7 Film Paling Ambisius yang Pernah Dibuat, Gak Laku dan Gagal?
Out Of TechMembuat film tentu membutuhkan sebuah ambisi dan tujuan yang kuat. Namun bagaimana jika dalam membuat film malah justru menjadi terlalu ambisius?
Tidak ada yang salah dengan film ambisius, akan tetapi seringkali ambisi malah membuat para pembuat film harus melawan tujuan utamanya, tak sesuai dengan target, atau yang terburuk justru berujung membuat film yang kacau.
Nah, Jaka bakal kasih kamu info tentang deretan film ambisius yang pernah dibuat. Simak terus artikel Jaka ya, geng!
Daftar Film Paling Ambisius yang Pernah Dibuat

Ambisi merupakan sebuah dorongan yang dibutuhkan para pembuat film untuk membuat film luar biasa, namun juga tak jarang justru membuat film yang di luar dugaan mereka.
Tak semua film ambisius berakhir buruk, ada juga yang sangat membekas di hati dan berhasil menarik penonton hingga muncul sekuelnya.
Daripada terus penasaran, langsung cek daftarnya, yuk!
1. Trilogi The Lord of the Rings

Membuat adaptasi live action dari trilogi epik yang dibuat oleh JRR Tolkien diberikan kepada sutradara muda yang sebelumnya tak pernah menyutradarai proyek film blockbuster besar.
Agar produksinya lebih ekonomis, ia mengambil gambar ketiga film trilogi tersebut berurutan dan memberi tiap film setahun pasca-produksi. Agar bisa membayar bagian seni, artis terkenal, dan lokasi yang rumit maka film ini ditargetkan harus sukses secara komersil.
Trilogi ini terbukti sukses, tak hanya secara komersil namun juga meraih beberapa penghargaan. Film ini menjadi simbol budaya sesuai yang diinginkan oleh sang sutradara.
Bahkan LOTR masih berlanjut dengan trilogi kedua yang bahkan membuat untung lebih banyak. Trilogi LOTR hingga kini dikenal sebagai proyek terbesar dan paling sukses dalam sejarah perfilman.
2. Apocalypse Now

Film besutan Francis Ford Coppola tahun 1979 ini merupakan proyek ambisiusnya, yakni sebuah adaptasi dari Joseph Conrad's "Heart of Darkness" selama Perang Vietnam.
Kolaborasi apik dengan pembuat film lainnya dan teknologi yang mumpuni di tahun 70-an, film ini syuting di tengah hutan di sebuah negara asing. Kerjasama antara tentara asing dan warga lokal Filipina dibutuhkan untuk menyempurnakan film tersebut.
Dalam produksinya, film ini menghadapi sejumlah masalah. Disebutkan pada sebuah film dokumenter tentang pembuatan film tersebut, banyak kru yang ingin menyerah dari pembuatan proyek, namun berhasil diyakinkan oleh Coppola.
Coppola sendiri berjuang dengan para aktor dan keharusan mengimprovisasi ending dari film tersebut, yang ternyata tidak dibuat dengan jelas. Walau begitu, film ini termasuk sukses dan menjadi penutup yang bagus dari dekade karir Coppola.
3. 2001: A Space Odyssey

Film sci-fi buatan Stanley Kubrick ini adalah ambisi proyek tunggalnya, dalam hal produksi maupun bahasa film. Pertama kali ditontonkan tahun 1968 dan memukau banyak penonton hingga kini.
Teknik special effect yang digunakan dalam film tersebut belum pernah dilihat sebelumnya. Mereka menggunakan ruang nol gravitasi dan kostum monyet yang tampak nyata.
Saking bagusnya, bahkan jika film tersebut ditonton pada masa kini tidak terlihat kuno dan terlihat lebih bagus daripada efek CGI di beberapa film belakangan ini.
4. The Matrix

Ambisi para sutradara The Matrix membawa kita dalam kombinasi aksi khas Asia dengan estetika sci-fi yang cukup rumit dan filosofis.
Hasilnya? Sukses besar yang berujung dua sekuel walau mereka tidak seheboh film pertamanya. Efek visual yang disuguhkan Wachowski bersaudara dalam film ini sangat mengagumkan dan tak terlupakan.
Salah satu momen ikonik adalah saat Agen menembakkan peluru pada Neo (Keanu Reeves) yang berhasil menghindari peluru tersebut, dibawakan dengan tampilan slow-motion dan panoramik yang memukau.
5. Boyhood

Boyhood merupakan salah satu film yang dikenal cukup ambisius, sebab syutingnya memakan waktu selama 12 tahun, geng!
Boyhood mengikuti tumbuh kembang Ellar Cotrane dari usia 6 hingga 18 tahun. Sehingga dengan begitu tim produksi tidak perlu menggunakan aktor lain atau menggunakan efek dan riasan.
Tujuan film ini adalah memperlihatkan koneksi bagaimana tumbuh kembang seorang anak hingga menjadi remaja. Tentu film ini menjadi sebuah prestasi dengan menampilkan pengembangan karakter yang belum pernah dilihat di film-film sebelumnya.
6. Ben Hur

Sekali melihat Ben Hur (1959), kita akan dapat menyaksikan bagaimana ambisiusnya sang sutradara, William Wyler. Ben Hur tak hanya menjadi film paling mahal yang pernah dibuat, tapi juga menunjukkan set syuting paling besar yang pernah dibuat untuk pembuatan film dan lagu selama tiga jam, terpanjang yang pernah ada.
Salah satu adegan terbaiknya adalah balap kereta selama 9 menit yang sangat menyenangkan. Ben Hur bukan cuma ambisius namun juga sukses besar, meraup keuntungan 10 kali dari budget, dan memenangkan 11 Academy Awards termasuk Best Picture, yang tak ada bandingannya hingga muncul Titanic 38 tahun kemudian.
Film ini mungkin sudah setengah abad usianya, akan tetapi masih sangat bisa dinikmati sebagai koleksi film klasik yang sangat luar biasa hingga sekarang.
7. Toy Story

Siapa yang tak kenal Toy Story? Film kartun legendaris ini merupakan film yang menggunakan efek CGI secara penuh untuk pertama kalinya.
Animasi buatan Pixar ini dikenal sangat ambisius, sebab mereka berani 'melawan' animasi khas Disney yang menggunakan gambar buatan tangan atau 2D.
Tak hanya soal pembuatan, kesuksesan Toy Story juga berkat deretan artis terkenal yang menjadi pengisi suara seperti Tom Hanks dan Tim Allen.
Akhir Kata
Membuat film secara ambisius tidak pernah salah. Semua karya yang dibuat tentunya luar biasa dan membutuhkan ambisi yang cukup besar.
Hanya sutradara yang mumpuni yang mampu menghasilkan film luar biasa dengan memanfaatkan dorongan ambisi yang dimilikinya.
Film mana yang jadi favoritmu, geng? Share di kolom komentar, yuk!
Baca juga artikel seputar Film atau artikel menarik lainnya dari Frieda Isyana Putri