Kalau kamu ingat kartun-kartun zaman dulu, banyak sekali guyonan yang mengandung rasisme. Contohnya adalah Tom & Jerry yang ketika terkena ledakan berubah menjadi orang berkulit hitam.
Enggak cuma kartun, film Hollywood seperti Death Note Live Action atau Avatar: The Last Airbender juga dianggap rasis karena menggunakan orang kulit putih untuk peran orang Asia.
Ternyata, anime yang berasal dari Jepang pun enggak kalah rasis, geng! Jaka punya beberapa contoh anime rasis yang patut kamu ketahui!
Apakah Anime Rasis?
Makin ke sini, kesadaran untuk menghapus rasisme di dunia perfilman semakin menguat. Bahkan, film Parasite menang Oscar juga dikabarkan untuk menghapus stigma tersebut.
Meskipun begitu, masih banyak ditemukan praktek rasis baik di film, kartun, bahkan anime. Kali ini, Jaka mau mengupas secara mendalam mengenai rasisme di dalam anime.
Agar lebih mudah, Jaka akan kasih beberapa contoh yang menunjukkan kalau anime cukup rasis terutama kepada kaum kulit hitam.
Apakah lebih parah dari Hollywood? Kamu yang menilai.
1. Karakter Kulit Hitam yang Sangat Jarang

Kalau melihat anime-anime di Jepang, kamu akan sangat jarang menemukan karakter berkulit hitam. Kebanyakan semuanya merupakan orang Jepang asli atau bule dari Barat.
Mungkin hanya anime seperti Cowboy Bebob yang memiliki karakter berkulit hitam cukup banyak. Bleach dan Naruto juga memiliki beberapa.
Ada banyak alasan mengapa hal tersebut terjadi. Pertama, Jepang termasuk negara homogen dengan sejarah yang panjang. Mereka bangga dengan dirinya sendiri.
Berbeda dengan Amerika Serikat yang mayoritas penduduknya pendatang, masyarakat Jepang merupakan penduduk asli yang telah tinggal di sana secara turun-temurun.
Apalagi dunia (karena propaganda dari Barat) meyakini kalau kecantikan itu dilambangkan dengan kulit putih, sehingga karakter berkulit hitam pun semakin tidak memiliki tempat.
2. Kasus Naomi Osaka

Buat kamu yang belum tahu, Naomi Osaka merupakan salah satu pemain tenis dunia yang berdarah Jepang-Haiti. Suatu ketika, ia menandatangani kontrak dengan Nissin, salah satu perusahaan mie terbesar di Jepang. Mereka ingin membuat iklan dengan gaya animasi.
Masalahnya Naomi, yang berkulit hitam, digambarkan berkulit putih di iklan tersebut. Hal ini membuat geram banyak pihak karena dianggap misrepresentasi.
3. Stereotipe Penjahat

Jarang mendapatkan tempat di dalam anime, kaum kulit hitam pun sering mendapatkan stereotipe sebagai seorang penjahat.
Kita bisa melihatnya di anime Is The Order A Rabbit? yang tayang pada tahun 2014. Meskipun bergenre komedi, terselip unggkapan rasis pada anime ini.
Kita bisa melihatnya di beberapa episode awal season pertama, di mana kita akan melihat flashback dari karakter Sharo Kirima ketika diselamatkan oleh Rize. Di sana, kita bisa melihat dua karakter berkulit hitam yang sedang melakukan kejahatan di sebuah lorong gelap.
4. Cosplayer Berkulit Hitam

Kasus rasis juga bisa ditemukan pada seorang cosplayer. Di Twitter, ada seorang cosplayer berkulit hitam yang sedang berperan sebagai Nezuko dari anime Kimetsu no Yaiba.
Karakter ini cukup populer dan banyak yang menjadikannya sebagai waifu. Sang cosplayer merupakan salah satunya.
Sayang ketika fotonya tersebar di Twitter, banyak cacian dan makian yang ditujukan kepadanya. Intinya, mereka menganggap tidak pantas seorang berkulit hitam berperan sebagai Nezuko. Padahal, selama ini banyak orang kulit putih yang menjadi seorang cosplayer anime dan mereka diterima begitu saja.
5. Disamakan dengan Monyet

Dorongan agar menghapus rasisme di anime merambah ke dunia game. Salah satunya adalah Pokemon Sword and Shield. Salah satu pemimpin Gym bernama Nessa digambarkan berkulit hitam. Ia merupakan pelatih Pokemon jenis air.
Masalahnya, ada seorang netizen yang menggambar Nessa sebagai seekor monyet karena warna kulitnya. Parahnya, hal ini hanya dianggap sebagai joke. Ketika ditelusuri, ternyata orang yang membuat desain tersebut sudah melakukan hal jahat yang sama berkali-kali.
Akhir Kata
Semua manusia yang terlahir di dunia pada dasarnya memiliki derajat yang sama. Kita tidak boleh mendiskreditkan ras tertentu.
Anime, secara mengejutkan, ternyata juga tidak terlepas dari praktik rasisme. Meskipun kasusnya tidak terlalu banyak, ini tetap menjadi PR untuk semua orang yang terlibat dalam pembuatannya.
Ke depannya, kita bisa berharap kalau anime dan industri hiburan secara keseluruhan akan bersih dari segala jenis rasisme.
Baca juga artikel seputar Anime atau artikel menarik lainnya dari Fanandi Prima Ratriansyah.