Tidak sedikit perantau Indonesia yang malah sukses berbisnis di luar negeri, lho, salah satunya Rustono, seorang pengusaha tempe di Jepang.
Suatu sore di kaki bukit di luar Kyoto, Jepang, pria itu menutup rolling door dari suatu bangunan besar dan bergegas untuk memperkenalkan diri dengan senyuman hangatnya.
"Saya Rustono, pengusaha tempe di Jepang yang lahir di Grobogan, Jawa Tengah. Saya punya dua pabrik, salah satunya di belakang saya," katanya.
Rustono memperlihatkan suasana sekitar pabriknya yang terletak di tengah pegunungan. Tak jauh dari sana, ada banyak pohon pinus dan sungai kecil.
"Inilah mimpi kami, banyak hadiah dari alam. Kayu bisa untuk bakar boiler, air pegunungan untuk proses pembuatan tempe," ujarnya sambil menunjuk ke kejauhan sekitar 1 kilometer, pabrik tempenya yang pertama.
"Kami produksi 10.000 bungkus setiap lima hari dan mengirimnya ke lebih dari 1.000 titik di Jepang, termasuk restoran, katering, sekolah, hotel, toko, orang Indonesia di Jepang, maskapai penerbangan, dan masih banyak lagi," tambahnya.

Sumber foto: BBC
Jadi Pionir Tempe Usai Ditolak Bertahun-tahun

Sumber foto: BBC
Perjuangan untuk mendirikan 2 pabrik dengan produksi ribuan bungkus tempe telah dimulai lebih dari 20 tahun lalu, yang tentunya diwarnai berbagai kendala dan penolakan.
Rustono menceritakan walaupun di Jepang sendiri cukup banyak makanan yang berbasis kacang kedelai, seperti nato, tetapi hanya sedikit yang mengetahui tempe.
Untuk memperkenalkan tempe, ia pun harus mendatangi banyak restoran dan toko-toko sambil membawa bungkusan putih berisi tempe.
Proses membuat tempe juga memiliki tantangan tersendiri. Kala itu pria yang sebelumnya bekerja di salah satu hotel di Yogyakarta ini ternyata belum pernah membuat tempe.
"Saya telepon ibu untuk menanyakan cara membuat tempe, lalu saya coba buat dan kasih ke tetangga, enggak berhasil, karena di sini ada empat musim, sehingga memengaruhi pembuatan tempe," kenangnya.
"Saya cari akal untuk memberi penghangat kadang jadi, kadang enggak," sambungnya sambil terkekeh.
Namun, tekadnya untuk menjadi pengusaha tempe ternyata sudah mantap.
"Saya berpikir bisa menjadi pionir di Jepang," ucapnya.
"Produksi tempe pada tahun-tahun awal tidak bisa digunakan untuk menghidupi keluarga," ungkap Rustono yang menikahi seorang perempuan Jepang dan dikaruniai 2 putri.
Karena itu, ia pun bekerja di berbagai cafe, perusahaan sayuran, perusahaan makanan, dan juga melakukan pekerjaan serabutan termasuk "memotong rumput dan mengaspal jalan."
Memasuki tahun ke-8 pembuatan tempe, bisnisnya masih belum menghasilkan, tetapi Rustono malah berpikir untuk memperluas tempat pembuatan tempe dengan memasang atap dan balok.
Pada Desember 2005 silam hujan salju turun cukup deras, tetapi dengan semangat yang meluap untuk meraih mimpi, Rustono dan keluarganya tetap bekerja.
Adalah semangat yang aneh dan ganjil untuk tetap bekerja ketika salju tengah menghujani pemukiman Anda.
Tindakannya yang nekat tetap bekerja saat salju turun ternyata menjadi titik balik.
"Dua hari kemudian, saya dapat telepon dari orang-orang yang menolak saya, meminta dibawakan tempe. Mulai banyak yang pesan juga," kenang Rustono.
Setelah berjuang cukup lama, sekitar tahun 2008, usahanya pun mulai menghasilkan sehingga bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Ia mendatangi banyak restoran dan mendiskusikan berbagai kemungkinan menu menggunakan tempe.
Menurut Rustono, ada banyak menu yang bisa dikombinasikan dengan tempe, termasuk miso tempe dan sushi tempe.

Sumber foto: BBC
Rustono, si Raja Tempe di Jepang mengungkapkan bahwa ia masih terus mengejar mimpi-mimpinya yang lain.
Ia bertekad untuk senantiasa memberikan pelatihan bagi siapa pun yang tertarik untuk membuat tempe di negara masing-masing.
Dari banyak muridnya, yang juga tersebar di China, Korea Selatan, Rusia, Austria, Polandia, dan Prancis, ia mengaku tidak semuanya berhasil.
"Namun, saya tak risau. Saya hanya mencari satu orang di setiap negara yang mau bermimpi bersama saya untuk mempopulerkan tempe di negara masing-masing," tutupnya.

Sumber foto: BBC
Pengusaha Tempe Asal Meksiko

Sumber foto: BBC
Sementara itu, di Meksiko, ada seorang wanita muda yang menceritakan alasannya sehingga memutuskan untuk mengolah dan memproduksi tempe.
Dengan penuh semangat, ia menggunakan sepedanya untuk mengantar tempe kepada para pelanggannya di tengah kebisingan dan kemacetan kota.
Ia juga membuat kemasan tempe yang menarik dengan tulisan berbahasa Spanyol, "Hadiah Indonesia untuk dunia."

Sumber foto: BBC
"Saya Luisa Velez, saya membuat tempe. Saya jatuh cinta kepada tempe saat pertama kali mencobanya di Yogyakarta," katanya bangga.
Kala itu Luisa mengunjungi Indonesia dalam rangka program Darmasiswa, beasiswa dari Kementerian Luar Negeri.
"Saya ingin orang-orang tahu, bahwa tempe adalah warisan yang datang dari negara indah nan kaya akan budaya. Saya merasa memperoleh kehormatan, dapat menyebarkan makanan Indonesia yang luar biasa dan bergizi ini."
Luisa, seorang sarjana nutrisi yang mengaku telah membuat tempe lebih dari 15 tahun, menyatakan bahwa ia belajar membuat tempe dari Rustono.
"Saya terinspirasi dari dia. Rustono menjadi mentor dan mitra bisnis saya. Sejak bertemu dengannya, hidup saya berubah dan saya sangat berterima kasih kepadanya," ucap Luisa bahagia.
"Beberapa tahun lalu saya ke Indonesia dengan Rustono. Ada kalimat yang muncul dari hati kami, kata-kata itu adalah tempe adalah hadiah Indonesia untuk dunia. Kata-kata itu tertulis di kemasan tempe kami di Meksiko."
Luisa merupakan salah satu dari sekian banyak murid dan mitra bisnis Rustono. Banyak dari mereka yang datang langsung ke Jepang untuk belajar secara langsung.
Setelah pertama kali mencicipi tempe goreng (yang awalnya ia pikir kacang goreng), tempe langsung menjadi menu utamanya dari sarapan hingga makan malam.
"Saya terkejut dengan rasa yang luar biasa. Saya jatuh cinta kepada tempe, dan sejak itu, setiap hari saya makan tempe untuk sarapan, makan siang, dan makan malam," kenang Luisa.
"Setelah kembali ke Meksiko tidak ada yang menjualnya dan saya memutuskan untuk membuat sendiri," lanjut Luisa.
"Saya mulai dari nol, tidak punya modal, tetapi saya terdorong dan terinspirasi oleh Rustono, untuk memperkenalkan tempe ke orang-orang Meksiko."
Ia juga mengungkapkan bahwa tidak ada yang mengenal tempe di sana dan itu tentu membuatnya kesulitan untuk menjalankan bisnis.
"Tidak ada yang tahu tempe, kecuali komunitas orang Indonesia atau orang asing yang pernah ke Indonesia atau orang Eropa atau Amerika Serikat di mana tempat lebih populer, katanya.
"Jadi, sulit untuk mengembangkan tempe. Karena itu, saya perlu waktu sampai tempe bisa benar-benar menghasilkan."
Keluarganya yang sangat supportive, menjadi andalan finansial untuk membantunya dalam mengembangkan bisnis kuliner ini.
"Pembuatan tempe sangat sulit, perlu kerja keras, banyak malam tanpa tidur, frustrasi dan perlu perhatian ke detail. Proses pembuatan makanan ini perlu memperhatikan suhu dan terkadang tidak terduga jika kelembaban berubah," ungkap Luisa.
"Setiap sen yang saya dapat, saya investasikan lagi untuk buat alat, membeli kedelai, sampai akhirnya mulai berkembang dan pelanggan semakin banyak. Jadi, makan waktu. Pelan-pelan pendapatan mulai ada," sambung Luisa bersemangat.
Beberapa tahun terakhir ini, Luisa akhirnya mulai bisa hidup dari usaha tempenya.

Sumber foto: BBC
"Saat ini, saya dibantu tim saya di dalam produksi dan distribusi. Di Meksiko, kami naik sepeda untuk mengirim tempe, sehingga membantu untuk mengurangi polusi di sini. Sangat efisien dan tak terganggu kemacetan."
Ia juga mengungkapkan bahwa sebagian besar distribusi tempenya dilaksanakan di kota Meksiko, tetapi pengiriman ke kota dan negara bagian lain semakin meningkat.
Jadi, apa menu favorit orang Meksiko yang bisa dikombinasikan dengan tempe?
"Ada yang dalam membentuk tempe burger, atau dicampur taco dan bahan lokal, seperti guacamole," ungkapnya.

Sumber foto: BBC
"Banyak juga yang mencampurkannya dengan resep sendiri, karena tempe sangat fleksibel, bisa dicampur dengan bahan apapun," tambahnya.

Sumber foto: BBC
Baca juga artikel Ragam atau artikel menarik lainnya dari Brenda Prima.
BACA JUGA
100+ Bio IG Keren, Lucu, & Aesthetic 2021, Followers Auto Nambah!
Higgs Domino RP APK Versi Lama & Terbaru 2021, Dapat Koin Melimpah!
10 Potret Rumah Tukul Arwana Seharga Rp80 Miliar | Bukti Perjuangan Dari Bawah!
12 Potret Kocak Artis Cantik Saat Tidur Mangap | Tetap Memesona!
6 Anak Artis Indonesia yang Jadi Aparat Negara | Dari Polisi Hingga Tentara!