4 Alasan Kenapa Game Auto Battler Mulai Ditinggalkan Pemainnya, Gak Laku?
GamesSemakin ke sini, semakin banyak saja genre game baru yang muncul. Kalau kamu ingat, di tahun 2010 belum ada genre Battle Royale yang kini laris banget di pasaran.
Salah satu genre baru yang muncul di dekade ini adalah Auto Battler atau yang mungkin biasa kamu kenal dengan nama Auto Chess.
Genre satu ini cukup booming di awal tahun 2019 dan berhasil menarik pemain dengan jumlah yang cukup fantastis. Sayangnya, game ini perlahan mulai ditinggalkan.
Sekilas Tentang Game Auto Battler
Sebelum kita masuk ke bahasan lebih lanjut, mungkin banyak dari kamu yang masih kurang familiar dengan genre Auto Battler atau Auto Chess ini.
Sejarah genre dimulai oleh sebuah mod buatan fans bernama Dota Auto Chess untuk game MOBA, Dota 2. Game yang dikembangkan oleh Drodo Studio ini meraih popularitas semenjak rilisnya pada Januari 2019.
Pada bulan Mei 2019, Dota Auto Chess memiliki sekitar 8 juta pemain di seluruh dunia. Drodo Studio akhirnya membuat game standalone tanpa elemen Dota 2 yang bernama Auto Chess.
Meskipun memiliki embel-embel Chess atau catur di dalamnya, gameplay dari genre Auto Chess ini nggak seperti catur konvensional.
Nama Chess muncul karena arena bermainnya yang terbagi atas kotak-kotak kecil seperti catur. Kamu bakal mendapatkan unit secara random dan bisa menaruh unit tersebut di arena permainan.

Unit yang kamu letakkan di kotak akan bertarung dengan unit musuh secara otomatis hingga salah satunya dari kedua pihak mati.
Setelah ronde selesai, semua unit akan kembali ke posisi awal dan player harus menaruh unit di kotak yang diinginkan untuk memulai gelombang berikutnya.
Satu game akan diikuti oleh 8 player, namun tiap player bakalan berhadapan 1 per satu. Permainan akan selesai jika player telah melawan 7 player lainnya.
Ketika kamu kalah, permainan nggak langsung berakhir. Kekalahanmu cuma bakal mengurangi nyawa dari Avatar atau Tactician-mu saja. Kalau habis total, barulah kamu dianggap kalah.
Saat ini, terdapat beberapa judul game Auto Battler yang populer. Contohnya adalah Teamfight Tactics milik Riot Games, Dota Underlords milik Valve, Auto Chess, Chess Rush, dan masih banyak lagi.
Alasan Kenapa Game Auto Battler Banyak Ditinggalkan Pemainnya

Genre Auto Battler diramalkan bakal merajai pasar game di dunia seperti Battle Royale. Namun, ramalan tersebut ternyata meleset.
Alih-alih berkembang, game-game ber-genre Auto Battler malah kehilangan pemain sedikit-demi sedikit. Tentu hal ini mengejutkan mengingat genre ini berhasil menggaet jutaan orang dalam waktu yang singkat.
Sebagai contoh, game Dota Underlords yang sempat menjadi game dengan pemain terbanyak di Steam ketika peluncuran, kini pemainnya hanya tersisa 20%-nya saja.
Dalam artikel ini, Jaka akan membahas beberapa alasan kenapa game Auto Battler mulai banyak ditinggalkan pemainnya. Check it out!
1. Gameplay yang Monoton

Game Auto Battler adalah game strategi di mana kamu harus pandai mengatur kapan kamu harus mengeluarkan unit dan memilih unit manakah yang bisa mengalahkan musuhmu.
Namun, banyak yang menganggap kalau game Auto Battler bukanlah battle sama sekali. Battle bukanlah cuma berhadap-hadapan saja, melainkan juga experience bertarung bagi para player-nya.
Mayoritas gameplay dari game ini bakal kamu habiskan dengan nontonin layar HP. Daripada kamu bosan, mendingan nonton film di HP, deh.
2. Nggak Menantang

Ketika bermain game, keseruan seperti apa yang kamu cari? Kalau kamu menantikan aksi keren dan gameplay menantang, rasanya game Auto Battler bukanlah untuk kamu.
Genre satu ini bukanlah genre yang menuntut kamu untuk berpikir cepat ataupun mengandalkan refleks. Kamu hanya menaruh unit-unit saja dan berharap unit kamu bisa menang melawan unit musuh.
Kalau kamu adalah gamer yang menyukai tantangan, rasanya akan lebih menantang untuk main game MOBA seperti Mobile Legends, geng.
3. Minim Konten Inovatif

Ketika sedang ramai-ramainya, Dota Underlords bisa mendapatkan lebih dari 200 ribu concurrent players. Kini, cuma 7 ribu concurrent players aktif saja, alias cuma 20%.
Salah satu penyebabnya adalah Valve nggak konsisten dalam meng-update game satu ini. Sudah gameplay-nya monoton, kontennya juga nggak dibikin semenarik mungkin.
Hal ini bisa jadi pelajaran untuk pengembang game lainnya agar selalu memanjakan para pemain setianya agar nggak kabur.
4. Belum Menyasar Ranah eSports

Salah satu alasan kenapa industri gaming melesat dengan sangat cepat adalah dengan hadirnya eSports atau kompetisi game profesional dengan treatment seperti pertandingan olahraga.
Game dengan gameplay yang menantang dan menuntut kita untuk berpikir strategis sangat laris di ranah eSports. Contoh saja Mobile Legends, PUBG Mobile, Dota 2, bahkan game kartu, Hearthstone.
Sayangnya, game Auto Battler seperti Auto Chess nggak memiliki hal yang dimiliki oleh game-game eSports. Makanya, nggak banyak promotor yang begitu tertarik untuk memasukkan genre ini ke dalam kompetisi eSports.
Walaupun ada, paling hanya beberapa dan skalanya hingga saat ini belum terlalu besar. Semisal League of Legends World Championship atau The Internationals Dota 2, geng.
Akhir Kata
Demikian artikel Jaka mengenai alasan kenapa game Auto Battler kurang diminati dan mulai ditinggalkan pemainnya sedikit demi sedikit.
Kalau kamu adalah penggemar genre satu ini dan ingin mengoreksi atau menambahkan pendapat Jaka di atas, jangan lupa tulis di kolom komentar ya, geng.
Sampai jumpa lagi di artikel menarik Jaka lainnya!
Baca juga artikel seputar Games atau artikel menarik lainnya dari Prameswara Padmanaba.