Bulan Ramadhan 1442 H yang kedatangannya tinggal menghitung hari telah menghadirkan rasa suka cita di sanubari kita semua.
Sebagai orang Indonesia yang besar dengan adat dan tradisi terjaga, pasti banyak dari kamu yang menyambut Ramadhan dengan aneka tradisi unik yang sudah biasa dilaksanakan setiap tahunnya.
Yup, rasa syukur akan kedatangan Ramadhan membuat berbagai tradisi di Indonesia ini dilakukan secara turun-temurun untuk menghadirkan vibe bulan puasa, geng.
Selain menyambut bulan penuh berkah dengan berbagai ide bisnis saat Ramadhan, mungkin kamu juga salah satu yang melaksanakan tradisi-tradisi berikut menjelang Ramadhan.
Coba deh, apakah tradisi khas daerahmu ada di daftar ini? Cek satu-satu, yuk!
1. Dugderan - Semarang

Festival khas kota Semarang ini sudah diadakan sejak tahun 1882 dan dipusatkan di pusat kota Semarang, geng.
Dugderan sendiri menandai dimulainya ibadah puasa di bulan Ramadhan yang disambut dengan cara menyalakan mercon dan kembang api. Perayaan tersebut juga dibuka oleh wali kota.
Dalam festival ini, ada kirab budaya dan pasar malam yang turut memeriahkan rangkaian acara tersebut.
Wah, meriah banget, nih. Kamu yang di Semarang suka mengikuti acara ini, nggak?
2. Meugang - Aceh

Tradisi Meugang yang telah mengakar di masyarakat Aceh sejak ratusan tahun lalu tersebut berwujud menyembelih hewan ternak yang biasanya adalah sapi atau kerbau, geng.
Hal ini karena kata 'meugang' sendiri artinya adalah membeli daging, yang biasanya dilakukan di menjelang Ramadhan dan beberapa hari sebelum Idul Fitri.
Daging hewan yang telah disembelih kemudian dibagikan kepada tetangga sekitar dan sebagian lainnya diolah menjadi berbagai masakan untuk makan-makan bareng keluarga.
Wah, cukup mirip dengan tradisi saat Idul Adha, ya!
3. Nyorog - Betawi

Masyarakat Betawi juga punya tradisinya sendiri untuk menyambut bulan penuh rahmat, yaitu dengan melaksanakan tradisi Nyorog.
Nyorog dilakukan untuk mengingatkan keluarga bahwa sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan, sekaligus menjalin silaturahmi, geng.
Pada tradisi tersebut, setiap keluarga akan membagikan berbagai bingkisan berisi bahan-bahan makanan, ikan bandeng, dan daging kerbau kepada sanak keluarga.
Tak jarang pula bingkisan yang diberikan berisi makanan khas Betawi yang dihantar menggunakan rantang. Biasanya ada sayur gabus pucung yang khas, loh. Lezatnya~
4. Pacu Jalur - Riau

Yang satu ini cukup berbeda nih, geng. Bukan festival atau makan-makan, tradisi Pacu Jalur di Riau adalah sebuah perlombaan dayung yang biasa dilakukan di Sungai Batang Kuantan.
Tradisi Pacu Jalur sendiri memiliki sejarah yang panjang dan telah dilakukan sejak abad ke-17, geng.
Setelah berlomba, acara Pacu Jalur diakhiri dengan tradisi lainnya yaitu Balimau Kasai, yaitu kegiatan mensucikan diri menjelang matahari terbenam hingga malam hari.
5. Munggahan - Jawa Barat

Suku Sunda yang umumnya bermukim di provinsi Jawa Barat juga punya tradisi yang nggak kalah mengasyikkan karena agenda utamanya adalah makan-makan geng, hihi.
Munggahan sendiri berasal dari kata 'unggah' yang dalam Bahasa Sunda berarti 'naik'.
Maksud dari kata tersebut adalah bahwa kita akan naik ke bulan yang suci atau tinggi derajatnya. Tradisi ini dimaksudkan sebagai bentuk rasa syukur dan pembersihan diri, geng.
Pelaksanaannya sendiri cukup bervariasi, tetapi biasanya sih, keluarga dan kerabat saling berkumpul, maaf-maafan, berdoa bersama, dan tentunya makan bareng.
6. Apeman - Yogyakarta

Sama seperti banyak tradisi lainnya, Apeman juga telah dilaksanakan secara turun-temurun oleh masyarakat Yogyakarta.
Tradisi tersebut digelar sebagai bentuk peringatan atas bertahtanya seorang sultan, geng, sehingga Apeman selalu digelar oleh Keraton Yogyakarta setiap tahunnya.
Sesuai namanya, dalam acara ini banyak disediakan kue apem sebagai simbol ungkapan rasa syukur dan permohonan ampun.
Tak cuma di keraton, masyarakat pada umumnya juga turut membuat kue apem di rumah dan membagikannya kepada tetangga, geng.
Biasanya tradisi ini juga diawali dengan kegiatan ziarah ke makam anggota keluarga yang telah tiada.
7. Malamang - Sumatera Barat

Tradisi yang satu ini khusus dilaksanakan oleh ibu-ibu di Sumatera Barat jelang Ramadhan karena agenda utamanya adalah masak-masak, geng!
Sebutan Malamang digunakan karena para ibu-ibu akan memasak lemang yang terbuat dari beras ketan putih dan santan yang dimasukkan ke dalam bambu.
Setelah itu, lemang dimasak di atas tungku dan dibakar hingga matang.
Meski terdengar sederhana, tradisi ini secara tidak langsung membuat masyarakat saling berkumpul sehingga mempererat silaturahmi dan meningkatkan kekompakan antar warga. Bermakna banget, kan?
Akhir Kata
Mempelajari tradisi-tradisi di atas bikin nggak sabar ingin menyambut datangnya bulan suci Ramadhan ya, geng.
Membayangkan hangatnya bulan penuh rahmat sambil melakukan amalan-amalan baik bersama orang-orang terkasih tentunya bisa memotivasi kita supaya bulan Ramadhan tahuni ini lebih baik dari sebelumnya.
Ngomong-ngomong, karena pandemi masih ada, apakah tradisi jelang Ramadhan di daerahmu masih tetap digelar, geng?
Baca juga artikel seputar Ramadhan atau artikel menarik lainnya dari Ayu Kusumaning Dewi.
Simak juga beberapa artikel menarik lainnya dari Jalan Tikus berikut ini:
12 Potret Busana Cantik Para Artis di Rangkaian Acara Aurel-Atta, Glamor dan Elegan!
8 Bencana Paling Mengerikan Akibat Ulah Manusia, Akibat Serakah dan Acuh!
Butiran Emas Ditemukan di Pantai Maluku | Ada Gunung Emas di Laut?
Sepak Terjang Hesti Sutrisno, Wanita Bercadar yang Memelihara 70 Anjing di Rumahnya