Siapa, sih, yang nggak pernah menjumpai patung kuda saat melewati bangunan atau tempat bersejarah tertentu?
Di Indonesia, patung kuda adalah salah satu bentuk patung yang sering banget kita lihat di jalanan. Biasanya dipadukan dengan sosok pahlawan atau tokoh bersejarah lainnya.
Beberapa contohnya adalah patung kuda di monumen Jenderal Gatot Soebroto, Pangeran Diponegoro, dan Jenderal Soedirman.
Kalau kamu perhatikan, semuanya memiliki pose kaki kuda yang berbeda-beda, bukan?
Bukan sekedar variasi, setiap pose kaki kuda di patung-patung tersebut rupanya memiliki maknanya sendiri, geng.
Belum tahu? Yuk, baca ulasan Jaka berikut!
1. Kaki depan kuda terangkat dua-duanya

Patung kuda dengan kedua kaki depan terangkat bukan dibuat supaya terlihat keren dan gagah saja, loh.
Hal tersebut memiliki arti bahwa pahlawan yang menunggangi kuda tersebut gugur di medan tempur.
Mereka adalah pejuang hebat yang terus berkorban hingga titik darah penghabisan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
Salah satu patung kuda dengan kaki depan terangkat seluruhnya adalah patung Pangeran Diponegoro yang tengah menunggang kuda.
Dalam beberapa versi, terlihat pula jari telunjuk Pangeran Diponegoro yang menunjuk ke depan atau sedang memegang tombak, seperti siap menerjang pasukan musuh.
2. Kaki depan kuda terangkat satu

Nah, kalau yang satu ini memiliki arti yang berbeda lagi, geng.
Jika kamu melihat patung pahlawan yang sedang menaiki kuda yang kakinya terangkat satu, itu berarti tokoh tersebut meninggal karena luka yang didapat saat berperang.
Jadi, tokoh tersebut tidak meninggal di tengah medan perang ya, geng.
Hanya saja, kondisi para pahlawan tersebut tidak kunjung membaik hingga akhirnya mereka gugur saat tidak sedang bertugas.
Contoh dari patung kuda yang kakinya terangkat satu adalah monumen Jenderal Gatot Soebroto yang berada di depan Rumah Sakit Margono Soekarjo di Purwokerto, Jawa Tengah.
3. Kaki kuda tidak terangkat

Ada juga beberapa patung pahlawan dengan kuda yang kakinya tidak terangkat, seperti halnya patung Jenderal Soedirman.
Seperti kita ketahui, Panglima Besar TNI Jenderal Sodierman tutup usia karena penyakit TBC yang dideritanya.
Cerita tentang kepiawaiannya memimpin perang gelirya meskipun harus ditandu menjadi bagian besar dari sejarah kemerdekaan Indonesia.
Karena beliau meninggal karena sakit, patung kudanya tidak memiliki kaki yang terangkat.
Ini menunjukkan bahwa para pahlawan yang duduk di atas kuda dengan semua kakinya menapak tanah meninggal karena sakit atau usia lanjut.
4. Patung kuda saja

Selain kuda dengan penunggangnya, ada beberapa patung yang hanya menampilkan kudanya saja. Lantas, apakah ada arti tertentu?
Dalam hal ini, tergantung pada tujuan dibuatnya, geng. Ada yang memiliki arti, ada yang sebagai pajangan saja.
Sebagai contoh, Patung Kuda Windu yang menjadi maskot Kota Kuningan.
Kuda windu yang biasanya terjun ke medan perang itu adalah ikon Kuningan sebagai Kota Kuda.
Akhir Kata
Nah, itu dia arti pose patung kuda yang perlu kamu ketahui, terutama di bagian kakinya.
Jika kamu belum pernah membaca sejarah mengenai seorang tokoh, saat ini kamu akan tahu penyebab kematiannya dengan memperhatikan kaki patung kudanya saja.
Meski begitu, lebih baik jika kamu cek lagi di buku sejarah atau situs-situs web terpercaya, ya!
Semoga artikel ini menambah pengetahuanmu, ya!
Baca juga artikel seputar Out of Tech atau artikel menarik lainnya dari Ayu Kusumaning Dewi.