.
Namun seiring waktu, beberapa perusahaan video game juga harus mengalami gulung tikar karena berbagai alasan. Bisa karena turunnya peminat, konsol yang tidak laku, ataupun kesalahan yang fatal.
Ada sejumlah perusahaan video game yang tutup karena keputusan yang salah. Di artikel berikut ini, Jaka bakal membahas selengkapnya.
Perusahaan Video Game yang Tutup Karena Keputusan yang Salah

Jika kamu adalah gamers jadul, mungkin kamu mengenal sejumlah video game populer yang banyak dimainkan. Perusahaan video game berusaha memperbaiki kualitas grafis jadi baik seiring waktu agar tak tergerus zaman yang terus berkembang.
Namun hanya karena satu keputusan yang salah, perusahaan-perusahaan ini harus menemui akhirnya dan gulung tikar. Bahkan beberapa di antaranya adalah perusahaan video game besar yang memproduksi game-game legendaris.
Perusahaan apa sajakah itu? Simak terus di artikel ini karena Jaka bakal membahasnya secara lengkap.
1. Atari

Atari bagaikan nenek moyang dari seluruh video game, bahkan bisa dibilang mereka yang menjadi awal mula video game itu berasal. Sejak didirikan tahun 1972, Atari sudah mengalami kesuksesan besar.
Mereka mengembangkan sejumlah game legendaris seperti Pac-Man. Namun setelah mengalami masalah di tahun 1983, perusahaan ini terpaksa memutuskan untuk terbagi menjadi dua perusahaan.
Satu perusahaan akan memproduksi game arcade, satunya akan memproduksi game PC. Nggak lama kemudian, Atari jatuh bangkrut di tahun 2013.
2. SEGA

Siapa yang nggak kenal SEGA? Perusahaan video game besar sejak tahun 1940 ini dulunya adalah pembuat game arcade terbaik sampai akhirnya membuat game rumahan.
Namun, perusahaan yang namanya mendunia setelah memproduksi Sonic the Hedgehog ini mengalami anjlok dan masalah finansial dari tahun 1998 sampai 2002.
Pada akhirnya, perjuangan mereka berakhir harus gulung tikar. Namun kegagalan ini bisa mereka hindari setelah berpindah menjadi memproduksi software saja dan secara sukses membangkitkan SEGA kembali.
3. Broderbund

Broderbund awalnya memproduksi sejumlah game strategi, namun kemudian mereka beralih membuat game populer seperti Prince of Persia dan Choplifter.
Bekerjasama dengan Sierra Online, sebuah publisher yang dikenal memiliki grafis yang bagus, Broderbund memproduksi game-game dengan gambar berkualitas tinggi.
Namun satu keputusan salah yang mereka buat adalah saat ingin membeli The Leaning Company, yang justru malah lebih kaya dan membuat mereka bangkrut.
4. THQ

Perusahaan video game THQ terkenal akan game wrestling yang populer, seperti WWE WrestleMania atau WWF Smackdown. Nama THQ adalah akronim dari Toy HeadQuarters.
Awal dengan membuat game smackdown membuka jalan mereka ke kesuksesan, apalagi diajak kerjasama dengan perusahaan entertainment besar seperti WWE, Nickelodeon, Disney, Pixar, dan DreamWorks.
Namun karena kurang mainstream, perusahaan ini mengalami kesulitan finansial. Karena mereka memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa untuk mengatasinya, akhirnya perusahaan ini gulung tikar di tahun 2012.
5. Hudson

Game seperti Bomberman dan Mario Party diproduksi oleh perusahaan video game besar bernama Hudson. Didirikan tahun 1973, mereka berawal dari toko yang menjual barang elektronik bekas.
Meskipun tidak tutup seperti banyak perusahaan yang seperti Jaka jelaskan, namun justru perusahaan ini 'dilahap' oleh perusahaan video game lainnya, yakni Konami.
Saat Hudson mengalami kesulitan keuangan, Konami adalah pemegang saham terbesar mereka. Perlahan, Konami menjadi semakin besar dan mengendalikan perusahaan tersebut hingga akhirnya mereka harus melikuidasi seluruh aset Hudson di tahun 2011.
6. Tiger Telematics

Tiger Telematics memiliki kisah yang cukup aneh. Mereka dikenal sebagai perusahaan video game yang menjual konsol game gagal dan terburuk di dunia, Gizmondo.
Mereka membuat keputusan yang salah saat merekrut Stefan Erikkson. Mereka meluncurkan Gizmondo dengan biaya yang super besar dan bahkan membuat pesta dan acara-acara besar.
Namun sayang, Gizmondo tidak terjual sebanyak itu dan mereka tidak bisa membayar jutaan dolar yang telah mereka habiskan dan jatuh bangkrut. Nggak hanya itu, Stefan ternyata terbukti adalah seorang kepala grup mafia Swedia. Walah!
7. SNK

Perusahaan SNK (Shin Nihon Kikaku) berusaha untuk mengalahkan SEGA dan Sony dengan membuat hardware bernama Neo Geo. Sayangnya itu adalah keputusan yang salah.
Perusahaan video game dan konsol ini memang membuat sistem hardware yang lebih kuat, namun harganya kemahalan dan waktu peluncurannya juga tidak tepat.
Pada akhirnya, hal ini membawa perusahaan SNK menjadi bangkrut karena kurangnya penjualan di tahun 2001. Namun belakangan ini, SNK kembali bangkit dengan slogan "The Future is Now".
Akhir Kata
Sebuah keputusan memang bisa membawa satu perusahaan menuju masa depan yang cerah namun juga buruk. Karena itu, keputusan memang harus dibuat dengan matang dan bulat agar tidak membawa kerugian nantinya.
Jangan sampai perusahaan video game lainnya bernasib sama seperti deretan perusahaan game di atas yang gulung tikar karena kesalahan fatal.
Semoga artikel kali ini bermanfaat untuk kalian ya. Sampai ketemu di artikel selanjutnya!
Baca juga artikel seputar Video Games atau artikel menarik lainnya dari Frieda Isyana