Bekerja di perusahaan teknologi besar seperti Google atau Facebook tentu menjadi impian banyak orang. Nama besar serta fasilitas yang ditawarkan pas banget buat milenial seperti kita.
Di era teknologi seperti ini, berkarir di perusahaan teknologi memang sangat menjanjikan. Belum lagi, gajinya yang di atas rata-rata.
Kalau membahas hal-hal positifnya saja rasanya Gak adil ya, geng. Sepertinya kamu juga harus tahu hal negatif yang kamu rasakan ketika bekerja di perusahaan teknologi.
Alasan Kenapa Bekerja di Perusahaan Teknologi Gak Seenak yang Kamu Pikirkan
Siapa sih yang Gak tergoda ketika melihat kantor unik yang dipenuhi permainan serta beanbag untuk bersantai? Apalagi ketika melihat makanan dan snack gratis untuk para pegawainya.
Berdasarkan pengalaman orang-orang yang telah bekerja selama bertahun-tahun di perusahaan teknologi, dunia kerja mereka Gak seenak itu.
Dalam artikel ini, Jaka bakal kasih tahu kamu mengenai alasan kenapa bekerja di perusahaan teknologi Gak seasyik yang kamu pikirkan.
1. Bikin Stres

Siapa bilang bekerja di perusahaan teknologi bikin bahagia? Ketika kamu bekerja, pasti kamu pengen banget pekerjaan kamu berdampak besar pada perusahaan.
Nyatanya, ketika kamu bekerja di perusahaan teknologi, pekerjaan kamu merupakan sebuah hal kecil apabila dibandingkan dengan lingkup bisnis perusahaanmu.
Kalau perusahaanmu adalah sebuah mobil, mungkin kamu hanyalah sebuah baut kecil yang ada di dalam mesin, bukan aki atau komponen besar lainnya.
Bekerja di perusahaan teknologi juga menuntutmu untuk selalu inovatif dan beradaptasi dengan cepat. Teknologi yang selalu berkembang dengan cepat bakal membalapmu kalau kamu Gak cekatan.
Sama seperti perusahaan lain, kamu juga akan selalu dihadapkan oleh meeting. Meeting dijamin bakal bikin kamu makin stres karena kamu harus menyesuaikan diri dengan perubahan di perusahaan.
Kalau kamu mau mencari pekerjaan di mana kamu bisa pulang tepat waktu setiap hari, mohon maaf, perusahaan teknologi bukanlah tempat yang tepat buat kamu.
Kamu bakal sulit memiliki quality time untukmu sendiri atau bersama orang lain. Pulang kerja, mending langsung tidur saja, geng.
2. Bakal Ketemu Banyak Orang Baru

Meskipun nampak seperti sebuah hal positif, namun ketika bekerja di suatu perusahaan, hal ini merupakan pertanda buruk, geng.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh LinkedIn, perusahaan teknologi memiliki tingkat turnover paling tinggi, yakni mencapai 13,2% setiap tahunnya.
Artinya, banyak banget orang yang Gak betah untuk bekerja di perusahaan tersebut. Enak sih punya temen baru, tapi Gak enak kalau kamu harus mengajarkan hal dasar ke orang baru setiap bulannya.
Hadirnya teman baru juga berarti kamu bakal kehilangan teman lamamu di perusahaan yang sudah kamu anggap seperti saudara sendiri. Sedih banget, geng!
Kamu harus belajar beradaptasi dengan karakter karyawan baru yang belum tentu kamu sukai. Sebaliknya, belum tentu juga orang tersebut bakal suka sama kamu, kan?
Mengingat banyak banget waktu yang kamu habiskan di kantor, hubunganmu dengan rekan kantor seharusnya lebih dekat dengan teman di luar kantor.
Bayangkan kalau kamu harus berada lebih dari 10 jam di kantor bersama dengan orang yang Gak kamu sukai atau Gak menyukai kamu. Pasti bete banget, geng.
Bagaimana? Masih mau bekerja di perusahaan teknologi? Kalau masih, simak terus poin-poin di bawah ya, geng.
3. Biaya Hidup yang Mahal

Nah, kalau alasan ini relatif, sih. Biasanya, perusahaan teknologi bakal berada di pusat bisnis, alias kota-kota besar. Wajar sih, karena perusahaan teknologi membutuhkan akses yang mudah.
Otomatis, kamu harus bekerja di daerah dengan biaya hidup tinggi seperti Jakarta. Kamu tahu sendiri lah biaya hidup di Jakarta yang Gak sebanding dengan UMR-nya.
Kalau kamu datang dari keluarga berada, mungkin Gak akan begitu terasa. Selain gaji, kamu juga mungkin masih mendapat "uang jajan" untuk tinggal di kota besar.
Berbeda halnya kalau kamu berasal dari daerah dengan biaya hidup rendah. Kamu bakal shock ketika mengetahui besarnya biaya hidup yang harus kamu keluarkan setiap bulannya.
Gaji bekerja di perusahaan teknologi besar? Gak juga sih, geng. Gaji besar terasa percuma kalau pengeluaran kamu per bulannya juga besar.
4. Industri Teknologi Nggak Peduli dengan Konsumennya

Gak semua perusahaan teknologi melakukan hal ini. Namun, hal ini nampaknya terjadi di dalam perusahaan raksasa teknologi dunia.
Perusahaan teknologi terbesar di dunia berfokus dalam mendesain dan membuat platform untuk menciptakan rasa konsumerisme konsumen.
Perusahaan teknologi memiliki target untuk menciptakan keuntungan sebesar-besarnya tanpa mempedulikan kenyamanan atau manfaat kepada para konsumen.
Contoh saja Facebook yang sudah beberapa kali kebocoran data pribadi pelanggannya. Apa yang Facebook lakukan untuk melindungi para penggunanya?
Perusahaan teknologi raksasa di dunia memiliki pendapatan serta suntikkan dana yang besar dari para investor.
Bayangkan manfaat yang bisa kita dapat kalau uang tersebut disumbangkan atau dipakai sebagai modal penelitian untuk menyelesaikan masalah kemanusiaan.
Industri teknologi Gak peduli sama kamu. Mereka cuma ingin kamu menjadi kecanduan teknologi dan akhirnya memunculkan sifat konsumerisme.
Akhir Kata
Demikian artikel Jaka mengenai alasan kenapa bekerja di perusahaan teknologi Gak seasyik yang kamu pikirkan. Apakah kamu masih tertarik untuk bekerja di perusahaan teknologi?
Tulis jawaban kamu di kolom komentar yang ada di bawah ya, geng!
Baca juga artikel seputar Perusahaan Teknologi atau artikel menarik lainnya dari Prameswara Padmanaba