Salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Indonesia, Tokopedia, dikabarkan akan bergabung alias merger dengan Gojek. Isu liar ini memanas dalam beberapa bulan belakangan.
Bahkan, keduanya disebut-sebut sudah mencapai tahap terakhir. Berdasarkan laporan Bloomberg, proses merger kedua startup raksasa Tanah Air tersebut akan paling cepat dilakukan pada Februari.
Kini, keduanya masih dalam tahap diskusi untuk skenario kesepakatannya. Bloomberg menyebut keduanya memiliki tujuan untuk mendaftarkan entitas gabungan di Indonesia dan Amerika Serikat.

Berdasarkan diskusi dan kesepakatan kedua belah pihak, Gojek akan memiliki jumlah saham yang lebih dominan yaitu sebanyak 60%, sementara Tokopedia akan memiliki 40%. Keduanya telah menargetkan valuasi sebesar 35 miliar dolar AS (sekitar Rp 489 triliun) hingga 40 miliar dolar AS (sekitar Rp 559 triliun).
Faktanya, sejak tahun 2018, Gojek dan Tokopedia disebut sudah mempertimbangkan potensi merger, namun diskusi dan kesepakatan kedua belah pihak menemui jalan buntu karena CEO Grab, Anthony Tan.
Karena adanya potensi sinergi dalam hasil merger kedua perusahaan tersebut, Gojek dan Tokopedia memutuskan untuk menandatangani lembar persyaratan untuk menguji tuntas bisnis masing-masing perusahaan.
Merger dari Gojek dan Tokopedia diisukan akan mampu membuat terobosan teknologi dalam berbagai kategori bisnis, mengingat keduanya memiliki banyak layanan, seperti transportasi, pembayaran digital, belanja online, dan lain-lain.
Baca artikel mengenai Berita atau artikel menarik lainnya dari Michelle Cornelia.