Suka menonton film sedih, geng? Apa yang kamu rasakan ketika menonton film tersebut?
Kamu harus berhati-hati, geng, karena menonton film yang terlalu sedih bisa memberikan efek untuk diri kamu lho.
Contohnya saja film yang terlalu sedih seperti film Hachiko, bagi kamu yang menyukai hewan pasti akan sangat sedih ketika menonton film ini kan?
Menonton film yang berpengaruh terhadap emosi kamu bisa membuat kamu depresi, geng. Apalagi film tersebut kamu tonton disaat emosi kamu lagi gak stabil.
Nah, Jaka punya daftar film bagus yang akan mungkin akan membuatmu depresi ketika menontonnya. Hati-hati, ya!
Film yang Membuat Depresi Penontonnya
Beberapa film ini memiliki kesamaan kekuatan untuk membuat penontonnya mati rasa, linglung, dan menderita, gak hanya selama film, tapi beberapa saat setelah menonton.
Konten seperti adegan yang mengejutkan, plot yang suram, dan ending film yang suram akhirnya menjadi kenangan yang menyedihkan dan terus diingat bagi mereka yang menonton.
Entah karena filmnya terlalu menyesakkan atau terlalu sedih, tapi beberapa film bagus ini bisa membuatmu depresi setelah menontonnya. Penasaran film apa saja? Simak daftarnya di sini.
1. Hachi: A Dog's Tale (2009)
Dalam film bertema hewan ini, Parker Wilson (Richard Gere) suatu hari menemukan Hatchi kecil, seekor anjing yang secara gak sengaja di tengah jalan.
Dia awalnya gak berniat memelihara anjing, tetapi Wilson dan Hatchiko menjadi dekat. Ikatan yang tercipta di antara mereka benar-benar tulus.
Detail kecil yang membentuk hubungan antara pemilik dan anjingnya adalah kenyataan bahwa Hachi pergi setiap hari untuk mengantarkan dan menjemput Wilson di stasiun kereta.
Setelah menyenangkan penonton dengan momen kelembutan ini, hal buruk terjadi. Parker tiba-tiba meninggal karena serangan jantung, meninggalkan istri, anak-anak, dan teman setianya.
Namun, Hachi melanjutkan tradisinya, pergi setiap hari menunggu pemiliknya di stasiun kereta, bahkan setelah keluarganya pindah, hingga akhir hayatnya.
Film berdasarkan kisah nyata, film ini menggambarkan cinta dan kesetiaan tanpa syarat dari anjing.
Film ini memberikan pelajaran besar tentang hubungan antara anjing, manusia, dan rasa hormat yang pantas mereka dapatkan dari orang yang mereka cintai tanpa batasan.
2. Blue Valentine (2010)
Film Derek Cianfrance ini adalah potret yang jujur, kompleks, dan menyakitkan tentang pernikahan yang sedang diambang kehancuran. Kisah pasangan ini diceritakan dalam segmen intercut dulu dan sekarang.
Ketika pasangan itu masih muda, mereka percaya semuanya akan baik-baik saja karena mereka sedang jatuh cinta. Meskipun ada beberapa kendala, semuanya berjalan dengan baik.
Cindy adalah gadis "rusak" yang perlu dicintai dan Dean adalah anak laki-laki kikuk yang siap mencintainya tanpa syarat. Mereka menikah, mereka memiliki seorang putri berusia enam tahun, dan semua cinta serta kebahagiaan yang mereka rasakan telah hilang.
Hampir gak mungkin bagi kamu yang menonton, setelah menonton film ini membuat kamu gak percaya lagi dengan pernikahan.
Penampilan yang luar biasa oleh Michele William di film ini akan membuat kamu terpukau, sekaligus menderita karena ternyata, cinta tidak selalu berakhir dengan bahagia.
3. Nobody Knows (2004)
Nobody Knows adalah salah satu karya terbaik sutradara Jepang Hirokazu Koreeda. Kisah memilukan, berdasarkan peristiwa yang terjadi di Tokyo.
Dibuka dengan seorang ibu pindah ke sebuah Apartemen bersama anaknya, Akira, seorang bocah laki-laki berusia dua belas tahun. Dia juga memiliki tiga anak lagi yang disembunyikan dari pemilik apartemen tersebut.
Mereka semua berasal dari ayah yang berbeda. Ibu mereka bertingkah aneh karena dia selalu terlalu bahagia, bertingkah seperti anak kecil dan meninggalkan mereka sendirian sepanjang hari di dalam Apartemen. Mereka gak bersekolah dan gak bisa meninggalkan Apartemen karena mereka gak boleh dilihat oleh penyewa lainnya.
Terlepas dari situasi yang aneh ini, keempat bersaudara itu tampaknya bahagia, karena mereka sangat mencintai ibu mereka dan hanya puas dengan kenyataan bahwa mereka semua hidup bersama.
Karena Akira adalah yang tertua dan satu-satunya yang dapat meninggalkan Apartemen, dia bertanggung jawab untuk mengurus rumah dan anak-anak.
Suatu hari, sang ibu pergi bekerja dan gak pernah kembali, hanya menyisakan sepucuk surat dan amplop berisi uang. Awalnya keadaan cukup baik tetapi ketika uang habis dan listrik serta air mati, saudara-saudara itu mulai kesusahan.
Detail-detail kecil membuat film ini menjadi sebuah mahakarya, bersama dengan penampilan para aktor muda yang memukau.
Film penderitaan anak-anak selalu merupakan subjek yang sensitif dan menjadi lebih terasa saat penonton mencapai empati yang besar dengan karakternya.
4. Grave of the Fireflies (1988)
Film Animasi klasik Jepang yang didasarkan pada peristiwa nyata ini terjadi di Jepang selama Perang Dunia II, dan menggambarkan dampak konflik militer di antara penduduk sipil, dengan fokus pada kisah dua bersaudara, Seita (seorang remaja muda) dan Setsuko (sekitar empat tahun).
Setelah menjadi yatim piatu dan tunawisma karena serangan bom, mereka pindah ke rumah bibi mereka, yang memperlakukan mereka dengan dingin dan acuh. Gak tega melihat adik perempuannya murung dan gak bahagia, Seita memutuskan untuk meninggalkan rumah bibinya.
Bersama Setsuko, mereka pindah ke sebuah gua kecil di tepi sungai. Meski tanpa fasilitas apa pun, kedua bersaudara ini bahagia bisa hidup bersama dan bebas.
Tetapi hidup di dalam gua seperti itu ternyata sulit, mereka ternyata tetap membutuhkan makanan untuk menyambung hidup mereka. Padahal Seita adalah pengangguran dan tak memiliki uang sepeser pun.
Jauh dari tipikal film animasi yang ceria dan hidup, Grave of the Fireflies gak ditujukan untuk penonton anak-anak karena narasi filmnya sangat berat, penuh penderitaan, dan akhir yang tragis.
Film ini menimbulkan masalah yang sama seperti film Nobody Knows ketika kamu menontonnya, anak-anak yang memutuskan untuk melawan kesulitan hidup dan menjalani hidup yang kejam untuk tetap bersama.
5. The Road (2009)
Film yang diangkat dari novel pemenang Hadiah Pulitzer Cormac McCarth ini menunjukkan perjalanan seorang ayah dan putranya yang masih kecil melalui dunia pasca-apokaliptik agar tetap selamat.
Plotnya sebenarnya sangat sederhana, dengan detail kecil yang menonjol yang justru menjadikan film ini sangat kuat.
Dampak emosional dari film ini sangat kuat. Yang paling ditakuti orang setelah menonton film ini adalah kematian.
Sang ayah tahu sejauh mana orang bisa bertahan hidup dan oleh karena itu membawa pistol dengan dua peluru, siap membunuh anaknya jika mereka terjebak.
Karena ini adalah skenario tentang hidup dan mati, di mana orang-orang membunuh, makan, dan menyiksa satu sama lain.
Akhir film ini akan menimbulkan pertanyaan dan kebingungan tentang kelanjutan kisah karakter di film ini seperti, apakah orang-orang yang ditemukan bocah itu benar-benar baik dan tulus? Akankah mereka bisa mencapai tujuan?
Akhir Kata
Nah, itu dia film bagus yang akan membuatmu depresi setelah menontonnya. Hati-hati saat menonton film ini ya, geng?
Ada yang sudah pernah menonton salah satu filmnya, geng? Share pendapatmu di kolom komentar ya!
Baca juga artikel seputar Film atau artikel menarik lainnya dari Ersa Syabilla Hasanah.
