Dalam era modern ini, pengembangan peralatan salat seperti sajadah telah mengalami evolusi. Kini kita sering menemukan sajadah dengan karakteristik yang lebih tebal dan empuk. Namun, penggunaan sajadah semacam itu tidak lepas dari kontroversi. Beberapa orang berpendapat bahwa penggunaan sajadah yang terlalu empuk dapat mengurangi makna mendalam dari sujud.
Ustaz Adi Hidayat (UAH), seorang dai kenamaan, memberikan peringatan kepada umat Muslim agar tidak menggunakan sajadah yang terlalu empuk atau tebal saat salat. Menurutnya, Nabi Muhammad SAW melarang penggunaan sajadah semacam itu.
UAH menjelaskan bahwa penggunaan sajadah terlalu empuk dapat menjadi penghalang antara kening dan tempat sujud sehingga kening tidak menempel dengan sempurna. Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa ketika seseorang sujud, kening harus menempel dengan sempurna pada tempat sujud.
"Kata Nabi, kalau engkau sujud, tempelkan dengan sempurna. Sehingga terasa, ada penempelan antara kening dengan tempat sujud," ujarnya.
Selain itu, UAH juga mengutip hadis dari Ibnu Abbas yang menyebutkan bahwa saat sujud ada tujuh anggota tubuh yang harus menempel pada tempat sujud, yaitu kening, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan jemari di kedua telapak kaki.
Penting untuk diingat bahwa dalam beberapa penelitian ilmiah juga ditemukan bahwa terdapat titik di area kening antara dua alis yang baik ditempelkan pada tempat sujud. Jika titik tersebut menempel dengan sempurna, maka akan memberikan dampak positif bagi tubuh.
Dalam rangka menjaga makna mendalam dari salat, Ustaz Adi Hidayat mewanti-wanti umat Muslim agar menggunakan sajadah yang tidak terlalu empuk atau tebal. Dengan demikian, kita dapat memastikan kening menempel dengan sempurna pada tempat sujud dan merasakan pengalaman salat yang lebih bermakna.
Terima kasih telah membaca artikel ini. Kami harap informasi ini bermanfaat untuk Anda. Jangan ragu untuk berbagi pandangan Anda tentang topik ini di komentar di bawah ini. Selamat menjalankan ibadah salat!