Kamu pasti tahu tentang wibu kan, geng? Istilah ini memang kerap digunakan untuk menyebut orang-orang yang terobsesi dengan negara Jepang secara berlebihan.
Menurut Jaka, banyak orang yang tidak menyukai wibu-wibu ini. Bahkan, tak jarang terlihat orang merendahkan para wibu dan menertawakannya.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Kali ini Jaka punya ulasan mengenai mengapa wibu dibenci oleh banyak orang. Yuk, langsung disimak aja artikelnya!
Alasan Mengapa Wibu Dibenci Orang
Seperti yang sudah Jaka sebutkan di atas, sebenarnya wibu adalah istilah yang digunakan untuk menyebut orang yang memiliki obsesi terhadap kebudayaan Jepang secara berlebihan.
Artinya, seorang wibu berusaha bertingkah seperti orang Jepang, berbicara dengan menggunakan bahasa Jepang, dan tak jarang merendahkan budaya sendiri.
Jadi, kalau ada orang yang suka menonton anime, belum tentu ia seorang wibu. Bisa saja dia hanya menyukai film animasi dari Jepang tersebut tanpa tertarik belajar budayanya lebih dalam.
Lantas, mengapa orang-orang banyak yang membenci wibu?
1. Sudah Terlanjur Berkonotasi Negatif

Banyak orang yang sebenarnya hanya ikut-ikutan saja tidak menyukai wibu. Mereka dianggap aneh dan susah untuk diajak bicara.
Hal ini dapat terjadi karena kata wibu itu sendiri sudah terlanjur berkonotasi negatif di masyarakat, sehingga siapapun yang suka hal-hal berbau Jepang dianggap jelek.
Parahnya, hanya karena orang suka nonton anime atau belajar bahasa Jepang langsung dijuluki sebagai wibu. Padahal, hal tersebut belum tentu benar.
2. Hidup Sendirian dan Mengabaikan Aspek Sosial

Wibu juga identik dengan kehidupan anti sosialnya. Mereka lebih memilih untuk mengasingkan diri di kamar sambil menonton anime favoritnya di kamarnya yang penuh dengan poster anime.
Akibatnya, mereka acuh terhadap kehidupan sosial dan seolah-olah tidak membutuhkan bantuan orang lain.
Selain itu, pandangan negatif orang terhadap dirinya juga membuatnya semakin yakin untuk tidak berhubungan dengan dunia luar.
3. Menyukai Budaya Jepang Secara Berlebihan

Wibu selalu mengagung-agungkan kebudayaan Jepang, terkadang secara berlebihan. Mereka ingin mengenakan pakaian Jepang hingga menggunakan bahasa Jepang dalam sehari-hari.
Masalahnya, terkadang saking cintanya sama budaya Jepang, mereka sampai merendahkan budaya mereka sendiri!
Tentu hal tersebut sangat disayangkan, karena mau bagaimanapun kita tidak boleh melupakan budaya kita sendiri.
Alasan Lainnya . . .
4. Dianggap Kekanakan

Anime sering kali dianggap sebagai tontonan anak kecil, sama seperti kartun. Padahal, anime pun memiliki rating usianya sendiri, sama seperti drama Korea.
Ujung-ujungnya, orang yang menonton anime dianggap kekanakan dan tidak dewasa sama sekali. Justifikasi seperti ini justru muncul dari orang yang belum pernah menonton anime.
Memang ada wibu yang sikapnya juga kekanakan sekali, tapi menggeneralisir semua seperti itu tentu juga kurang elok.
5. Terobsesi dengan Karakter 2D

Jika level wibunya sudah akut, biasanya seseorang lebih memilih karakter 2D sebagai pasangan mereka daripada manusia sungguhan.
Mereka punya banyak sekali alasan mengapa memutuskan untuk memiliki kekasih yang tidak berbentuk nyata.
Tentu hal ini dianggap oleh masyarakat sebagai ketidaknormalan, bahkan tak sedikit yang mengganggap wibu memilki kelainan mental.
6. Suka Berbuat Aneh dan Norak

Pernah punya teman yang kalau lari tangannya diarahkan ke belakang? Atau tiba-tiba berbicara dalam bahasa Jepang yang dicampur aduk sama bahasa Indonesia?
Tingkah-tingkah aneh dan norak itulah yang membuat orang merasa ilfeel dengan para wibu. Mereka tentu merasa malu jika ada temannya yang berbuat konyol seperti itu.
Maka dari itu, banyak orang yang meninggalkan teman wibunya karena merasa malu dan tak sanggup berkawan dengannya.
7. Jarang Mandi...?

Julukan yang sering melekat pada wibu adalah bau bawang. Hal ini terinspirasi dari bau badan para wibu yang cukup menyengat.
Katanya, para wibu tersebut jarang mandi karena menghabiskan waktunya seharian di kamar untuk maraton anime ataupun membaca manga.
Karena bau inilah banyak yang menghindari wibu. Kalau kamu penasaran, coba deh datang ke acara Jepang di kampus-kampus dan rasakan sendiri sensasi aroma bawang yang bertebaran!
Akhir Kata
Jaka menghimbau kalian untuk tidak menghina siapapun, termasuk wibu. Kalau kalian memiliki teman yang wibu akut, coba dikasih pengertian secara baik-baik.
Beritahu dia tidak ada yang baik dengan yang namanya berlebihan, termasuk menyukai budaya bangsa lain yang belum tentu cocok dengan kita.
Suka dengan kebudayaan Jepang boleh-boleh saja, asal jangan sampai melupakan budaya sendiri yang sejatinya lebih kaya dan beragam.
Baca juga artikel seputar Wibu atau artikel menarik lainnya dari Fanandi Ratriansyah.