Disney terkenal dengan film-film animasinya yang mengangkat tema seputar keluarga, persahabatan, dan perjuangan. Tentunya film dengan tema-tema tersebut aman untuk ditonton oleh anak-anak, dong?
Tapi jangan salah, geng, ternyata ada juga beberapa adegan dalam film-film Disney yang sebenarnya terlalu kelam dan justru nggak cocok untuk ditonton oleh anak-anak.
Meskipun demikian, film-film dengan adegan kurang ramah anak ini justru lolos tayang dengan rating G (General), yang berarti film ini aman untuk ditonton segala usia, termasuk anak-anak.
Kalau kamu sudah penasaran dengan film-film Disney apa saja yang memuat adegan kurang pantas bagi anak-anak, simak penjelasan Jaka di bawah ini.
5 Adegan Film-Film Disney yang Tidak Ramah Anak
Mulai dari menampakkan adegan kematian secara jelas, proses menuju kematian yang dibuat menegangkan, hingga lagu pembuka yang rasis, semua ada di film-film animasi Disney. Kalau kamu tidak memerhatikan, bisa jadi adegan ini terlewatkan begitu saja, geng.
Mengangkat tema yang cukup dewasa seperti kematian, peperangan, hingga rasisme, beberapa adegan dalam film-film Disney di bawah ini dinilai tidak sesuai dengan target penonton mereka yang merupakan anak-anak.
1. Kematian Mufasa - The Lion King (1994)

Bagi kamu yang sudah menonton film Lion King, pasti kamu masih ingat dengan scene kematian Mufasa. Bagaimana tidak, scene itu dinobatkan sebagai salah satu scene paling menyedihkan dalam sejarah perfilman Disney.
Hal yang membuatnya lebih mengharukan lagi adalah Simba mendatangi ayahnya yang telah mati karena terinjak oleh sekawanan wildebeest (rusa kutub) setelah terjatuh dari tebing dan berusaha membangunkannya.
Masalahnya, kematian Mufasa benar-benar diperlihatkan dalam film, sehingga adegan ini dirasa cukup traumatis bagi anak-anak.
Tidak hanya Mufasa, kematian Scar yang merupakan saudara Mufasa (dan penyebab kematian ayah Simba!) juga digambarkan dengan sangat tragis dan jelas.
Kematian Scar bukan karena terjatuh dari tebing sebagaimana dialami oleh Mufasa, melainkan karena sekawanan hyena yang sebelumnya menjadi pengikut setianya justru memakannya hidup-hidup karena tidak mendapatkan imbalan sebagaimana dijanjikan oleh Scar.
2. Medan Perang - Mulan (1998)

Mulan menjadi satu-satunya film Disney yang secara eksplisit berlatar belakang di medan perang. Lokasi ini dianggap sebagai suatu hal yang kurang tepat untuk dimasukkan dalam film anak-anak.
Salah satu adegan yang dianggap terlalu kelam untuk film anak-anak adalah ketika Mulan dan teman-teman pasukannya sedang berjalan dan bernyanyi bersama, hingga mereka sampai di sebuah desa yang secara jelas diperlihatkan sudah hancur lebur akibat serangan dari pasukan Mongol.
Tidak hanya itu, mereka juga memasuki medan perang yang di sekelilingnya terdapat tubuh pasukan-pasukan yang tewas terbunuh, termasuk komandan perang yang muncul di awal film.
Salah satu teman Mulan kemudian mengambil helm komandan tersebut dan memberikannya kepada anaknya dengan anggapan bahwa tubuh komandan tersebut terlalu tidak memungkinkan untuk dibawa pulang kepada keluarganya.
3. Kematian Orang Tua Tarzan - Tarzan (1999)

Film yang bercerita tentang hewan dan manusia yang tinggal di hutan ini dibuka dengan adegan menyedihkan. Kapal yang ditumpangi oleh Tarzan bayi dan orang tuanya terbakar dan tenggelam, hingga mereka terdampar di suatu tempat di Afrika.
Sayangnya, orang tua Tarzan kemudian mengalami kematian sangat tragis, meskipun hanya tersirat dan tidak ditampakkan di depan layar. Mereka diserang oleh Sabor, seekor jaguar yang akhirnya dibunuh oleh Tarzan ketika ia telah dewasa.
Hal ini diketahui dari darah di bulu Kala, seekor gorila yang mengadopsi Tarzan menjadi anaknya, ketika ia menyelamatkan Tarzan bayi dari serangan jaguar yang sama.
Selain itu, Clayton yang menjadi tokoh antagonis di film ini juga mengalami kematian tragis yang adegannya tidak cocok untuk ditampilkan kepada anak-anak. Ia tewas akibat terlilit tanaman rambat ketika bertarung melawan Tarzan.
Ketika Clayton berusaha melepaskan diri, ia justru menebas tanaman yang salah yang mengakibatkan lehernya terlilit dan tercekik hingga mati. Meskipun demikian, adegan ini juga tidak diperlihatkan secara jelas dan hanya ditampakkan melalui siluetnya secara sekilas.
4. Tempat Pembakaran Sampah - Toy Story 3 (2010)

Kalau kamu perhatikan baik-baik, sebenarnya film-film pendahulu Toy Story 3, yaitu Toy Story 1 dan Toy Story 2 juga memiliki adegan-adegan gelap.
Di film pertama, ada scene yang menampakkan mainan dengan anggota tubuh terpotong-potong. Sementara di film sekuelnya, topik yang diangkat juga lebih serius, yaitu ketertarikan Woody untuk menjadi immortal dan ditempatkan di sebuah museum di Jepang alih-alih kembali kepada Andy, si pemilik mainan.
Sementara itu di film ketiga, diperlihatkan adegan ketika Woody, Buzz, dan mainan-mainan lainnya hampir saja terbakar di tempat pembakaran sampah.
Hal yang membuat adegan ini semakin menegangkan, khususnya bagi anak-anak, adalah adanya jeda yang panjang ketika mainan-mainan tersebut sedang diangkut menuju tempat pembakaran, sehingga suspense-nya semakin terasa.
5. Lagu Pembuka yang Rasis - Aladdin (1992)

Pada 1993, satu tahun setelah film Aladdin dirilis, lirik lagu pembuka di film ini diganti dari "Where they cut off your ear if they don't like your face," yang berarti "Di mana mereka memotong telingamu jika mereka tidak menyukai wajahmu," menjadi "Where it's flat and immense and the heat is intense," yang berarti "Di tempat yang datar dan luas dan panasnya sangat intens".
Penggantian tersebut dilakukan karena lirik sebelumnya dirasa terlalu rasis. Selain dari segi soundtrack film yang dianggap bermasalah, film Aladdin juga memberikan stereotip terhadap masyarakat Timur Tengah yang digambarkan sebagai wilayah yang barbar.
Para karakternya, khususnya yang berperan sebagai antagonis, juga digambarkan sebagai tokoh dengan aksen asing, fitur wajah aneh, dan kulit yang lebih gelap.
Akhir Kata
Itu dia 5 adegan di film-film Disney yang dinilai terlalu gelap dan kurang cocok untuk disaksikan oleh anak-anak.
Bagaimana menurutmu, geng, apakah kamu setuju dengan pandangan tersebut, atau sebenarnya adegannya biasa saja? Tuliskan jawabanmu di kolom komentar di bawah, ya.
Baca juga artikel seputar Out Of Tech atau artikel menarik lainnya dari Sheila Aisya Firdausy.